12. Reconciliation

379 44 18
                                    

Jihoon rebahan di kasurnya, sesekali mengecek handphone, menunggu respon dari teman-temannya. Pemuda itu lagi galau, sepertinya kisah cintanya tak berjalan mulus kali ini.

Wang Yiren.

Cewek yang telah ditaksir Jihoon dari awal kelas 11 sepertinya tidak bisa membuka hati untuk dirinya. Memang, Yiren terkenal dengan predikatnya sebagai murid teladan karena dari awal masuk SMA, Yiren telah menjadi utusan sekolah mereka untuk mengikuti berbagai lomba. Cewek itu sangat kaku, terlalu fokus dengan belajar sehingga teman-teman Jihoon yakin, peluang dia jadian dengan Yiren itu sangat kecil.

Jihoon membanting handphonenya kesal, teman-temannya, Yoonbin dan Junkyu dua-duanya tidak bisa diandalkan saat ini. Yoonbin sedang siap-siap untuk liburan ke Australia dan Junkyu manusia nolep yang tentu saja lebih memilih tidur daripada harus hangout bareng Jihoon yang lagi galau.

Jihoon yang dasarnya emang udah ngeselin, kalo galau jadi lebih ngeselin. Cowok itu bukan tipe orang yang kalo lagi galau terus jadi diem misterius gitu. Sebaliknya,  Jihoon saat lagi galau  bawaannya emosi dan ngga bisa diem. Setelah mungkin 15 menit rebahan, Jihoon akhirnya bangun, mengambil hoodie dan kunci mobilnya, lalu bergegas keluar rumah, menuju mall terdekat hendak ke timezone.

Jihoon sekarang sedang berdiri, menunggu antrian untuk mengisi saldo kartunya, matanya tidak sengaja melihat, Syua dengan seorang cowok yang ia yakin merupakan anak teman mamanya, Jaemin.

Jihoon menyerahkan kartu timezonenya dan 2 lembar uang seratus ribu, saat dia tiba di depan kasir. Jihoon masih memperhatikan kedua orang itu, sampai Syua berdiri, dan meninggalkan Jaemin begitu saja, dengan ekspresi marah. Jihoon mengangkat kedua alisnya, lalu tersenyum jahil. Ia berjalan menuju keluar, mempercepat langkahnya, ingin menyusul Syua.

Senyuman jahil Jihoon makin mengembang ketika dia bisa sampai tepat di belakang Syua. Ia lalu berjalan lagi, sekarang beriringan dengan cewek itu, lalu merebut boba yang ada di tangannya, membuat Syua seketika menghadap padanya dengan kesal.

"Hi, Asyu"

"Balikin" ujar Syua singkat, membuat Jihoon cukup merinding karena emang artinya Syua lagi mode senggol bacok. Tetapi, bukan Jihoon kalo dia tidak menjahili orang lain.

"Habis putus ya mbak?"

"Yang baru ditolak diem aja"

"Gue ngga tau kalo lu pacaran sama Jaemin"

"Emang ngga"

"Mana mungkin"

"Bacot"

"Hahah. Emang lu kenapa sama Jaemin? Berantem?"

"Kepo"

"Temenin gue yu"

"Males"

"Lu tau kan gue tuh baru habis di tolak, lu ngga kasian gitu sama gue"

"Ngga. Sana lu ganggu aja" ucap Syua lalu berjalan meninggalkan Jihoon. Tapi, Jihoon tidak menyerah tentunya. Ia kemudian mengejar Syua, merampas handphone yang digenggam Syua membuat cewek itu ingin menendang cowok itu ke lantai satu.

"Hoon, please ya gue lagi ngga mood gelut"

"Gue juga ngga mood"

"Balikin"

"Ngga. Kalo lo ngga mau nemenin gue main"

"Emang temen-temen lu kemana?"

"Yoonbin lagi packing, Junkyu lagi nempel sama kasurnya"

"Damn it"

"So, lu mau hp sama credit card lu balik apa ngga?"

"Okay, fine. You win this time" Syua akhirnya menyerah, memilih menyetujui ajakan Jihoon daripada ia harus kehilangan ponsel dan credit cardnya

Vérité | Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang