Part 4

2.5K 256 62
                                    

Kao baru saja sampai di apartement ketika Gulf menelponnya.

"Hal-"

"BagaimanajikaEarthmemintamukembalitapidiatetapberhubungandenganmantankekasihnya?"

Gulf bicara cepat, sangat cepat.

"Hm?"

Tidak ada jawaban dari Gulf, tapi Kao dapat mendengar suara klakson kendaraan di belakang.

"Gulf, kamu di mana sekarang?"

Masih tidak ada jawaban.

"Gu-"

"Maaf aku mengganggumu."

Tut tut tut.

Dan panggilan teleponpun terputus. Kao terdiam sejenak sebelum kemudian menyambar jaket dan kunci mobilnya.

Mungkin Gulf ada di sana.
.
.
Butuh hampir 45 menit untuk sampai ke taman kota karena jalanan yang cukup padat, tapi tebakan Kao ternyata benar. Gulf ada di sana, terduduk di kursi di depan air mancur.

Sekaleng bir yang sepertinya sudah habis tergelatak di sampingnya, sementara di tangannya sudah ada kaleng bir yang baru.

Kao menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Aku tidak bilang aku ada di sini." Ujar Gulf tanpa menatap Kao.

"Aku mendengar suara klakson di belakangmu tadi, jadi aku pikir kamu ada di sini."

Gulf tertawa kecil. "Tapi di sini bukan satu-satunya tempat dengan bunyi klakson."

Tidak ada jawaban dari Kao, dia hanya tersenyum kecil.

"Kamu mendengar apa yang tadi aku tanyakan?"

"Tidak. Terlalu cepat. Aku tidak bisa mendengarnya."

"Jika begitu lupakan saja."

Kao hanya mengangguk.

"Gulf, kamu membawa mobilmu?"

"Tidak. Kenapa?"

Kao mengambil kaleng bir kosong yang ada di kursi, juga yang ada di tangan Gulf lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Apa?" Tanya Gulf bingung.

"Temani aku makan. Aku lapar." Jawab Kao sambil berjalan menuju ke tempat mobilnya terpakir.

Gulf menatap punggung Kao yang mulai menjauh, tapi kemudian beranjak dari kursinya mengikuti Kao.
.
.
"Kita tidak perlu pergi sejauh ini hanya untuk makan pineapple fried rice." Protes Gulf sambil menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

Ketika Kao bilang dia ingin ditemani makan, Gulf tidak menyangka jika ternyata Kao mengajaknya ke Asiatique The Riverfront.

"Tapi pineapple fried rice di sini sangat enak." Bantah Kao sambil tersenyum jahil.

Gulf memutar matanya malas, walau dia akui nasi gorengnya memang sangat enak.

"Memangnya kamu tidak pernah ke sini?"

"Tentu saja pernah. Phi Mew suk-" kata-kata Gulf terhenti. Kembali disuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Jadi namanya Mew?"

"Ya."

"Dan dia ingin tetap bersamamu, tapi juga ingin kembali ke mantan kekasihnya?"

Hampir saja Gulf tersedak. Bukannya tadi Kao bilang dia tidak mendengar apa yang dia katakan di telepon?

"Aku punya pendengaran yang baik."

Gulf meminum teh tawarnya. Mencoba menghilangkan sakit di tenggorokannya.

Chasing PavementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang