9; the one who has a brother

2.3K 317 9
                                    

»»——⍟——««

"Taehyung, kau mendapat surat lagi, omong-omong." Jungkook memasuki rumah, menaruh tongkatnya di tempat dekat payung dan menaruh topinya di dinding. Tangannya sibuk membuka-buka surat dan ia pilah-pilah.

Taehyung masih memainkan biolanya sebab keduanya berkumpul di lantai dua. Ia sedang meneliti beberapa orang di trotoar lewat jendela. "Apa ada kasus lain selain perempuan Gipsi yang kehilangan suaminya?"

Jungkook hendak menanyakan bagaimana Taehyung tahu, tapi dia enggan. Sedang malas mendengar Taehyung menjelaskan dengan nada arogannya.

"Bukan, ini bukan dari Inspektur Jimin." Jungkook membalik suratnya, "Astaga, ini dari Kementerian! Katakan, apa kau berurusan dengan mereka?"

"Oh, kakakku bekerja di sana, Dokter." Taehyung membalas, melihat Jungkook memandangnya tidak percaya. "Dia benar-benar bekerja di sana. Hmm ... istilahnya apa itu? Penjaga ruangan sapu? Housekeeper?"

"Eh? Tapi aku tidak mengerti isinya," ujar Jungkook. Menyerahkannya pada Taehyung setelah beberapa lama. "Apa dia eksentrik juga? Kalian berkomunikasi seperti anak kecil. 'Aku tidak mau ingin bertemu secepatnya denganmu. Alamat ada di rumah Whitechapel yang ramai. Klub bukan milikku. Segera, Seojoon'. Apa ini?"

"Dokter, ini adalah pesan yang sering aku mainkan dengan kakakku sedari kecil." Taehyung mengambil alih kertas, menggantinya dengan cerutu Havana.

"Hilangkan kata setelah kata pertama, berlanjut, jadi selang-seling. Apa kaupaham?" Taehyung menyerahkan surat itu lagi. "Coba dibaca lagi, Jungkook."

"Aku mau bertemu denganmu. Alamat di Whitechapel ramai. Klub milikku. Segera, Seojoon?" Jungkook mengernyit. "Kalian berdua sama-sama aneh. Apa dia juga menyebalkan dengan gaya bicaranya?"

"Lebih dariku, kurasa." Taehyung tiba-tiba berjalan cepat. Menuju ke kamarnya yang gelap. Keluar dalam keadaan siap. Mantel cokelat, sarung tangan hitam, topi, juga tidak lupa cerutu Havana. Menatap Jungkook, kemudian berceloteh lagi. "Hari ini pasienmu yang mengeluh sakit tidak akan datang, si Tuan Lee itu. Dia terakhir mengeluh padamu soal pegal di kaki, kemungkinan dia akan lumpuh. Ayo?"

»»——⍟——««

Kereta kuda yang ditumpangi Taehyung dan Jungkook adalah kereta kuda sewaaan. Terlihat khas seperti milik pejabat dan Jungkook yakin Taehyung berbohong soal kakaknya bekerja sebagai housekeeper kerajaan. Taehyung mengajak bicara banyak hal dengan Jungkook. London saat itu bukan tempat yang menyenangkan. Semuanya gelap, gang-gang sempit dan kumuh karena revolusi industri, belum lagi kriminalitas yang terjadi di mana-mana. Kalian bisa membunuh orang di jalan tanpa terlihat saking gelapnya jalanan saat malam hari.

"Kusir ini sudah tua, namanya Dongwook." Taehyung tiba-tiba berkata, menunjuk ke arah depan yaitu sang kusir yang memang sudah tua. "Kalau kita tidak segera sampai, atau justru dibawa memutari London, lebih baik diam saja. Dia pikun. Sudah merawatku dan kakakku sedari kami kecil, kalau kau mau tahu."

"Kenapa kau bekerja sebagai detektif sewaan yang bayarannya murah?" tanya Jungkook iseng.

Si detektif itu tidak terlihat tersinggung, menyalakan cerutunya. "Aku menerima bayaran oleh siapa dan berapa itu pilihanku, Dokter. Kadang aku memecahkan masalah, tapi tidak mendapat royalti. Kenapa? Karena itu asupan otakku. Otak sialan ini akan memberontak kalau aku hanya diam."

Jungkook tidak bertanya lagi sampai dia iseng bertanya untuk kedua kalinya. Pertanyaan yang usil. "Menurutmu apa pekerjaan orang itu?" Jungkook menunjuk salah satu orang yang dilewati mereka. Seorang pria gemuk yang sudah tidak terlihat lagi karena kereta membelok.

"Pria Amerika, baru saja tiba di Inggris."

Jungkook mengernyit. "Bagaimana kautahu? Itu hanya selintas."

Taehyung menjawab ringan seolah bukan masalah besar. "Tas koper yang dia bawa. Kuncinya buatan Amerika dan sangat jarang orang Inggris yang menggunakannya, kecuali keluarga kerajaan. Dia sepertinya bangsawan, menurutku punya toko atau perusahaan. Jasnya adalah merek Versicio yang mahal dan diproduksi Amerika. Kenapa kubilang baru tiba di sini? Karena ada noda pasir pantai atau laut dengan sedikit kerikil yang menempel karena minyak. Dia habis dari pelabuhan. Juga gelagatnya yang melihat-lihat arloji, hanya menebak, tapi kemungkinan benar. Oh, Dokter, ternyata Dongwook mengantarkan kita dengan sedikit lebih cepat. Ayo!"

»»——⍟——««

Klub itu berdiri di tengah-tengah kota. Hari itu terlihat sedikit mendung tapi klub ini terlihat ramai sekali. Suara orang-orang berceloteh dan musik yang riang bahkan terdengar sampai ke luar. Taehyung menuntun Jungkook untuk turun perlahan dengan tongkat. Seseorang dengan badan yang tinggi dan paras tampan menyapa mereka.

"Senang melihatmu, Taehyung." Pria itu memeluk Taehyung dengan erat, tersenyum lebar.
Taehyung membalas pelukannya. "Brother, sepertinya kau benar-benar harus ganti kuda. Suara derapnya menggangguku karena tidak mendayu seperti biasanya. Si betina ini sepertinya hamil."

"Oh, salahkan kuda milik tetangga kita, si tua Gongyoo. Dia benar-benar berisik. Yah, keputusan membuat bayi ada di tangan dua kuda itu."

"Juga kereta kudamu, omong-omong. Rodanya berderik kurang oli. Kau baru saja pergi sejauh itu. Kau pergi ke Bath? Apa kau tidak kasihan dengan Dongwook? Ia seharusnya sudah pensiun."

"Koreksi atas deduksimu. Aku pergi ke Bristol untuk mengganti salah satu 'sapu'."

Kakak Taehyung menggunakan gestur tanda kutip. Berjalan di samping Taehyung dengan sedikit cepat dan membuat Jungkook kewalahan dengan tongkatnya. Entah apa yang dibicarakan kakak beradik eksentrik ini, mereka tidak perlu bertanya dan sibuk mengoreksi satu sama lain.

"Siapa Anda?" Seojoon, pemuda tinggi itu mengulurkan tangannya. Sebelum Jungkook menjawab, pria tinggi itu sudah berceloteh lagi, "Dokter. Veteran dokter tentara. Anda berbau antibiotik dan itu sangat mengganggu hidung saya, Dokter."

"Maafkan saya," ucap Jungkook.

Seojoon menggeleng. "Tidak masalah. Saya juga selalu bau sapu dan debu. Apa Anda betah tinggal dengan Taehyung? Berisik, semaunya sendiri, a freak."

"Tidak juga, Sir. Benar-benar menyebalkan."

Mendengar itu Seojoon tersenyum. "Good, we're on the same platform." Kemudian keduanya dituntun Seojoon memasuki bar yang ramai. Membuat Jungkook bertanya-tanya ada gerangan apa keduanya dipanggil karena sepertinya ini bukan acara family visiting.

»»——⍟——««

Impromptu; taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang