"Udah pulang?" Gue yang lagi khidmad fokus sama tontonan tv langsung kaget setengah mati tiba tiba ada yang nyeletuk dari belakang.
"KAGET!"
Dia jalan lunglai terus duduk sambil nyenderin kepalanya di pundak gue.
"Rey! Kalo masih ngantuk balik tidur lagi sana."
"Nggak ngantuk, capek."
"Apanya masih merem gini."
Nggak lama gue ngerasa ada yang geter, "Rey ponsel kamu."
Dia tegakin badannya, terus buka mata dan natap gue. Tangannya ngerogoh saku celananya.
"Mama telpon." Katanya.
"Halo ma"
—
"Sendirian ma"
—
"Iya iya"
—
"Iya 1 jam lagi deh"
—
"Abuhhh kok jam seg—"
—
"Iya ma"
—
"Iya ma iya, aku tutup telponnya"
"Disuruh pulang sama mama." Ujarnya setelah sambungan ditutup, gue langsung matiin tv.
"Loh kok dimatiin?"
"Katanya mau pulang, aku mau tidur."
"Ya entaran."
"Sekarang aja, udah jam 9 nih."
"Hm, kok jadi ngusir ngusir gini."
"Nggak ngusir, kan bener keburu malem."
"Kenapa sih?"
"Nggak papa." Jawab gue cuek, ya masih marah. Seharian nggak ngasih kabar itu maksudnya apa ya?
"Marah?"
"Nggak." Gue nyambar ponsel yang tergeletak di atas meja.
Langsung disambar sama dia, "Rey apa apaan sih?"
"Marah kenapa?"
"Ya tau, pikir aja sendiri."
"Harusnya aku yang marah ke kamu."
"Apanya?"
"Ini Andi chat kamu maksudnya apa?" Dia buka chat dari Andi, "Oh jadi kalian abis jalan jalan? Hmmm."
"Nggak, apaan sih? Mana ponselnya." Gue berhasil ngambil balik ponsel gue.
Gue liat Andi ngirim foto selfi kita berdua sepulang acara tadi.
"Abis kemana kamu?"
"Ng—nggak eh cuma ke taman kota pas pulang dari lomba."
"Itu kok cuma berdua fotonya?"
"Bukan aku yang mau, dia yang minta."
"Terus kamu mau?"
"Kalo aku nggak mau foto ini nggak bakalan ada, gimana sih?!"
"Hem kok bentak bentak?"
Nggak tau kenapa gue langsung nunduk pas dia ngomong gitu, eh gue langsung sadar dong kalo gue masih marah.
"Kok kamu yang marah sih? Harusnya aku yang marah, kamu nggak ada kabar seharian. Eh pas ketemu gini malah marah marah."
"Aku kembes na."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME
FanficAku kira saat disakiti olehmu bisa mematahkan rasa yang tumbuh menjulang dalam raga. Aku kira saat dirimu berubah rasaku padamu juga ikut berubah. Dan aku kira saat kau menjauh akupun berlaku sama sepertimu. Nyatanya tidak. Mau dipatahkan ribuan kal...