14. Cinta

1.8K 168 7
                                    

Keheningan menyelimuti ruang makan mewah bergaya eropa jaman abad pertengahan. Meja panjang yang seharusnya mampu menampung sampai dua puluh orang itu kini hanya terisi oleh tiga orang saja dan beberapa pelayan yang berdiri di belakang mereka, bersiap kalau-kalau ada hal lain yang dibutuhkan ketiga majikannya itu.

Hening, tak ada pembicaraan yang mewarnai sarapan pagi di rumah itu. Nayeon, putri bungsu keluarga Jung itu menggenggam erat garpu dan pisaunya demi meredam perasaannya. Semuanya berubah, kehangatan yang pernah singgah di keluarga itu perlahan memudar sejak perceraian kedua orang tuanya dan semakin bertambah saat ibunya meninggal dunia.

Chaeyeon, yang kakak perempuannya itu tahu hanya rasa iri, egois, dan keras kepalanya mendapatkan sesuatu yang sangat diinginkannya. Dia merindukan kakaknya yang dulu, tapi semuanya sudah berubah. Bahkan kakaknya Jaehyun berubah tiga ratus enam puluh derajat setelah kematian ibu mereka.

Dia sering berselisih dengan sang ayah, hidupnya tak terkontrol, pemain wanita. Entah sudah berapa selangkangan yang ia masuki setiap harinya. Benar-benar pria yang tak memikirkan dampak buruk dari kehidupan nakalnya.

Lama-kelamaan Jaehyun semakin mirip dengan ayahnya, Sangjoong. Dingin, tak berperasaan dan menghalalkan segala cara. Sekalipun mengorbankan hak dan nyawa orang lain hanya demi kekuasaan semata.

Jaehyun tak jauh berbeda, ia merasa keluarganya sudah tak ada harapan lagi. Tak bisa terselamatkan, seperti sebuah kapal lama-lama keluarga ini pasti akan tenggelam. Ayahnya sudah membuat lubang pertama di kapal mereka jadi untuk apa bermain aman.

Akan lebih baik kalau dia menambah lubang dalam kapal mereka dan tenggelam bersama. Dia sudah muak dengan semua ambisi yang membebani keluarganya, kalaupun harus tenggelam dia tak akan lari menyelamatkan diri seperti ayahnya.

Dia akan memilih tenggelam dan mengakhiri hidupnya yang membosankan. Ia menghela nafasnya, melirik sang ayah yang duduk di ujung meja makan. Bahkan dia tak terlihat menyesal setelah mengotori tangannya dengan darah rekan bisnisnya, dia tak ada bedanya dengan adiknya, Chaeyeon.

Tiba-tiba saja dering ponsel memecah keheningan. Jaehyun berdecak kesal saat mendapati nama orang yang memanggil itu ternyata adalah asistennya.

"Ada apa?" Jaehyun menaikkan sebelah alisnya saat mendengar penuturan asistennya. Perlahan garis tegas rahangnya mengeras menahan emosi.

"Ini ulah Kim Seokjin?" Tanyanya, membuat dua pasang mata tajam yang ada disana menoleh kearahnya.

"Brengsek! Ada korban? Arsip keuangan dan arsip penting lainnya aman?" Tanyanya, ia mengangguk mengerti.

"Bagaimana ruang server bisa tertembus? Panggil beberapa petugas yang menangani ruangan itu ke ruanganku pagi ini jam sepuluh. Aku akan tiba disana setengah jam lagi. Pastikan kabar ini tidak tersebar ke media." Setelah mengakhiri panggilannya, Jaehyun meraih jas dan kunci mobilnya.

"Ruang server perusahaan kebakaran, aku masih belum tahu dengan pasti siapa dalang dibalik ini semua, jadi akan kuselidiki hari ini." Ujarnya, Nayeon memandang aneh ke arah kakaknya.

"Kau menyebutkan nama Kim Seokjin tadi, apa dia terlibat?" Tanyanya. Jaehyun menghela nafasnya.

"Sudah kubilang aku belum tahu pasti, tapi kalau sampai dia berarti bajingan itu sudah mulai merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan kita. ST Group dan Song Group berada di belakang mereka. Brengsek, Chaeyeon pasti belum mengerjakan bagiannya. Sialan!" Umpatnya. Sangjoong memandang tajam putra sulungnya.

"Apa yang kau lakukan kepada Vee Group, Jaehyun?" Tanyanya. Jaehyun memandang tajam sang ayah.

"Aku hanya sedikit mengancam mereka. Selebihnya kau bisa tanyakan kepada putri kesayanganmu ayah. Aku hanya akan mengurus masalah kantor. Lagipula, aku harus melakukan sesuatu untuk membuatmu melihat siapa diriku yang sebenarnya dan berhenti meremehkanku." Ujar Jaehyun

Revenge of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang