Wanita ldaman

32 6 0
                                    

2017 sampai 2019

Masa SMA itu menurutku, masa masa terindah dan menyenangkan. Disana aku belajar cara untuk menjadi lebih dewasa. Pada masa itu, aku mengenal berbagai hal: teman, guru, dan juga sahabat. Saat itu  aku mengalami perkembangan karakterku dan aku mulai memiliki prinsip. Karna menurutku prinsip itu adalah salah satu hal yang membuatku lebih dewasa dalam mengambil keputusan dan melakukan hal apa yang harus kulakukan.
       Itu adalah pandangan SMA menurutku. Tapi, disini aku akan menceritakan tentang wanita itu, Dia adalah wanita yang menurutku memiliki kadar gula yang berlebihan, aneh si, tapi aku menyebutnya begitu, terlalu manis, itu kata simplenya. Saat pertama kali aku bertatapan dengannya, terasa jiwa, hati, dan ragaku yang meronta ronta. Entah kenapa pada saat itu aku langsung menyukainya,  dan ingin lebih tau tentang dirinya.
      Esok harinya di parkiran sekolah, aku melihatnya lagi. Dia berjalan berlawanan denganku, ku curi pandang sedikit hehehe, terlihat dia menyapa temannya dengan senyuman yang begitu manis. Pada saat itu rasanya, aku ingin menjadi temannya agar bisa mendapatkan senyum itu. aku berdoa kepada tuhan, “jika aku memiliki kesempatan untuk mendekatinya bantulah aku, permudah hal itu. saat ini hambamu ini mulai menyukainya” “ Aku berharap bantuanmu” “Amiin yarobbal amiin”
      malam harinya, aku berada dikamar dan masih beryawa, aku terus memikirkannya, memikirkan senyum itu yang terus melekat di pikiranku, yah walaupun dia bukan tersenyum kepadaku, tapi aku melihat senyum manis itu. saat ini diatas kasur, aku berbaring menanatap jendela dan tak berdaya. Karna terus teringat senyum itu.
      lalu aku pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi hitam tanpa gula, lalu ku coba meminumnya dengan memejamkan mata perlahan sambil mengingat senyum manis itu, dan berharap kopi tanpa gula ini bisa menjadi manis seperti senyum itu hehehe, eh ternyata rasanya pahit, tapi tetap ku telan kopi itu.

tahun 2020
     
       di sini di kamar ini, masih sama dengan kamar  yang dulu, masih dengan perasaan yang sama, tetapi dengan kerealitaan, ternyata tuhan berkhendak lain,  ternyata pada masa SMA dulu aku tak diberinya kesempatan untuk berbicara dan memilikinya.  Tuhan tahu, dia bukan jodohku, jadi dia tak mengabulkan doa ku yang dulu.
       Malam ini, aku sedang berada diruang rindu, kerinduan ini terus datang dan datang, dan berharap bisa kembali ke masa itu, melihat dia berjalan, tersenyum, dan tertawa. Rasanya dulu, senang bisa melihatnya melakukan hal itu, seakan merasa beban hidup, seperti memikirkan PR sekolah mulai lenyap dipikiranku dan di ganti posisinya hehehe.
      Rindu, mungkin ini yang menemaniku saat ini selain kopi. Senyum semanis madu, kulit kuning langsat, pipi setembem bapao itu menjadi objyek rinduku saat ini. sekarang hatiku bertanya, dimanakah sekarang dia berada? Apakah dia baik baik saja? Kuliah dimana? Apakah sudah mempunyai pria idaman? Sama halnya sepertiku yang mengidam ngidamkannya, aku ingin mengetahui semua hal itu. saat ini rindu ini hanya bisa ku tulis, dan berharap kelak aku bisa melihatnya dengan senyuman manisnya, walau pun aku bukan jodonya aku berharap doa ini terkabul, Amiin

                                                                                  ---ooo---
     

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang