"Ketika senja datang, ku merasa setengah diriku menghilang. Bagaikan tak berdosa, kau hancurkan rasa yang selama ini kutanam." Mungkin itu yang bisa mewakilkan perasaanku saat ini. Berat melangkah karena luka menganga di hati yang tersakiti oleh seorang yang bahkan tidak aku miliki.
Mungkin benar, rencana tak selamanya harus terlaksana. Tatapan pertama yang lekat diangan berakhir dengan bertepuk sebelah tangan. Sudah merasa dekat sekali, namun dia sudah ada yang memiliki. Setiap kali aku mengingat-ingat masa-masa bersama, semakin lebar luka kecewa terbuka. Dan disitu aku mulai mencari apa itu cinta. Bukanya cinta adalah kepekaan tentang apa yang mengitari? buat apa terlihat bahagia jika menyakiti diri sendiri? Kenangan biarlah berlalu, bergerak maju melupakanmu. Berjalan ke arah yang berbeda, yang tiap langkahnya menggetarkan jiwa dan raga. Memang kita pernah bersama, tapi tujuan hati ini tidaklah sama. Bahagia tak sepadan dengan luka yang kau berikan. Tiap waktu berlalu yang kau goreskan hanya luka dan sendu.
Terimakasih kamu, untuk semua waktu. Yang mau menemani, dari pagi hingga menjelang dini hari. Terbit tenggelamnya sang fajar kuharap tak membuat pertemanan kita pudar. Maaf jika aku menggangu, berat mengganjal dihatimu. Kumemang bukan manusia sempurna, maka maafkan salahku jika ada. Ku pastikan kelak kita bertemu. Dan kau kan menyesal meninggalkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dalam Sajak
RomanceHanya Tulisan Biasa Jangan lupa tinggalkan komentar untuk pesan kepada penulis. Salam literasi