18

3 0 0
                                    

    Mungkin benar apa kata mama, Arjun, Devan, dan Varo itu tidaklah nyata.

Aca memutuskan untuk melupakan kejadian yang bertahun-tahun sudah Aca jalani bersama 3 pria tersebut. Walaupun sulit.

    Hari ini hari pertama Aca masuk sekolah, sebagai murid baru.

    Membuka pintu kamar dan suasana rumah yang Aca inginkan tercapai. Berbeda sekali dengan orang tuanya yang dulu. Orang tua asli Aca sangatlah baik.

    Dilantai bawah sudah tersedia roti dan susu untuk Aca. Aca sangat beruntung mempunyai kedua orang tua seperti mereka. Kini Aca melahap roti tersebut dan meminum susu tersebut sampai habis.

    Lalu Aca segera berangkat menuju sekolahnya.

    Memulai hidup yang baru. Itu yang akan Aca lakukan.

*

    "Dah pah" Aca tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya kepada papanya yang habis mengartarkannya.

    Berbalik badan dan melihat sekolah barunya. Menghela nafas dengan lembut dan berjalan memasuki gerbang.

    Tiba-tiba semua murid keluar dari kelasnya dan berjalan ke arah lapangan.

    Ohiya upacara! Sekarang hari senin.

    Aca berlari memasuki kelas untuk menaruh tasnya, mencari kursi kosong.

    Lanjut berlari keluar kelas. Sangking terburu-burunya Aca tak sengaja menabrak seseorang.

Brugh!

    "Aw!" Aca langsung memegangi dahinya yang tertabrak. Dan menatap cowo tersebut.

    Aca membelalakkan matanya. Tak percaya apa yang kini ia lihat.

    "Devan?!" senang, bahagia, gembira, saat bertemu dengannya. Seperti mimpi.

    "Lo... Tau darimana nama gue?" tanya cowo tersebut.

    "Lo ga inget gue?! Gue Aca Van! Gue Acaaa!"

    Masa iya ga ingat?

    "Dih orang gila"

Aca langsung memeluk Devan.


    "Eh apa-apaan ini! Orang gila, dasar orang gila! Main peluk-peluk aja!"

-Tamat-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Walking SoulWhere stories live. Discover now