Part 6

2.7K 299 45
                                    

'Phi Mew bersamamu?'

'Kenapa lineku tidak dibalas?'

'Phi Gulf, Phi Mew sedang ada di apartementmu, kan?'

'PHI GULF! BALAS PESANKU!'

Read. Deleted.
.
.
"Phi Mew, Title mencarimu."

Tidak ada respon dari Mew. Dia masih sibuk mengaduk kopi yang ada di depannya, walaupun kopinya sudah tidak perlu diaduk karena tidak ada ampas.

Mew sudah tiga hari di apartement Gulf. Dia tetap pergi ke kantor seperti biasa, tapi dia selalu pulang ke apartement Gulf.

Gulf berdiri di samping Mew yang terduduk di kursi makan, dan mengusap rambutnya.

"Kalau Phi Mew ada masalah, Phi bisa cerita kepadaku."

Mew tidak menjawab, tangannya kini melingkar di pinggang Gulf. Disandarkan kepalanya di perut Gulf.

Mew sedikit terlalu pendiam sejak dia datang ke apartement. Dia hanya berbicara seperlunya, dan terlihat cemas. Saat tidurpun Gulf sering terbangun karena Mew selalu gelisah dalam tidurnya.

"Phi Mew jangan bawa mobil ya hari ini, biar aku antar jemput. Phi terlihat kurang sehat."

Dapat Gulf rasakan Mew mengangguk.

"Atau Phi mau izin tidak masuk kerja?"

Kali ini Mew menggeleng.

Mereka berada dalam posisi itu cukup lama, sampai akhirnya Gulf sadar sudah waktunya mereka berangkat kerja.
.
.
"Maaf..." Hanya itu yang bisa Gulf katakan.

Saat ini dia dan Kao sedang makan siang di restaurant di dekat kantor Gulf.

"Santai saja, kita bisa pergi lain kali. Mew mungkin sedang ada masalah, dan dia membutuhkanmu." Jawab Kao sambil tersenyum, dan itu justru membuat Gulf semakin merasa tidak enak.

"Dia cerita tentang masalahnya?"

Gulf menggeleng. Gulf sudah mencoba membuat Mew untuk bercerita, tapi Mew hanya memeluknya.

"Aku tidak bisa tidak berpikiran jelek."

"Tentang?"

Gulf tidak suka dengan pemikirannya sendiri, tapi dia terus memikirkan hal ini. "Bisa saja Phi Mew sedang ada masalah dengan Title, itu sebabnya dia seperti ini. Mungkin dia butuh tempat sementara?"

"Menurutmu dia tega melakukan hal seperti itu kepadamu?"

Gulf menghela nafasnya. Dia harap dia bisa menjawab 'tidak', tapi setelah apa yang terjadi di Hua Hin, Gulf berpikir apapun bisa terjadi.

"Berhenti menyiksa dirimu seperti ini. Jangan sampai kamu dikuasai pemikiran yang tidak baik."

Chicken Katsu di depan Gulf belum tersentuh, membuat Kao memotongnya dalam ukuran satu suapan, dan menyuapi Gulf. Awalnya Gulf menolak, tapi Kao terus memaksa sampai Gulf akhirnya menyerah.

"Aku... bisa makan sendiri." Kata Gulf setelah menerima suapan Kao. Diletakan kembali garpu dan pisau di piring Gulf.

"Pikiranmu akan semakin memikirkan hal yang tidak baik, kamu harus menghentikannya."

"Caranya?"

"Kamu tahu bagaimana caranya, Gulf."

Kunyahan Gulf melambat, sepertinya dia memikirkan sesuatu.

"Kamu tidak siap jika apa yang kamu pikirkan itu ternyata benar?"

Kepala Gulf terangkat, kali ini matanya menatap Kao. Entah sejak kapan, tapi di depan Kao dia seolah buku yang terbuka. Kao bisa membacanya dengan mudah.

Chasing PavementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang