21. Pengakuan

1.7K 158 9
                                    

Sudah tiga hari lebih setelah pengakuannya untuk mengakhiri hubungan mereka, Sohyun belum memutuskan kedepannya seperti apa. Apa dia harus kembali bekerja dan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Atau dia harus bersikap layaknya orang asing saat bertemu Taehyung.

Semuanya menjadi sulit setelah rencananya berhasil. Padahal sebelumnya Sohyun yakin semuanya akan berakhir seperti yang ia mau. Namun kenyataan berpihak lain. Semua yang sudah ia rencanakan tidak terlalu berjalan mulus.

Bukannya merasa lega, Sohyun justru merasa sesak. Seperti rantai yang mengikat kencang tubuhnya. Ada apa? Kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa dia malah tidak bahagia, padahal rencana yang sudah ia nantikan berjalan sesuai apa yang diinginkannya dulu.

Mungkin dulu Sohyun begitu mendambakan kehancuran Kim Taehyung. Tapi setelah semuanya terjadi, kenapa dia merasa hampa? Kenapa dia merasa ikut hancur? Kenapa dia merasa kecewa? Kenapa dia merasa sedih?

Tapi sekarang?

Dengan berada disamping Taehyung membuat semuanya terasa indah, namun luka batin yang sudah lama Taehyung torehkan tidak sanggup menghilang. Sekalipun hatinya membencinya, namun batinnya memberontak menerima kebahagiaan itu. Ego-nya yang keras tak sanggup mengalahkan rasa cinta dan sayang yang Taehyung berikan untuknya.

Semuanya sudah terlanjur terjadi. Sohyun harusnya merasa senang karena rencananya berjalan lancar. Sohyun seharusnya merayakan keberhasilannya. Seharusnya Sohyun tertawa kencang diatas penderitaan Taehyung.

Tapi dia tidak bisa.

Buktinya saat ini wanita itu malah mengurung dirinya di dalam kamar. Menolak segala sesuatu yang masuk menghiburnya. Sohyun menutup dirinya dari semua orang. Bahkan dengan kedua adik dan anaknya.

Suara ketukan membuyarkan lamunannya sesaat. Mingyu masuk kedalam kamar kakaknya dan menghela nafas saat sarapan yang tadi ia letakkan di atas nakas belum tersentuh sama sekali.

"Noona belum makan sarapannya juga. Ini sudah siang." Sohyun hanya menghela nafasnya, lalu menggeleng pelan. "Nanti akan ku makan kalau aku merasa lapar." Jawabnya datar.

Mingyu kembali menghela nafasnya melihat kondisi kakaknya yang memprihatinkan. "Aera sejak tadi menanyaimu. Apa kau tidak mau menemuinya sebentar?" Sohyun mengalihkan tatapannya dari jendela menghadap Mingyu.

Wanita itu termangu. Dia sampai melupakan anak semata wayangnya. Aera begitu mengkhawatirkan keadaannya, tapi dia sendiri sampai lupa dengan anaknya. Apa Sohyun sudah menjadi ibu yang jahat sekarang.

"Aku akan menemuinya nanti." Mingyu mengangguk.

"Semua ini adalah keputusanmu, noona. Kuharap kau tidak menyesal sedikitpun." Ucapnya sebelum benar-benar pergi dari kamar sang kakak.

Sohyun terdiam sejenak mendengar kata-kata Mingyu barusan. Jadi apa dia menyesali semuanya sekarang? Kenapa dia tidak bahagia sama sekali, padahal rencananya sudah berhasil seratus persen.

***

Pagi ini Taehyung berencana untuk memulai semuanya dari awal. Memulai kehidupan barunya tanpa Summer ataupun Chaeyeon. Dia sendiri sekarang, dan rasanya itu lebih baik. Taehyung juga sudah menghubungi pengacara keluarganya untuk mengurus perceraiannya dengan Chaeyeon. Setelah semuanya berakhir, Taehyung hanya akan fokus pada perusahaan keluarganya. Tidak lagi mencoba untuk mencari Sohyun ataupun penggantinya. Taehyung hanya ingin hidup tanpa pendamping saat ini.

Pria berkulit pucat itu sudah rapi dengan kemejanya. Rencananya pagi ini dia akan bergantian menjaga ayahnya. Setelah kemarin malam dia dengan tega membiarkan ibunya menemani sang ayah seorang diri karena keterpurukannya.

Mengawali semuanya dengan helaan nafas berat. Walaupun lingkaran hitam masih tercetak jelas di bawah matanya dan wajah sayu yang masih mendominasi. Taehyung berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Cukup untuk dirinya meratapi kesedihannya. Taehyung akan bangkit. Dia tidak akan terpuruk terlalu lama. Masih banyak orang yang membutuhkan dirinya.

Revenge of Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang