BEAUTIFUL - Prolog

40 28 21
                                    

"Kata siapa cantik itu mimpi buruk? Gue tanya sama kalian semua? Ada yang mau muka jelek jerawatan kayak gue? Ada yang mau dihina cuman karena jerawatan? Enggak bakal ada yang mau pasti nya, cuman orang bego yang mau itu dan lo yang udah cantik dari lahir tolong... jangan ngomong seakan lo udah pernah merasakan itu, cantik itu mahal, kenapa? Gue yang jerawatan satu harian bisa pakai lebih dari tiga produk belum ditambah masker mahal, dan kalian yang udah cantik dari lahir, jangan ngehina kita yang jerawatan kalau kalian gak tau cara kita berjuang. Lo pikir make up itu gampang? Mahal cuy, berapa banyak uang yang keluar cuman karena beli produk begituan, dan... kalian yang cowok enggak usah bacot hilang cewek itu cantik dari isi hatinya, apaan lihat muka bening dikit aja udah kayak bangsat, terus yang kalian bilang semua perempuan itu cantik? Makasih, karena udah buat orang-orang yang kayak gue percaya diri kembali, percaya bahwa enggak semua manusia itu jahat."

"Gue tanya sama kalian, ada yang mau pacaran sama cewek kayak gue? Enggak bakal ada lah, buta tuh cowok mau sama cewek jerawatan kayak gue, ya enggak? Yang bilang kita jorok karena jerawatan, fuck you... untuk lo, lo enggak tau gimana cara kita berjuang untuk dapat muka cantik yang kalian mau dan bodohnya kita, demi cowok rela menghabiskan uang untuk beli semua produk kosmetik itu."

"Cewek jerawatan dibilang... jorok, cewek gendut dibilang... badang, cewek kurus dibilang... orang sakit, cewek hitam dibilang... orang aneh, cewek pucat dibilang... mayat hidup, mau kalian itu apa? Enggak bosan lo pada hina kita yang enggak sempurna sebagai manusia ini? Kalau lo mau yang sempurna, kita mundur, tapi... kalau lo mau yang setia kita bakal ada buat kalian. Satu lagi, gue paling iri sama cewek cantik yang enggak ngotak lagi cantik nya, iri tanda tak mampu? Karena gue enggak bisa cantik, makanya gue lebih suka lihat orang cantik, untuk apa? Percaya diri, kalau gue juga cewek sama kayak dia, sama-sama manusia, makannya juga nasi."

Seisi aula menatap sosok siswi disana yang terlihat mengepalkan kedua tangannya, menahan emosi yang selama ini dia pendam beserta rasa malu yang selalu menjadi bahan hinaan dari beberapa temannya.

Semua mata tertuju padanya, mendengarkan setiap kata yang dia lontarkan tanpa hentinya dengan sorot mata penuh benci akan kelakuan hina teman-temannya yang selalu menjadikan mereka yang dibawah standar layaknya sebuah barang yang bisa mereka kritik tanpa henti.

"Lihat dia!" tunjuknya pada siswi cantik yang berada di barisan terdepan, "cantik? Pastinya, dari awal kelas satu gue selalu iri lihat muka dia, sayang... gue enggak bisa jadi perempuan cantik yang kayak lo bayangkan, bahkan untuk bersikap manis aja gue enggak mau, capek tau enggak jadi kepribadian ganda. Didepan lo semua bersikap manis kayak bayi tapi dibelakang busuk kayak tai, lo pikir kita ngomong kayak gini karena apa? Sakit hati? Pastilah, orang bego mana yang enggak sakit hati sama kelakuan kalian yang selalu merendahkan orang-orang kayak gue, bangsat!"

"Gue juga capek tau enggak sih, dibilang munafik setiap saat, capek woi. Kalian mau kita itu gimana sih sebenarnya? Berusaha buat yang terbaik dari yang terbaik? Lo pikir pakai otak lo itu, emangnya lo orang baik? Sorry, lo pikir lo orang yang baik apa orang baik? Dua kalimat itu mirip tapi maknanya beda, sama artinya kayak lo orangnya cantik dengan orang yang cantik, beda kan? Pakai otak sekali lagi kalau ngomong."

Entah darimana asalnya keberanian dia berbicara didepan semua teman-teman satu sekolahnya pada hari kelulusannya. Hari yang seharusnya bahagia berubah menjadi hari dimana semua kebenaran terungkap berdasarkan hati mereka yang telah disakiti.

"Malu tau sebenarnya berdiri didepan kalian semua yang merasa... oh my god dari kaum kayak gue. Tapi, karena kita sesama manusia jadi gue yakin sama itu. Dan... lo yang pernah bilang kalau cewek yang punya senyuman tulus itu cantik, makasih banyak. Teman-teman gue semakin percaya sama diri mereka sendiri setiap harinya meski orang-orang bangsat tetap ada disekitar mereka."

Penjelasan itu membuat beberapa siswi yang berada dibarisan terdepan menatapnya kagum begitu juga dengan beberapa guru yang berada dibelakang para murid kelas dua belas itu. Tatapan kagum itu seakan menjadi penghargaan untuknya setelah tiga tahun lamanya dia memendam perasaan ini.

"Makasih, untuk kalian semua yang buat gue sadar kalau cantik itu memang berdasarkan wajah bukan hati, lo cantik dan kaya... itu terasa sempurna bagi gue sekalipun lo jahat, enggak bakal ada yang peduli sama poin terakhir itu, karena dimata mereka, mereka yang cantik itu berada di atas standar berbeda dengan kita, kaum yang jorok, pemalas, orang sakit, orang aneh, dan lainnya lah. Kita itu enggak bakal sama dengan mereka, kita cuman bisa percaya sama diri kita sendiri sama hati kita."

Dengan langkah berat dia melangkah turun dari podium menatap teman-temannya yang kini menatapnya penuh haru serta senang setelah mengungkapkan bagaimana perasaan mereka selama ini. Perasaan iri yang berdampak baik pada diri mereka sendiri tanpa mereka sadari itu.

Hari kelulusan yang seharusnya berakhir bahagia berubah menjadi hari dimana perpisahan itu benar-benar ada tanpa mereka sadari. Perpisahan yang hanya meninggalkan luka dan kenangan lama mereka, perpisahan yang membuka luka lama untuk dijadikan sebagai obat untuk menutupi rasa bersalah itu. Meski tidak tenang dalam setiap kata yang dilontarkan itu namun itu adalah kenyataan yang sebenarnya.

Hanya dia yang bisa membuat teman-temannya tau arti luka yang sebenarnya dan hanya dia seorang yang tau bagaimana cara bertahan hidup diantara mereka yang memiliki status berdasarkan paras itu. Meski terasa menyebalkan untuk mereka namun mereka akan sadar setelah nya karena yang mereka lihat saat ini adalah kebenaran dari segalanya.

°

"Cantik itu rumit, lo kira make up murah sampai harus pakai setiap hari?"

°

Percaya pada diri kalian sendiri jika kalian hidup bersama manusia, manusia yang selalu ada untuk kalian dan menanami kalian tanpa standar tersendiri😁

Thanks yang udah baca prolog nya🙏🙏

.
.
.
.
.

Lanjut➡️➡️

BEAUTIFUL [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang