" Kau akan bekerja mulai besok! Disini! Dirumah ini! Sebagai pengganti ibu dari anak-anak saya!"" HAH?!! APA?!!"
Ana benar-benar terkejut. Lemas lunglai sekujur tubuh Ana ketika mendengar perkataan Joachim. Apa dia bercanda? Apa maksudnya dengan menjadi pengganti ibu dari anak-anaknya.
"A..apa maksudnya? Saya tidak mengerti"
"Tidak mengerti bagaimana? Saya sudah jelas mengatakan kalau kamu harus menjadi pengganti ibu dari anak-anak saya!"
"Hah? Maksudnya saya harus menikah denganmu pak? Tapi saya masih muda bahkan saya belum membahagiakan orang tua saya"
Mendengar ucapan Ana, Joachim mulai tertawa terbahak-bahak. Ana benar-benar berfikir sejauh itu? Haha sepertinya aku harus membersihkan otaknya agar tidak kotor. Itulah yang ada dipikiran Joachim.
"Hahaha...saya menikahi gadis seperti kamu? Itu tidak mungkin"
"Tapi tadi bapak berkata kalau saya harus menjadi pengganti ibu dari anak-anak bapak"
"Maksudnya, kamu bekerja menjadi baby sitter. Jika saya mengatakan kamu harus menjadi pengganti ibu dari anak-anak saya bukan berarti kamu harus menikah dengan saya"
"Ouh begitu, hehe saya kira bapak mau menikahi saya"
"Kalau kamu mau, saya bisa saja menikahi kamu sekarang juga"
"Itu tidak perlu"tegas Ana sambil melotot kan matanya "Bapak yakin mau jadiin saya baby sitter anak bapak?"sambung Ana.
"Iyalah kenapa emang kamu ga mau?"
"Biar aku perjelas ya. Saya tuh orangnya pelupa, ceroboh, dan kadang juga teledor. Saya takut nya anak Bapak malah jadi kenapa-kenapa karena saya! Apa bapak yakin"
"Iya kah? Tapi saya percaya kok sama kamu, saya yakin kamu bisa menjaga anak-anak saya dengan baik "jawab Joachim sambil menatap Ana
Berdebar jantung Ana mendengar Joachim mengatakan dia percaya padanya, kalau Ana bisa menjaga anak-anaknya. Sungguh Ana merasa diberi tanggungjawab yang amat besar jika harus mengurus anak kecil.
Apalagi Ana merasa kalau kebanyakan anak kecil seperti tidak menyukainya. Bahkan Ana jarang mendekati anak-anak, karena dia tau kalau anak-anak akan menangis bila didekati oleh nya.
Tapi anehnya jika ada anak yang benar-benar dekat dengan Ana maka anak itu seolah tak mau pisah darinya. Hal itu selalu membuat Ana heran dan berfikir apakah anaknya nanti juga akan takut padanya atau malah menyukainya.
Melihat Ana yang terdiam Joachim pun seketika ingat kalau dia belum memperkenalkan dirinya pada Ana.
"Ouh iya saya lupa memperkenalkan nama saya"
"Ahh benar juga, dari tadi kita mengobrol tapi saya tidak tahu nama bapak"
Joachim langsung mengeluarkan tangannya "Joachim Frederick, orang paling dermawan dan tampan di Bali" ujarnya dengan bangga
"ouh iya sekarang kita ngomong pake aku kamu aja ya, biar ga terlalu formal. Dan jangan panggil aku bapak lagi ya, aku tuh masih muda tau. Karena aku lebih tua dari kamu jadi kamu cukup panggil aku bang Jo aja okeh"
"Bang Jo?"
"Iya kenapa? Apa kamu mengingat sesuatu?"
Ouh Ana apa kamu belum sadar sedang berbicara dengan siapa? gerutu Joachim yang kesal karena Ana benar-benar tidak mengenal atau bahkan mengingat dirinya sama sekali.
"Aku seperti pernah mendengar nama itu, tapi aku lupa siapa hehe"
"Coba kau ingat-ingat!"
"Ah sudahlah, aku sulit mengingat-ingat sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
RandomAna yang awalnya hanya ingin bermain rp untuk mendapatkan teman,dia malah dipertemukan dengan seorang pria dengan umur yang sangat jauh dengan nya. Dan lebih parahnya lagi dia mulai mencintai pria itu ,dan saat Ana sudah mencintai nya, pria itu mala...