Kehidupan memang tak seindah mimpi dan angan - angan, terkadang kita harus melangkah didalam kegelapan dan berusaha kuat dari yang namanya cobaan, depresi, strees bahkan percobaan ingin bunuh diri sering lalu lalang dalam pikiran ketika kita merasa DOWN, namun percayalah ! Kita sedang dalam permainan
Disebuah pesantren yang terletak dipinggiran pusat kota Barabai, ada salah seorang santri yang telah menjalani mondok selama 6 tahun, Namanya Muhammad Arkha Anshari, memiliki raut wajah yang biasa biasa saja namun sifatnya tidak dapat mudah ditebak, berperawakan sedikit kurus dan mempunyai tinggi badan 164 cm membuat penampilannya terlihat lebih elegan ketika mengenakan jubah gamis.
remaja asal Desa Kahakan ini merasa dirinya tidak kuat lagi berada didalam pesantren, ia terkadang lebih suka menyendiri dibanding ikut berkumpul dengan teman - teman se asramanya, dan ia juga sering tidak masuk belajar karna rasa malas yang menggelayuti perasaan nya, kalaupun masuk belajar ia hanya diam melamun tanpa mendhabit kitabnya dan sering tidur dengan sengaja.
Kebiasaan seperti itu pada diri Arkha sudah mulai terlihat pada disaat ia menjalani 4 tahun dipesantren, mulai dari melanggar peraturan pondok bahkan berani kabur dari pesantren hanya untuk bersenang-senang agar rasa bosan-nya hilang, namun anehnya perbuatan nya itu tidak pernah diketahui atau terciduk oleh dewan guru yang menjaga disekitar asrama, karna sifatnya yang jarang tampil didepan publik dan sedikit pendiam, sangat sedikit potensi untuk dicurigai ketika berbuat pelanggaran, ia sendiri sangat menyadari perbuatan nya itu salah dan sangat berbahaya untuk dilakukan, tapi iya selalu bilang " Aku harus menenangkan pikiran dan perasaanku, apapun itu " .
Jam menunjukan pukul 22:47 malam, para santri sudah mulai masuk ke kamarnya masing-masing, tidak boleh ada yang keluar kamar di atas jam 10 malam kecuali ada izin dari yang bertugas piket jaga malam atau dari ketua kamar sendiri, sistem tugas dipesantren ini diatur oleh kelas tertinggi, mulai dari membangunkan pas waktu subuh bahkan yang mengawasi santri yang melanggar aturan ketika ada kegiatan seperti bicara ketika wirid-an, tidak belajar, atau santri yang tidak solat berjamaah, melalui arahan seorang guru yang menempati posisi sebagai ketua Kamtib dipondok ini yaitu Ustadz Muhammad Ishaq, beliau yang diberi kepercayaan oleh pengasuh pesantren untuk memberi hukuman untuk para santri - santri yang melanggar peraturan pondok.
Malam itu, Arkha bersama Jamal duduk melepas penat disehuah taman pesantren setelah berkeliling asrama untuk mengecek kembali santri - santri yang ada diluar dan menyuruhnya untuk masuk kekamarnya masing-masing
" Arkha, apa kamu tidak takut kalau suatu saat nanti kamu diberhentikan dari pesantren ? Sayang loh, kitakan sudah 6 tahun mondok disini" Jamal memulai pembicaraan
" Aku cuma ingin mencari hiburan Mal, setidaknya membuat pikiranku tenang " Kata Arkha sambil memainkan senter nya
" Kalo menurutku sih ya, kalo kamu kabur dari pondok, setelah kabur kamu bisa senang chatingan sama cewe idaman-mu itu, tapi pas mau balik lagi ke pondok, eh... malah keciduk sama pengawas pesantren, nah pertanyaan nya, ketika kamu terciduk, apa pikiranmu akan tenang ?" Jamal memberi masukan
" Yaaa... Nggak bisa tenang sih,sebenarnya takut juga, tapi ya mau gimana lagi Mal, aku tuh sudah mulai bosan disini, pas libur hari sabtu kemaren, aku sudah bilang ke ibuku kalau aku ingin istirahat sementara, tapi gak diberi izin, katanya tinggal dua bulan lagi kok ". Jelasnya
" Nah justru itu aku tuh nanya gini cuma mau ingetin aja, tinggal dua bulan lagi lulusan loh, jangan sia-siain lah, sayang kalo sudah enam tahun mondok, masa dititik akhir kita abaikan begitu saja ".
Arkha terdiam mendengar perkataan Jamal, karna apa yang ia katakan itu ada benernya juga, kalau sampai dikeluarkan dari pesantren akibat perbuatan nya, bagaimana nanti perasaan orang tuanya jika mendengar kabar itu .Jamal adalah seorang yang berprestasi dikelas nya, hanya Jamal yang selalu menasehati Arkha agar selalu berhati-hati dan mengingatkan Arkha agar jangan mengulangi perbuatan itu, , ia satu kelas dengan Arkha, bahkan Jamal pernah memenangkan lomba membaca kitab kuning dan mendapat banyak pujian dari para dewan guru dipesantren, mempunyai tinggi badan sebahu Arkha dan suka bergaul dengan orang-orang sekitarnya, Jamal tidak mudah terpengaruh dengan orang yang ia temani, sesekali ia mengingatkan teman-temannya agar selalu tetap menjalankan kewajiban di pesantren.
Dari kejauhan tepat dibalik gudang pembangkit listrik yg biasa akan menyala otomatis jika listrik mendadak mati, ada tiga orang teman Arkha sedang mengisyarat melambaikan tangan untuk memberitahu bahwa sudah waktunya beraksi
" Ya sudah, kau teruskan berjaga ya, aku sedang ada urusan, sampai nanti ". Kata Arkha sambil berdiri meninggalkan Jamal
" Hei... Ingat! Dua bulan lagi ". Seru Jamal mengingatkan, namun Arkha hanya mengacungkan jempol tanpa menoleh ke arah JamalIa bergabung dengan temannya yang tiga orang tadi yaitu Ali, Zulfa dan Brayent, tiga sekawan yang selau menyertai Arkha jika sedang berencana untuk kabur, mereka ber empat berjalan ke arah pintu belakang yang biasa digunakan para kuli keluar masuk, karna ada beberapa kamar baru yang akan dibangun agar bisa lebih banyak menampung para santri baru.
Setiap tahun santri yang baru masuk selalu betambah banyak sampai-sampai kamar yang telah disediakan tidak cukup untuk menampung banyaknya santri baru, ada lima bagunan kamar dua tingkat yang mempunyai kapasitas yang berbeda yaitu kamar Al Mubarak dan disebrangnya ada kamar Inayah, sejajar dengan dengan kamar Al Mubarak dihalat oleh satu tangga menuju lantai dua, disampingnya kamar Al Mukramin, dihalat lagi oleh satu tangga ada kamar Al Muhtadin, tak jauh dari kamar Al Muhtadin ada sebuah kamar yang menghadap ketimur yaitu kamar Al Jalil, kamar ini termasuk bagunan besar dengan 12 kamar, dalam satu kamar bisa menampung sekitar 18 - 20 santri, dan bangunan kamar yg kecil ialah kamar Al Mukramin, hanya memiliki 4 kamar tingkat 2 dengan kapasitas perkamar hanya bisa menampung 10 - 12 santri saja, begitu juga dengan kamar sisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Entertainment End LOVE
RandomApapun itu kita sebut saja dia Arkha, untuk kelanjutannya yuk kita baca kedalam