2 | Mystery

31 2 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi koridor SMA Cendana Bangsa sudah kosong tanpa siswa. Tidak biasanya. 

Cewek tomboy itu berjalan dengan hati-hati, melihat kesudut sudut balkon ia tak menemukan pria gendut berkumis. Ia melewati pagar belakang untuk masuk karena terlambat pagi ini. 

Berjalan dengan terburu-buru memastikan ia tak akan bertemu dengan pria itu. Bernapas lega ketika yang dituju sudah terlihat.

Namun, tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya tiga kali.

" Eh, eh , pa-g-i pak." Cewek itu berseru panik, tapi langsung melotot mendengar suara familiar ditelinga nya.

" Ikut saya!" Seru Indro pada murid laganan nya. 

Raina mengikuti langkah guru BK nya itu. mengahadapi pria gendut berkumis untuk menghakimi nya. " Kena lagi kena lagi!" Pikirnya.

" Kamu ini ya, masih saja menyusahkan bapak. Tidak puas dengan hukuman Minggu lalu?" Ocehnya diperjalanan menuju ruang BK.

" Maklum pak. " Seru Raina.

" Kurang maklum apa saya sama kamu? Setiap hari bikin darah tinggi saya naik. " Wajah Indro merah, menahan amarah pada Raina. " Masuk duluan, saya mau panggil ketua kelas kamu." Ucap Indro frustasi melihatnya. Raina masuk keruangan angker baginya. Ruangan yang akan jadi saksi mata bahwa ia pernah menjadi seorang anak kesayangan pak ndrok. Siswa paling gak karuan yang bikin guru killer tak habis pikir dengan tingkah lakunya hanya Raina Dewi seorang.

Tanpa berlama-lama pak ndrok datang oleh algojo andalannya. Yup, bu Melani dan Ketua kelas, Aland. sudah biasa berhadapan oleh Aland tapi tidak untuk Bu Melani. Wali kelas nya juga sampai dipanggil untuk berhadapan dengannya.

" Buk Melani dan nak Aland silahkan duduk." Suguh Indro pada Bu Melani dan Aland.

Bu Melani menarik kursi yang tepat disebelah nya, sedangkan Aland duduk di sofa belakang. Ia tak pernah berhenti takjub oleh dirinya sendiri. Bu Melani sampai harus berhadapan dengannya hari ini.

" Pak, maafkan anak saya. Raina memang begini. Tapi ia tidak membawa pengaruh buruk kepada teman-temannya." Melani buka suara duluan untuk meredahkan amarah Indro pada murid nya.

" Saya harap begitu Bu. Raina ini bukan sekali dua kali terlambat, tapi seringkali terlambat dan tidur dikelas. Dan pada akhirnya lari ke saya juga. Jadi tolong di ingatkan pada anaknya. Saya sudah kehabisan kata-kata mutiara untuk anak ini, Bu." Seru Indro lelah dengan kelakuan murid Melani

Raina hanya bisa diam dan cuek pada pembicaraan kedua orang ini. Dirinya memutar bola mata bosan. Tidak peduli dengan nilai-nilai disekolah, yang penting ke sekolah bisa bertemu Aska itu sudah cukup.

" Aland, gimana absen Raina dikelas?" Tanya Melani pada anak kesayangannya, Aland.

Aland mendekat untuk memberikan agenda kelas pada Melani. " Gue lagi, gue lagi." Bisik Aland pada Raina. Ia bosan selalu dipanggil setiap hari karena Raina. Tak ada habisnya berurusan dengan pak ndrok tiap hari.

Raina hanya diam mendengar keluhan Aland padanya. Sahabatnya itu memang sudah kerepotan dibuatnya. 

" Raina, biar ibu saja yang urus ini. Silahkan kembali ke kelas bersama Aland. " Ucap Melani mengambil alih urusan muridnya itu. " Besok tidak ada lagi terlambat, ibu yakin kamu bisa, nak." Ucap Melani pada Raina. Memang benar Bu Melani baik hati pada murid asuhnya. Tidak menyangka kalau wali kelasnya itu tak marah padanya, malahan menyemangati diri nya.

" Ah-h, iya bu terima kasih." Ucap Raina gugup melihat Melani.

" Aland, " panggilnya.

Aland berdiri setelah mendengar namanya dipanggil. Melani hanya memberi sinyal kedipan mata pada Aland. Raina tak mengerti maksudnya, tapi masa bodo dengan itu yang penting dirinya bebas kali ini berkat wali kelas nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang