Hellevator

576 91 41
                                    

Siang itu jarum dijam tangan milik pria tampan dengan kulit putih pucat seperti vampire, masih menunjukkan pukul sebelas siang.

Berbeda dengan tempat ini, rasanya seperti sudah senja. Tempat yang sepi dengan kabut tebal yang sangat mengganggu penglihatan dan jangan lupakan suasana yang sangat mengerikan, cukup untuk membuat siapa pun berpikir ratusan kali untuk datang kesini.

Ditambah cerita masyarakat tentang tempat ini, hanya orang yang bosan hiduplah yang akan datang kemari.

Contohnya seperti delapan orang pria yang kini tengah berdiri sembari memandangi bangunan tua dengan tulisan 'Hellevator' didepannya. Mereka benar-benar ingin mencari mati, ahh ralat bukan mereka tapi hanya satu orang 'Han Jisung'.

"Han, apa kau benar-benar yakin ingin masuk kesana?" tanya lelaki berkulit vampire, Bang Chan namanya.

Lelaki berwajah tampan nan imut seperti tupai itu pun menjawab "Ya hyung aku yakin, dari pada harus menjalani semua ini lebih lama lagi lebih baik aku mati" ucap Han yang diakhiri senyuman miris.

Sebenarnya dia juga takut, namun keinginannya untuk mati dan terlepas dari semua beban hidup yang selama ini ia tanggung lebih besar dari pada rasa takutnya saat ini.

Bang Chan menyentuh pundak Han "Kita bisa menghadapi masalah bersama-sama Han, menemukan solusinya dan hidup seperti biasa" ucap Bang Chan.

Han tersenyum, entah itu senyum apa tidak ada yang tahu "Aku tahu hyung" Han menurunkan tangan Chan dari pundaknya "tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan itu semua". Bang Chan menunjukkan ekspresi seperti 'kenapa?'.

Seakan-akan dapat membaca pikiran Chan, Han pun berkata "Karena aku tidak sepertimu hyung, aku tidak bisa menerima semua cacian dan makian orang-orang dengan lapang dada, aku tidak bisa menghadapi semua masalah dengan tenang, aku tidak bisa mencari solusi dengan kepala dingin" Han berhenti sejenak untuk mengambil napas "Aku tidak bisa hyung, aku tidak bisa" lalu dia menunduk lesu, membuat siapa pun yang melihatnya merasa iba termasuk lawan bicaranya saat ini.

Tangan Chan bergerak menyentuh lengan kekar milik Han "Kau bisa Han aku yakin, kau hanya...perlu sedikit waktu".

Han mendongak "Itu masalahnya hyung, aku sudah tidak punya waktu dan aku...aku sudah lelah berjuang, aku ingin mengakhiri semua ini".

"Tidak Han" sahut lelaki tampan bernama Lee Know "Kau tidak bisa menyerah dengan cara seperti ini dan waktumu, waktumu masih sangat banyak kau tidak bisa menyia-nyiakan hidupmu hanya karena masalah kecil yang kau hadapi".

"Lee Know hyung benar Han" lelaki pemilik freckles imut diwajahnya itu berjalan mendekati Han "Hidupmu terlalu berharga untuk kau sia-siakan di tempat bodoh ini".

"Tapi tempat bodoh yang kau maksud ini yang akan mengakhiri semua penderitaan yang aku rasakan Felix, dan semua cacian, makian, tuduhan, bullying, pelecehan, sampai percobaan pembunuhan, apa itu semua masih bisa disebut masalah kecil?" ucap Han.

Lalu Hyunjin, lelaki tampan berambut blonde berkata dengan bibir sexynya "Cih, lalu dengan kau memilih jalan seperti ini apa mereka semua akan diam saja? Tidak! Mereka semua akan merayakan kematian bodohmu itu, mereka semua akan mengataimu manusia rendahan dan pengecut!".

"Hyunjin, kumohon jangan sekarang" tegur Bang Chan, Hyunjin hanya memutar bola matanya malas. Bang Chan hanya khawatir mereka berdua akan berakhir dengan saling pukul.

Namun sepertinya kekhawatiran Bang Chan tidak akan terjadi karena Han menjawab "Aku tidak peduli mereka mau berbicara apa, yang terpenting aku terlepas dari penderitaanku dan tidak akan pernah mendengar mulut hina mereka mengoceh lagi" setelah itu Han berjalan menuju ke dalam bangunan.

Hellevator [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang