Terbangun dari tidur yang cukup panjang, tidak menyisakan ingatan apapun, dan sebuah fakta yang (Name) ketahui adalah dirinya yang akan membantu Rhodes sebagai seorang Doctor. Awalnya (Name) terlihat kebingungan. Bahkan, kewalahan. Tetapi, ia mulai terbiasa melakukan hal tersebut. Mau tidak mau, itulah sebuah kewajiban yang harus (Name) lakukan.Hari demi hari telah berlalu. Banyak kisah, pengalaman, dan kenangan yang sudah (Name) lalui. Entah ia merasa bahagia dan senang ketika mendengar semakin banyak yang mendukung dirinya, atau rasa sakit saat melihat banyaknya korban dan teman seperjuangan yang tumbang. Semakin lama, waktu terus berjalan--membuat (Name), terbiasa dengan semua hal itu.
Saat ini, (Name) terbangun dari tidurnya. Tertidur dengan kepala di atas meja, ternyata ia lebih memilih hal seperti itu daripada menyandarkan kepala beserta tubuhnya di kursi. Hanya bisa menghabiskan dua jam untuk tidur karena sebelumnya ia memiliki tanggungan yang belum ia selesaikan. Ia menghela nafas perlahan sebelum kembali mengangkat kepalanya. Beranjak dari kursinya, lalu berjalan menuju keluar dari ruangan karena seseorang mengetuk pintu--sehingga membuaynya terbangun tadi.
"Pagi, Doctor (Name)!" Sapa Amiya kepada (Name) ketika ia keluar dari ruangannya sembari menutup pintu. Sesekali, (Name) menguap karena rasa kantuknya.
"Pagi, Amiya. Ada yang bisa ku bantu?" Tanya (Name) setelah membalas sapaan dari Amiya sambil tersenyum kecil.
"Dr. Kal'tsit memanggil Anda di ruangan nya segera setelah sarapan." Jelas Amiya. (Name) pun mengangguk. Kemudian sebelum meninggalkan tempat, (Name) bertanya sekali lagi pada Amiya,"Ah, apakah kau melihat Phantom?"
Amiya terdiam, berpikir sejenak membuat suasana disekitar hening.
"Aku pikir belum, Doctor."
"Begitu. Terima kasih atas infonya ya, Amiya." Ucap (Name) lantas berjalan meninggalkan Amiya sambil melambai pada sang gadis tersebut.
Setiap langkah yang (Name) lewati, setiap detik berlalu.
__***__
Last year
Phantom x Fem!Doctor
- good bye -__***__
Beberapa jam kemudian telah berlalu, akhirnya (Name) memutuskan meninggalkan ruangan Kal'tsit. (Name) menghela nafas. Setelah berunding dengan Kal'tsit tadi, cukup menguras pikirannya. Ditambah lagi, keadaan disini yang semakin kacau. Suasana di Rhodes Island tidak begitu baik, beberapa orang di sana ada yang bergegas untuk melakukan tugasnya, berdiskusi bersama, atau bahkan melakukan percobaan. Itulah yang (Name) lihat ketika ia berjalan untuk pergi ke ruangannya. Namun, (Name) teringat jika ia belum menemui seseorang yang ia cari sedari tadi, Phantom. (Name) memutuskan untuk kembali ke ruangannya.Sambil memijat-mijat pelipis kepala, (Name) memasuki ruangannya. Pusing dengan kewajiban yang ia tanggung. Tetapi, kedua indera pengelihatan (Name) terpaku pada seseorang berjubah hitam, dengan seekor kucing hitam berekor dua di atas pundaknya. Seorang pemuda yang sedang memperhatikan meja kerja milik (Name) dengan seksama dengan membawa selembar kertas di tangan kirinya.
"Phantom, aku mencari mu sedari tadi. Kemana saja kau?" Tanya (Name) khawatir, berjalan mendekati Phantom.
"Aku tidak kemana-mana, (Name). Bahkan, kau tidak perlu mencari ku karena aku selalu bersama mu, bukan?" Ujar Phantom sambil tersenyum kecil. (Name) menghela nafas perlahan ketika ia berada di hadapan Phantom sambil melipat kedua tangannya di depan dada--memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Phantom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Year || Phantom - Arknights
FanficJantung memompa darah ke seluruh tubuh. Ada yang menetes tetapi bukan darah, juga bukan air mata. Tanpa aku ketahui, hatiku menangis akibat siksa. . (Name), seorang dokter yang sedang berusaha menghilangkan Oripathy. Ia sudah lama bekerja bersama...