Ketika yang dijuluki Most wanted girl nya sekolah ketemu sama si bos geng nya Most wanted boy sekolah. Bakal jadi gimana ya?
Apalagi keduanya sama-sama gengsian, ga pernah mau saling ngalah. Kalau ketemu kaya kucing dan anjing, selalu gelut.
Sebener...
— Orion Highschool, Pertengahan Semester 1 Kelas Sebelas.
Laki-laki berjaket hitam itu berhenti setelah memarkirkan motor Ninjanya, membiarkan rambut nya yang berantakan bergerak karena angin saat melepaskan helm fullface nya.
Kulit hitam manis, tinggi badan yang sempurna ditambah senyum manis yang dimiliki nya menjadi atensi para adik kelas, kakak kelas sampai teman angkatannya. Tak heran juga kalau ia diberi julukan 'bosgeng' nya cowok-cowok ganteng di OHS.
Hendra Candrata, laki-laki ini resmi mengubah namanya menjadi Hecan (singkatan namanya) saat Sekolah Dasar karena salah satu teman nya bernama mirip dengannya, yang membuat para guru terbalik saat memanggil namanya.
"Hecan!"
Laki-laki itu menolehkan pandangannya ke sumber suara.
"Ketua futsal disuruh ikut kumpul ke ruang Osis, mau ngomongin pendaftaran eskul katanya." Ucap Clara. Si bendahara futsal, juga salah satu cewek yang bertahan menjadi teman dan satu geng bersama Hecan dan kawan-kawan selain Rinjani si waketos.
"Promosi ya? " Hecan menurunkan bahunya, "Gimana ya cara narik perhatian mereka, gua liat-liat dari tahun ke tahun makin turun yang ikut futsal. Malah pada jadi pengusaha."
Clara yang disampingnya merenyit bingung, "Pengusaha?"
"Pengangguran tak berusaha." Ucap Hecan disusul tawa nya yang manis.
Clara mendengus, "Jokes bapak bapak beda banget ya bund." Ucapnya sambil mengunyak keripik pedas ditangannya, "Lo coba endorse aja, Can."
"Endorse? Lah gua kaga mau dagang anying." Ucap Hecan sambil ikut memakan keripik pedas milik Clara.
"Bego," Clara memukul lengan Hecan.
"Lo endorse buat promosiin futsal, ya gausah ngefeeds sih. Minta pajang pamflet di snapgram nya aja. Siapa tau pihak eksternal juga banyak yang minat, kita bisa bikin komunitas di luar sekolah juga kan." Lanjutnya.
"Tapi endorse mahal anying." Ucap Hecan sambil melebarkan matanya ke arah Clara.
"Gue denger denger, anak 2A1 ada yang selebgram. Lumayan tuh bisa minta tolong ke Rinjani buat nawar harga."
Hecan mengangguk, "Boleh juga, nanti gue omongin lagi deh bareng yang lain."
Clara mengangguk mengiyakan.
🔮
Hecan merenyitkan jidatnya saat duduk di bangku kafe sekolah, mebox.
Ya, sekarang Hecan, Rinjani, Clara dan Hendra lagi nongkrong di mebox sambil nungguin Nathan selesai bimbel.
Walaupun beda kelas tapi mereka ini tetap satu geng karna pernah satu sekolah saat Sekolah Menengah Pertama. Termasuk Jean–si kapten basket yang lagi sibuk sama eskulnya, juga Juhe, Felix dan Renal yang lagi bersihin uks karna ketahuan bolos jam pelajaran Ms. Ayu.
"Lah baca buku lu nyet?" Ucapnya sambil menyomot chickenpop milik Rinjani yang sedang membaca buku,
Rinjani mendelik, "Bacot,"
"Galak banget anjir, herder lu?" ucap Hendra yang sedang bermain game fitnah fitnah itu.
"Eh katanya kelas lu ada selebgram ya?" tanya Clara sambil memandikan bayi pou nya.
Rinjani mengangguk, "Lah bukannya kelas sepuluh sekelas sama lu, Can?" ucapnya sambil melirik ke arah Hecan.
"Uhuk!" Hecan tersedak bumbu chickenpop yang dimakannya, "Demi apa anjir si cewek doberman itu followers nya banyak?"
Rinjani mengangguk.
"Lah bukannya dia yang sering berantem sama lo?" tanya Hendra tanpa mengalihkan fokusnya dari Hp, "Masa lo gatau?"
Hecan bergidik, "Lah kaga tau anying, idih males juga ngurusnya."
"Nanti juga cinlok." timpal Clara sambil senyum meledek.
"Amit-amit."
Hendra terkekeh, "Pft, liatin aja liatin. Biasanya yang denial gini malah cepet kena karma."
"Anjir." umpat Haechan.
"Yaudah coba dulu aja tanya-tanya. Dia juga lagi nyari eskul. Lu ajak barter aja. Dia promosiin futsal, dia masuk futsal. Setimpal lah, lu dapet anggota dia dapet eskul." timpal Rinjani serius.
