4. Sweetener

4.1K 742 145
                                    

"Masuk lah dulu. Akan ku buat kan teh hangat." Ucap [Name] saat mereka tiba di depan rumah nya.

"Apa gadis cantik ini sedang meremehkan stamina sang Dewa Penjaga?" Nishinoya menautkan tangan pada dagunya, menatap [Name] dengan kedua alis nya yang naik turun.

[Name] memberikan jaket milik Nishinoya yang ia pakai saat di perjalanan tadi. Nishinoya mendorong tangan [Name], menolak jaket yang [Name] berikan.

"Simpan saja, besok saat aku menjemputmu pakailah lagi. Lagi pula aku jarang memakainya." Tutur Nishinoya.

"Jaa, mata ashita. Kau langsung istirahat, jangan tidur larut ya!" Sambung Nishinoya lantas ia bergegas mengayuh sepedanya.

Namun belum sempat [Name] berbalik menuju pintu rumah nya, Nishinoya menghentikan sepedanya lalu memanggil [Name].

"Chotto! [Name]. Aku lupa sesuatu." Nishinoya memundurkan sepedanya tepat dihadapan [Name]. Lalu meletakkan salah satu tangan nya di pipi [Name].

"Itta--". [Name] merasakan cubitan kecil di pipinya.

"Oyasumi. Aku menyayangimu." Nishinoya pun langsung tancap gas dari hadapan [Name] setelah tersenyum kecil pada gadis bermata (e/c) itu.

[Name] menatap punggung Nishinoya yang lama-kelamaan menjauh dari pandangan nya. Sambil tersenyum, wajah nya sudah berubah seperti bunga sakura yang tengah mekar. Merekah, terlihat merah jambu di seluruh wajah hingga telinganya.

[Name] berucap pelan. "Oyasumi nasai. Aku.. menyukaimu, Yuu."

♡♡♡

Matahari menyapa kamar [Name] melalui sela-sela jendela nya. Nyanyian burung-burung kecil menemani angin pagi yang berhembus. Udaranya menyejukkan pernafasan, serta hawanya terasa menenangkan.

"Ohayo... penyihir kecil. Hayaku okite. Kau tak mau terlambat kesekolah kan?" Bisik Nishinoya pada telinga [Name] yang masih terlelap di ranjang nya pagi ini.

[Name] masih berada dalam bunga tidurnya. Ia tetap memenjamkan matanya, menggaruk bahunya sedikit lalu merubah posisi tidur nya membelakangi Nishinoya.

Nishinoya yang tak pernah kehabisan akal untuk membangunkan [Name]  lantas memasukkan sedikit ujung rambut coklat nya ke telinga [Name]. [Name] hanya sedikit bergidik geli namun tak lekas bangun dari tidur nyenyak nya.

"Mattaku." Ucap Nishinoya sambil tersenyum kecil melihat gadis di depan nya yang tidur layaknya kerbau.

Nishinoya kembali berbisik di telinga [Name] untuk kedua kalinya. "Mau sampai jam berapa kau akan tidur, Sa-- yang."

Tiba-tiba saja [Name] tersadar akan suara bisikan yang ia dengar. Suara yang sangat ia kenal sejak kecil. Suara yang berubah fase dari anak laki-laki menjadi seorang remaja yang beranjak dewasa, juga suara yang seringkali membuat nya tersipu.

[Name] membuka kedua matanya & mengerjapkan nya beberapa kali. Ia membalikkan tubuhnya, menghadap laki-laki yang tengah duduk di sisi ranjang miliknya.

"KYAAA!!!!" Teriak nya nyaring memekikkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

"Oi oi oi!! Ini aku!" Ucap Nishinoya panik.

"Justru karena itu kau! Keluarlah dari sini!" [Name] bangkit dari tidurnya lalu memukul-mukul Nishinoya.

"Iya iya aku keluar." Sahut Nishinoya cemberut sambil keluar kamar.

Setelah memastikan Nishinoya benar-benar sudah keluar dari kamarnya, [Name] terperanjat menuju cermin di dekat meja belajarnya.

"Syukurlah aku sudah mencuci masker ku sebelum tidur semalam." Gumam [Name] pelan.

Bisikan Nishinoya barusan, kembali terputar di kepala [Name].

Yuu, tadi memanggilku sayang? Sayang?!!

♡♡♡

"Sepertinya ada yang sedang bahagia hari ini" Celetuk Ritsu yang sudah tersungging senyuman meledek di wajahnya.

[Name] yang sedang menatap keluar jendela kelas nya hanya tersenyum tipis tanpa menyahut pada Ritsu. Matanya sedikit berbinar semacam menerawang kejadian tadi pagi.

"Hei, kau tak mau ganti baju? Bel pergantian pelajaran sudah bunyi tau." Kata Ritsu lagi sambil mengeluarkan baju olahraga dari tas nya.

"Iya iya..."
"Are? Kok tidak ada." [Name] mengerjap-ngerjapkan matanya, dengan sedikit ternganga ia merogoh-rogoh tas nya.

Sebab tak jua menemukan baju olahraganya, ia pun menjadi panik. "Huwaaaaa aku tak membawanyaaa!!! Dimana? dimana? Aku sudah memasukkan nya dalam tas, aku yakin. Bagaimana iniiii, Ritsuu!!!"

.
.
.

Sementara di kelas Nishinoya

"Hm? Nani kore? Baju olahraga....
wanita? BUAHAHAHAH" Nishinoya yang berniat mengambil buku sastra jepang nya justru menemukan seragam olahraga di dalam tas miliknya.

"Nishinoya! Apa perkataan bapak ada yang lucu?"

"A-aaa Iie sensei. Boleh saya izin keluar sebentar?"

Nishinoya berjalan menuju kelas [Name] yang bersebelahan dengan kelas nya. Menyelonong masuk menghampiri [Name] yang masih sibuk mencari baju nya.

"Kau mencari ini?" Nishinoya menyodorkan baju olahraga putih dengan list biru tua itu di hadapan [Name].

"Yuu. Kok bisa ada pada--"

"Berterimakasihnya nanti saja! Pelukan hangat sudah cukup untuk ku!" Belum selesai [Name] bicara Nishinoya sudah berteriak menyela sambil berlari kecil meninggalkan [Name] yang masih bertanya-tanya.

"Pelukan hangat katanyaaaa!!! Wah wah. Wuhuuuu!! Jangan bermesraan terang-terangan begitu dong bikin iri saja. Sudah kubilang tak ada persahabatan antara laki-laki & perempuan kan? Jadi [Name] resmi berpacaran dengan nya? Suit.. suit.." Seketika kelas [Name] ramai karena ulah Nishinoya. [Name] hanya bisa menutupi wajah nya yang kini sudah sangat-sangat merah dengan kedua telapak tangan nya.

Murid-murid yang mengenal mereka memang sudah mengetahui hubungan persahabatan antara [Name] & Nishinoya yang terlihat terlalu aneh jika hanya di bilang sebagai sahabat. Namun [Name] selalu mengelak karena takut Nishinoya akan terganggu dengan hal ini. Walaupun ia sendiri tahu bahwa Nishinoya bukan tipe seperti itu.

🌸🌸🌸

Shiawase - Nishinoya Yuu X Reader [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang