#11

3K 513 100
                                    

Yang ga ninggalin jejak, mandul. WEGAGAGAGA boong.

Yang bilang next tapi ga vote aku tabok ya 😚

Valeria baru mengembalikan buku yang ia pinjam ke perpustakaan dan ingin berjalan-jalan sejenak sebelum ia harus ke aula untuk jam makan siang. Namun saat di belokan, sebuah tangan kekar menarik nya dan mendorong nya hingga ke dinding.

Valerie merasakan jantung nya berdegub kencang, pasal nya tidak ada murid satu pun di sini. "Professor-"

Remus menaikkan satu alis nya, "Kenapa?"

"Apa?'

"Kenapa kau membiarkan pria itu mencium pipi mu?" wajah Remus benar-benar tidak bersahabat dan itu membuat Valerie semakin ketakutan.

"Sir, dia hanya-"

"Sudah berapa kali aku bilang aku tak suka melihat mu dekat dengan pria lain?" Remus menatap gadis itu dengan tajam.

"Demi Tuhan, Sir." Valerie menghela nafas kesal, "Berhenti seolah kau adalah pacar ku!"

"Lalu siapa pacar mu sekarang?"

"Apa?"

"Apa kau punya pacar?" pria ini tampak tak terkontrol, "Aku akan menemui nya sekarang juga."

"Sir-"

"Professor?"

Kedua nya tersentak langsung menoleh kesamping dan menemukan Aline yang menatap mereka datar. Valerie panik, ia langsung melepaskan genggaman pria ini dari kerah baju nya lalu berdeham, menyembunyikan kepanikan nya.

Sedangkan Remus berdiri tegak menatap gadis itu, "What's happen, Aline?"

Aline menatap mereka berdua secara bergantian, lalu menatap Remus tajam. "Sepertinya aku perlu bicara dengan mu."

"Ye-yeah," Remus mengangguk patah-patah, "Kau bisa bicara dengan ku kapan saja."

Aline menghela nafas lalu berjalan melewati mereka. Remus menatap Valerie sejenak, "Kita akan bahas ini nanti." setelah itu ia melangkahkan kaki nya menyusul gadis itu.

Valerie menarik nafas lega. Syukurlah Aline datang. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika gadis itu tidak datang.

Aline berbalik ketika mereka sudah di loring menuju ruangan Professor Snape, ia memilih lorong ini karena selain jarang di lewati oleh para murid, ini juga tempat terbaik untuk membicarakan suatu masalah.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Aline langsung.

"Melakukan apa?"

"Wajah mu sangat dekat dengan Valerie, dalam jarak segitu kau bisa mencium nya kapan saja." balas Aline dengan sedikit emosi yang mulai menaik.

Remus menarik nafas berat, "Aku sangat kesal melihat nya dengan pria lain."

Aline diam sejenak menatap pria ini, lalu menarik nafas panjang. Emosi nya kembali menurun, "Apa yang sudah kau lakukan pada nya?"

Remus menaikkan satu alis nya heran, "Apa-"

"Aku melihat bekas merah di leher nya."

MOON LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang