Gadis dengan rambut hitam legam ini melangkah memasuki area kantin, ketika sepasang netranya menangkap seseorang yang ia kenal, lantas melangkahkan kakinya lalu duduk tepat di hadapan seseorang itu.
"Hai, Tha!" Sapa (Namakamu) riang ketika sudah duduk tepat di hadapan sahabatnya ini, membuat Athaya yang tadinya menunduk menatap ponsel kini mendongak, "eh sayangnya aku" balasnya yang membuat (Namakamu) sontak menggerling malas.
"Apaan, sayangnya Iqbaal gue mah." Ucap (Namakamu) dengan raut wajah songongnya membuat Athaya mendecih sebal karena itu, "bucin." Gumamnya yang dapat (Namakamu) dengar namun ia memilih untuk abai, karena memang benar juga si, dia kan bucin sama mas pacar.
"Lo udah mesen belum?" Tanya (Namakamu) seraya matanya mengedar ke setiap penjuru kantin, berfikir ia ingin makan apa hari ini. "Udah tadi, lo mesen gih sana" sahut Athaya yang dibalas anggukan oleh (Namakamu), hendak beranjak untuk memesan makanan namun urung kala ponsel disaku celananya berdering, lantas (Namakamu) segera mengambil ponsel tersebut.
Ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel, gadis itu segera mengangkat telfonnya.
"Halo, Baal."
"Hm"
"Kenapa?"
"Dimana?"
"Di kantin, kamu dimana?"
"Sama siapa?" Bukannya menjawab, Iqbaal malah balik bertanya, membuat (Namakamu) refleks mendengus sebal.
"Sama temen"
"Cewe cowo?"
"Kepo banget." Ledek (Namakamu) yang membuat Iqbaal menghembuskan nafas kasar disebrang sana. Sengaja, gadis ini tahu bahwa sebenarnya Iqbaal itu posesif namun denial tertutup oleh sikap cueknya itu.
"Terserah."
"Athaya, Baal."
"Hm."
"Kenapa ini telfon? Kamu dimana si kok berisik banget?"
"Studio."
"Oh, lagi latihan band ya?"
"Iya. Sini, temenin."
"Sekarang?"
"Ck, banyak tanya."
"Idih galak." (Namakamu) terkekeh disela-sela ucapannya karena sifat pacarnya itu, "yaudah aku kesana, tunggu sebentar."
"Ya. Udah makan?"
"Ya belum."
"Makan dulu."
"Lah gimana, katanya suruh nemenin kamu latihan, aku mau mesen makanan tadinya ini tapi kamu suruh kesana. Jadi makan dulu atau temenin kamu dulu?"
"Bawa aja makanannya kesini. Makan disini."
"Bilang aja temenin aku dulu gitu."
"Ngga. Aku suruh kamu makan dulu."
"Ya, ya, terserahmu." (Namakamu) lantas tertawa kecil mendengar jawaban Iqbaal tadi, "aku mesen makanan dulu ya nanti baru kesana, kamu mau aku pesenin sekalian ngga?"
"Gausah, tadi udah makan."
"Oke"
"Hm"
Dan setelahnya sambungan dimatikan oleh Iqbaal membuat (Namakamu) mengukir senyum manis, kembali memasukkan ponsel kedalam saku celananya.
"Siapa? Iqbaal?" Tanya Athaya yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya itu berinteraksi melalui telfon, dengan semangkuk bakso yang sudah berada di hadapannya. Saking asiknya bercengkrama melalui telfon, (Namakamu) tidak sadar sahabatnya itu sudah mulai makan sedari tadi. "Iya, gue mau nemenin dia latihan band. Lo mau ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore
FanfictionIqbaal, seseorang yang terkenal dingin; berandal, badboy vibe, irit omong, cuek dan bersikap abai. Lelaki idaman seluruh gadis-gadis di kampusnya. Tapi siapa sangka lelaki ini malah jatuh hati dan takluk pada satu gadis yang dilabeli sebagai milikny...