Bersenang-senang

29 4 0
                                    


Tettt tetttt tettt

Derap langkah kaki terdengar menggema di setiap ruangan. Semua angkatan 28 berlari menuju tengah lapangan ketika mendengar bunyi bell, sesuatu yang selalu mereka lakukan ketika jadwal keluar asrama telah tiba.

"Berhitung mulai!" Suara lantang kepala asrama membuat semua anak memperhatikannya.

"1 2 3..... 45" ketika di rasa sudah lengkap jumlah anak yang akan keluar asrama dan sesuai dengan daftar nama, maka yang akan di lakukan sang kepala asrama selanjutnya adalah mengingatkan mereka untuk kembali tepat waktu.

"Perhatian untuk semuanya. Seperti biasa, saya akan selalu mengingatkan kepada kalian, bahwa kalian harus sampai di asrama sebelum jam 18.00" setelah mengingatkan mereka, sang kepala asrama meninggalkan tempatnya. Semua anak juga ikut meninggalkan lapangan dan pergi keluar asrama menuju tempat yang akan mereka datangi.
.
.

"Yakin kau tak mau ikut dengan kami?" Tanya Tee.

"Ikut saja dengan kami, nanti kau hilang jika sendirian" sambung Wave.

"Ayolah Kit, kita akan bersenang-senang nanti. Kau akan rugi jika tidak bergabung dengan kami" ucap Ssing memanas-manasi.

"Keputusanku sudah final. Aku tak akan ikut kalian. Aku sudah mempunyai rencana sendiri tanpa melibatkan kalian"

Kali ini Krist akan berburu novel dan komik keluaran terbaru tanpa melibatkan teman-temannya. Krist tak mau rencananya gagal seperti sebelum-sebelumnya. Sangat merepotkan jika ketiga temannya itu ikut, pasti mereka akan mengganggunya dan ujung-ujungnya ia tak mendapatkan apa yang ia cari.

"Sudahlah, percuma saja membujuk Kit jika keputusannya sudah final"

"Bagus sekali Wave. Keputusanku sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi. Oh jangan sampai kalian telat karena terlalu bersenang-senang" ucap Krist sambil berlalu begitu saja meninggalkan mereka.
.
.

Toko yang tak terlalu besar tetapi lengkap dengan berbagai macam novel dan komik serta buku bacaan lainnya terlihat jelas dari sebrang jalan di tempat Krist menikmati makan siangnya sekarang, dimana lagi jika bukan kedai favoritnya yang selalu ia rindukan dan setelah perutnya terisi ia segera bergegas menuju tempat yang sudah lama tak di kunjungi itu.

Ting..
Suara lonceng berbunyi ketika Krist membuka pintu toko yang sekarang ia masuki.

"Kit, ternyata itu kau. Sudah lama tak berkunjung ke sini. Aku merindukanmu"

Suara itu menyambut kedatangannya. Senyum Krist mengembang melihat gadis cantik itu menghampiri dirinya dan memeluknya.

"Kau semakin besar ya, tinggi badanmu hampir menyamaiku" ucap Krist sambil melepaskan pelukan mereka.

"Lihat saja aku akan semakin bertambah tinggi dan melebihimu" ucap gadis berambut panjang di depannya.

"Kalau kau bisa" jawab Krist mengejek.

"Ya sudah sana, cari saja apa yang kau mau. Ku yakin semuanya ada di sini"

Krist merasa seperti bukan pelanggan di sini. Gadis itu bukan seperti mempersilahkannya melainkan lebih seperti mengusirnya.
.
.

Hari semakin gelap, matahari sedikit demi sedikit menghilang di sebelah barat meninggalkan bias-bias cahaya jingga yang indah. Anak-anak yang keluar asrama mulai berdatangan satu persatu dan melapor ke kepala asrama.

Tiga sekawan yang habis bersenang-senang terlihat berlari tergesa menuju kantor untuk melapor sekembalinya mereka dari luar.

"Untung saja belum telat. Kau sih dari tadi sudah ku ingatkan jangan lama-lama tapi tak mendengarkan"

just meet but not to uniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang