"Tapi Phi-"
Tut tut tut
Sambungan telepon terputus.
Gulf menghela nafasnya berat, tidak juga terbiasa dengan Mew yang seperti ini.
Pagi tadi Mew berjanji akan menjemputnya sepulang kantor untuk malam bersama di restaurant kesukaan mereka. Tapi tiba-tiba saja Mew menelponnya dan membatalkan rencana mereka tanpa alasan yang jelas, walau Gulf tahu apa itu.
'Pasti karena dia lagi.' Gumam Gulf.
"Mana Phi Mew?" Tanya Mild ketika dia melihat Gulf masih berdiri di depan lobi kantor.
Gulf hanya mengangkat pundaknya.
"Ya, sudah. Ikut saja denganku ke Kafe-nya Mawin, Boat juga sudah ada di sana. Sudah lama kamu tidak bertemu dengan mereka berdua, kan?"
Sebenarnya Gulf merasa malas, tapi daripada harus diam di apartement sendiri lebih baik dia berkumpul dengan teman-teman kuliahnya.
.
.
Sudah hampir jam 1 malam ketika Gulf sampai di apartementnya, tapi belum ada kabar dari Mew. Gulf mencoba meneleponnya, tapi handphonenya tidak aktif. Sempat terpikir untuk mendatangi Mew ke apartementnya, tapi belum tentu dia ada di sana.Mungkin dia sedang berada apartement seseorang.
"Ck!"
Gulf melempar tas kerjanya dengan kesal ke sofa di depan tempat tidurnya. Direbahkan badannya di tempat tidur tanpa mengganti bajunya, dia bahkan terlalu malas untuk mandi.
Title Tanatorn
Nama yang sejak dua bulan lalu menelusup di antara dia dan Mew, membuat hubungan yang sudah terjalin selama hampir 2 tahun tiba-tiba berubah.
Sebenarnya Title bukan orang baru, setidaknya untuk Mew. Dia sudah hadir dalam hidup Mew sebelum Gulf datang. Title adalah adik tingkat Mew dikampus, dan juga mantan kekasihnya.
Gulf kembali menatap handphonenya, ada pesan masuk dari Mild menanyakan apa dia sudah sampai rumah atau belum, tapi tidak dari Mew.
Dan sepertinya Mew memang lupa untuk sekedar menghubunginya.
.
.
Sudah hampir semua yang ada di list belanja bulannya Gulf masukan ke dalam troli belanjaan, hanya tinggal beberapa cemilan.Gulf sedang memilih varian rasa untuk prawn cracker yang ingin dia beli ketika seseorang menyenggol dirinya. Snack yang sedang dia pegang pun terlepas.
"Oh, maaf. Aku tidak sengaja." Ujar seseorang yang menabraknya itu sambil mangambil snack yang tergeletak di lantai, dan menyerahkannya kembali ke Gulf.
"Ah iya, tidak apa-apa." Jawab Gulf sambil tersenyum.
Orang yang menabraknya itu laki-laki, tingginya hampir sama dengannya.
"Kamu suka prawn cracker juga?" Tanyanya sambil menunjuk snack yang sudah ada di tangan Gulf.
Gulf hanya menangguk sambil tersenyum. Tidak lama laki-laki itupun pergi.
Gulf seolah merasa ada yang tidak asing dengan laki-laki itu, tapi entah apa.
.
.
"Memangnya Title tidak bisa pergi sendiri?" Tanya Gulf saat melihat Mew merapikan tasnya."Dia sudah lama tidak pulang ke Bangkok makanya tidak hapal jalan."
Gulf memasukan Pad Kra Pao ke dalam mulutnya, sudah enggan berkomentar. Sebenarnya Title bisa memakai GPS, tidak usah sampai harus Mew jemput dan antar ke tempat yang dia mau datangi. Tapi jika itu dia katakan, yang ada mereka hanya akan bertengkar.
"Gulf... kenapa mukamu seperti itu? Ayolah, jangan seperti ini."
Gulf benar-benar sudah kesal, dan Mew malah menyalahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Pavement
Science FictionHubungan Mew dan Gulf sudah berjalan hampir 2 tahun, dan semuanya baik-baik saja. Setidaknya sampai seseorang di masa lalu Mew kembali. Dan tanpa diduga, seseorang hadir dalam hidup Gulf dengan cara yang sedikit... unik?