Bendera perang sudah dikibarkan. Haechan si anak radio melawan Jaemin dari club fotografi. Namun mereka malah menemukan kepingan masa lalu yang minta untuk diselesaikan. Lalu bagaimana? entahlah... biarkan mereka menyelesaikan puzzlenya.
"Malaikat...
Cewe penakut yang dulu selalu nempel sama cowo idaman seluruh sekolah sekarang udah beda. Walaupun sampai sekarang Hara ngga terlalu jago sama kata 'berteman' tapi paling nggak Hara udah bebas dari satu kata paling horor yang pernah ia dengar 'parasit'.
.
.
.
[ Surabaya, 2015 ]
"Ra, kamu yakin ?"
Echan mengambil formulir pendaftaran ekstrakurikuler yang baru saja Hara isi. Hara mengangguk mantap meskipun dari sorot matanya terlihat masih menyimpan beberapa keraguan.
-Ekstrakurikuler Debate-
Echan tidak habis pikir mengapa dari sekian banyak ekskul Hara malah memilih debat bahasa inggris. Tempat yang menurut Echan penuh dengan anak pintar dan savage. Apa Hara bisa beradaptasi dengan mereka nantinya?
"Bukan kamu, Echan... tapi Lo." Kata Hara membenarkan panggilan baru yang harus mereka gunakan setelah ini.
"Dan inget ya, Hara nggak akan manggil pake Echan atau kak Echan lagi. Tapi Haechan. H-A-E-C-H-A-N !!"
TADAA... Terungkap sudah siapa anak laki – laki bernama yang Hara panggil Echan selama ini.
Haechan dibuat melongo dengan tingkah gadis satu ini. Haechan berkali – kali mengguncang pundak Hara, berusaha membuatnya sadar dengan apa yang dia katakan baru saja.
"Hara serius mau berubah dengan cara kaya gini?"
Hara mengangguk, setelah itu dia membalik kursi belajarnya menghadap Haechan yang kini duduk di kasur.
"Echan," Hara menatap Haechan penuh arti "pasti berat ya, ditempelin terus sama cewe manja bertahun – tahun."
Haechan menatap Hara tidak mengerti.
"Hara bakal berusaha buat Echan bebas sebentar lagi. Hara bakal berusaha buat kelihatan lebih pinter, lebih ramah, lebih sehat, dan juga lebih berani. Hara bakal berusaha buat kenal sama orang lain. Echan juga pasti sibuk di Pramuka, kan? Echan jambore, Hara lomba. Kita bakal sibuk masing – masing dan pura – pura ngga kenal satu sama lain di SMA," Hara berhenti sebentar sebelum bibirnya mengeluarkan kata – kata yang sebenarnya sangat berat untuk diucapkan.
"Echan bebas dari Hara."
Tidak, bukan ini yang Haechan harapkan. Ia menarik Hara agar duduk di sampingnya lalu menyentuh kedua pundak Hara agar mereka berhadapan.
'Duh Haraaa, ini bukan cerita dobby harry potter yang bebas habis dikasih kaus kaki.' Eh salah bukan ini dialognya.
"Kenapa Hara ngomong gitu? Echan selalu di dekat Hara karena Echan pengen jagain Hara. Hara bukan beban buat Echan."
"Hara beban. Hara tahu itu."
Haechan menggeleng cepat lalu segera menarik Hara ke dalam pelukannya. Hara turut mengeratkan pelukan itu dan merengkuh punggung erat Haechan seakan tidak ingin pelukan itu terlepas.
Kata – kata Sherin waktu itu pasti sangat melukai Hara. Besar pula kemungkinan Hara sudah sering mendengar kata lain ketika tidak bersama nya. Dan jika itu benar, Haechan tidak sanggup untuk sekedar bertanya seberapa banyak luka Hara hingga saat ini.
"Echan ngga akan kemana – mana. Kalau Hara butuh sesuatu Hara bisa panggil Echan. Echan bakal selalu ada buat Hara."
Mereka berbagi kehangatan dan kenyamanan dalam pelukan yang mungkin tidak akan mereka rasakan kembali setelah hari ini terlewat.
"Yuk, udah waktunya makan siang, dia pasti udah nungguin kita dari tadi."
Lalu mereka beranjak dari kamar untuk pergi ke suatu tempat.
Baik Haechan maupun Hara, keduanya tidak tahu kalau janji mereka hari itu, tidak akan pernah bisa mereka wujudkan.
***
Dunia ini lebih enak ditinggali kalau kita bisa saling bagi – bagi matahari.
Engga, bukan bagi bagi Haechan !! (๑>◡<๑)
Bagi – bagi kehangatan dan kebahagiaan maksudnya.
Haechan mah punya author seorang.
╰(*'︶'*)╯
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.