PROLOG

51 6 6
                                    

CERITA INI DI BUAT TIDAK UNTUK DI TIRU!

OKE, SELAMAT MEMBACA^^

****

Namaku Felsa Aeloshi Cantika. Gadis yang di lahirkan dari keluarga sederhana yang beruntungnya dapat bersekolah di sekolah impianku. SMA Banjartana, salah satu SMA elit di Jakarta yang rata-rata di huni oleh siswa-siswi dari kalangan atas. Sangat berbeda sekali denganku yang dapat masuk hanya karena beasiswa.

Aku bersyukur karena memiliki otak yang lumayan cerdas sehingga aku dapat bersekolah di sini. Namun rasa senangku tidak berlangsung lama karena banyak hal yang membuatku tidak betah untuk berada di sekolah.

Seperti yang sudah ku bilang bahwa aku adalah gadis miskin, banyak dari mereka yang membullyku karena tidak suka jika aku berada di kawasan mereka. Menurutnya, aku sangat tidak pantas untuk bersekolah di sini.

Namun ada hal lain yang membuatku masih tetap bertahan sampai sejauh ini selain ibuku di rumah. Nalla, satu-satunya orang yang mau menjadi sahabatku yang baik. Dia adalah gadis yang tidak pilih-pilih teman, dan aku sangat merasa beruntung karena memilikinya. Dan itu menjadi salah satu alasanku mengapa aku masih bertahan di sini.

Baiklah, kurasa perkenalannya cukup sekian dulu. Sekarang tepat pukul 9 malam dan aku masih berada di area sekolah karena baru saja membereskan peralatan kemah kemarin bersama teman-teman Pramuka lainnya.

Ya. Aku memang salah satu anggota pramuka. Sejak kemarin di sekolahku mengadakan kemah blok bergilir dan itu sangat membuatku lelah sekali karena aku adalah salah satu panitianya. Dan tentunya aku dan teman-teman pramuka yang lain harus pulang terlambat karena bertugas untuk membereskan semuanya terlebih dahulu.

"Fel, lo beneran gak papa kalau harus pulang sendiri? Gue gak enak banget kalau ninggalin lo sendirian. Gue pesanin grab aja ya?"

Aku tersenyum mendengar Nalla yang rupanya tengah menghawatirkanku. Dia memang sahabat yang baik. "Gak papa, Nalla. Aku bisa pulang sendiri kok. Lagian rumahku juga gak jauh dari sini. Kamu tenang aja, lebih baik kamu segera pulang dan menyusul ibumu di rumah sakit. Aku tahu kalau kamu juga sangat lelah dan merindukan ibumu kan karena kamu juga sudah 3 hari berada di sini?" Ujarku yang di angguki lemah olehnya. Betul bahwa ibunya memang sedang di rawat sejak satu minggu yang lalu, dan aku turut prihatin karena Nalla masih tetap memaksa ikut untuk mengurusi acara perkemahan ini. Betul, dia juga merupakan salah satu anggota Pramuka sama sepertiku dan dia sangat bertanggung jawab mengenai itu.

"Beneran gak papa?" Nalla menatapku dengan perasaan sedikit bersalah.

"Gak papa, Nall. Oh iya, jangan lupa sampaikan salamku pada ibumu ya. Maaf karena aku belum bisa menjenguknya. Semoga saja ibumu cepat sembuh dan segera pulang." Ujarku.

Nalla mengangguk. "Iya, pasti cepat pulang kok karena cuma sakit tifus biasa. Semoga saja ibuku cepat sembuh."

"Yasudah gih sana pergi, keburu malam."

Nalla memposisikan salah satu telapak tangannya di dahi, sama persis ketika sedang memberikan hormat kepada bendera sang merah putih saat kegiatan upacara bendera di laksanakan. "Siap bos." Ujarnya kemudian menyalakan mesin motornya. "Gue duluan ya." Pamitnya dan aku mengangguk sambil mengacungkan jempolku.

Dan kini hanya tinggal aku sendirian di sini, tepat di depan pintu gerbang SMA Banjartana. Semua teman pramukaku sudah pulang satu persatu dan hanya menyisakan aku seorang diri.

Aku segera berjalan untuk menuju rumahku, sambil sesekali menghembuskan nafas panjang, menikmati tubuhku yang lelah mengingat kegiatan 3 hari kemarin yang cukup menguras tenaga.

FELSAGA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang