6

5.3K 670 246
                                    


Haruto memasuki kamar jeongwoo dan yeongue dengan tatapan dingin.

"Berikan tanganmu" Ucap haruto pada yeongue.

"Akh" Yeongue kaget.

"Haru? Apa yang kamu lakukan? Aku takut darah" Ucap Jeongwoo.

Haruto tidak menggubris perkataan jeongwoo.

Haruto mengulurkan tangannya agar Jeongwoo memberikan tangannya.

"Jangan Haru, aku takut darah" Jeongwoo sudah panik ketakutan.

Tanpa aba aba haruto mengambil paksa tangan jeongwoo dan menusuk jari tengahnya menggunakan jarum.

"Sshhhh" Jeongwoo meringis bersamaan dengan air mata yang jatuh.

"Ini belum seberapa, bersiap siaplah." Setelah itu haruto pergi tanpa pamit.

"Hiks gyu aku takut" Jeongwoo menangis.

"Sssttt woo, aku juga takut. Kita harus cari cara biar bisa kabur woo"

"Tapi itu ga mungkin gyu, ini jauh banget dari mana mana hiks. Mana handphone aku gaada jaringan lagi hiks"

"Ssttt jangan nangis lagi woo, ada aku ko " Yeongue berusaha menenangkan jeongwoo walaupun dirinya juga sangat takut sekarang.

°°°

Setelah semuanya selesai, jihoon memberikan semua darah itu pada profesor untuk di cek. Setiap darahnya sudah di namai.

Sekitar 15 menit profesor selesai dan memberikan hasilnya pada mereka.

"Hanya mashiho dan inhong yang bisa di korbankan" Ucap jihoon.

"Lalu yang lainnya?"

"Kita suntik saja, agar mereka bisa hamil. Kita membutuhkan beberapa bayi"

"Lagi?. Aku tidak tega" Timpal yoshinori.

"Sejak kapan kamu empunyai rasa empati?"

"Sejak dulu aku sudah punya empati. Bahkan aku memaksakan berbuat hal keji seperti ini"

"Bagaimana lagi, kita juga membantu mereka yang membutuhkan. Hanya saja kita harus mengorbankan orang orang terpandang seperti mereka ( para target) "

"Sudahlah, cepat urus mashiho dan inhong. Aku akan segera mengurus targetku agar cepat hamil" Ucap Asahi.

Setelah itu mereka kembali pada tempat dan tugasnya masing masing.

°°°

Haruto menelpon Doyoung di kamarnya.

"Young"

"Hmmm?"

"Ke rumah gue sekarang, ada yang harus lo isi"

"Dih kenapa sama gue?"

"Cepet, imut orangnya"

"Otw"

Setelah itu haruto mematikan telponnya.
Haruto sibuk berpikir kenapa dia menjadi merasa kasian pada jeongwoo. Ah tidak, ini tidak boleh terjadi.

Haruto menunggu Doyoung di balkon. Karena Doyoung seperti pembalap saat mengendarai kendaraan, 1 jam Doyoung sudah sampai karena tidak terlalu jauh seperti dari sekolah jeongwoo ke rumah haruto.

Haruto menyuruh Doyoung untuk naik ke kamarnya. Dengan segera Doyoung masuk ke rumahnya dan menemui haruto di lantai 2.

"Cepat" Haruto mengajak Doyoung untuk mengikutinya.

'Klek' pintu kamar jeongwoo dan yeongue terbuka. Mereka sangat pucat di dalam.

"Young lo disini, jangan sampe lecet. Jeongwoo ikuti aku" Perintah haruto.

Jeongwoo menurut saja karena dia takut.
Haruto mengajaknya untuk pindah ke kamar haruto. Tunggu, kamar haruto? Bahkan tidak pernah ada yang boleh masuk ke kamar haruto kecuali pembantu untuk membereskan kamarnya.

Haruto menyiapkan suntikan untuk jeongwoo.

"Ha-haru?"

Haruto menyuntik lengan jeongwoo. Jeongwoo hanya mematung tidak tau apa maksud dari semua ini.

Perlahan haruto mulai mendekatkan wajahnya pada jeongwoo.

"Haru, apa-"








Ini tanggung banget ya di pisah. Tapi tanggung juga mau di satuin. Gapapa kan?
Semoga suka ya T.T
Kalo ada kritikan boleh yu!

°Mi2011.

Psycho' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang