Chapter 1

6 0 0
                                    

Para penghuni kelas XI IPA 2 tengah merasa jenuh dan menatap ke arah papan tulis tanpa minat. Hal ini dikarenakan cacing-cacing yang berada di dalam perut mereka, kompak ingin diberi makan.

Sementara itu Pak Kerta, selaku guru Sejarah masih saja menceritakan tentang Kerajaan-Kerajaan Islam pada zaman dahulu. Hal itu tentu saja membuat para penghuni kelas XI IPA 2 merasa seperti dibacakan dongeng sebelum tidur. Hingga, tak sedikit murid yang berusaha melawan rasa kantuknya. Terkecuali Jericho Andara, ia masih tetap fokus memperhatikan Pak Kerta yang tengah menerangkan.

"Rel, istirahat masih lama ya? Perut gue bunyi mulu nih daritadi," ujar Galang--- teman sebangku Farel.

"Berisik. Liat tuh si Jericho duduk tenang, kalem, nggak kaya lo," balas Farel.

Mendengar nama Jericho, Galang pun segera berbalik badan ke tempat duduk Jericho yang berada di belakangnya.

"Ssstt ... Jer!" panggil Galang dengan setengah berbisik.

Jericho yang tengah menatap fokus ke arah papan tulis pun mengalihkan pandangannya ke arah Galang sembari menaikkan satu alisnya.

"Laper nggak lo?" tanya Galang.

Jericho tak mengindahkan pertanyaan Galang. Ia kembali menatap fokus ke arah papan tulis.

Kesal karena pertanyaannya tidak dijawab, Galang pun memutar badannya kembali menghadap papan tulis dengan raut lesu.

"Baik, sudah cukup untuk pelajaran hari ini. Ada yang ingin ditanyakan?" ujar Pak Kerta yang membuat Galang berbinar.

Seakan paham dengan tabiat Jericho yang selalu bertanya, Galang pun segera menoleh ke arah Jericho.

"Awas aja kalo nanya lo Jer." ancam Galang.

Jericho hanya melirik sekilas ke arah Galang tanpa meresponnya.

"Tidak ada? Jika tidak ada yang ingin ditanyakan, Bapak anggap kalian sudah mengerti tentang apa yang tadi Bapak jelaskan," ujar Pak Kerta.

"Kalau begitu silahkan kerjakan tugas di halaman 37-39. Dikumpulkan besok pagi jam 08.00 di meja Bapak." sambung Pak Kerta.

Semua murid menghela napas kesal. Sudah lapar, mengantuk, diberi tugas pula. Mau tidak mau ya harus dikerjakan. Paling-paling buku Jericho yang menjadi sasarannya.

"Bapak permisi dulu. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," pamit Pak Kerta lalu pergi meninggalkan kelas.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua murid serempak.

"Yuhuuuu ... Ma'e i'm coming!" seru Galang dengan semangat.

Farel, Galang, dan Jericho pun pergi meninggalkan kelas menuju kantin.

Selama mereka berjalan, banyak pasang mata yang menatap kagum tiga sosok tersebut. Terlebih kepada sang Ketua OSIS---Jericho.

Jericho dan Farel memilih menghiraukan tatapan kagum dari para siswi. Berbeda dengan Galang, ia sibuk menyapa para siswi dan tersenyum menunjukkan lesung pipinya.

"Dasar caper." ujar Farel sembari menggelengkan kepalanya.

"Apanya yang caper sih? Kata Ibu, kita itu harus jadi orang yang murah senyum. Karena senyum itu merupakan bagian dari ibadah," jawab Galang.

"Tapi lo niatnya buat baperin anak orang!" sambung Jericho.

"Nggaklah. Gue kan cuma senyum. Kalo tuh cewek-cewek pada baper ya urusan merekalah." sanggah Galang.

Jericho dan Farel memilih untuk tidak mengindahkan ucapan Galang.

Tak terasa, langkah mereka telah sampai di kantin SMA Panca Warna. Suasana kantin hari ini cukup ramai, sehingga hanya menyisakan satu meja tanpa pemilik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang