5 orang tengah berdiri di depan Illusion. Langit masih menunjukkan bintang-bintang dan belum berniat menggantinya menjadi cahaya matahari. Yeosang menatap teman-temannya itu, sedikit khawatir dengan misi mereka kali ini. Memang mereka tidak jarang mempunyai misi yang serius seperti ini, tapi jarang sekali ini melibatkan anggota mereka yang disandera.
Belum lagi dengan ayah Yunho yang ternyata dalang dibalik semua ini membuatnya semakin tegang. Ia bisa melihat Mingi yang biasanya santai sedikit tegang. Wooyoung yang sudah berdiri di dekat mobil pun memasang muka datar, yang Yeosang tahu dia juga sama tegangnya dengan Mingi.
Kakak beradik Park itu? Mereka tidak tegang. Tidak juga sedih, yang jujur membuat Yeosang sedikit bersyukur karena melihat 2 temannya itu setidaknya tidak terpuruk dengan rasa sedihnya. Dia bahkan bisa merasakan bahwa disbanding sedih, San dan Jongho sudan menetapkan tekad mereka bahwa mereka akan pulang dengan Seonghwa.
"Sudah siap?" Yeosang berbalik, menatap Yunho yang membuka suaranya. Ia baru saja keluar, diikuti oleh Hongjoong.
4 orang itu mengangguk mantap, membuat Yunho juga ikut mengangguk. Ia lalu menatap Hongjoong disampingya "Aku berangkat." Membuat dia mendapat anggukan dari Hongjoong.
"Tunjukkan pada tua bangka itu he can't mess up with us" Ucap Hongjoong.
"And lastly, hati-hati guys" Tambahnya.
------------------------
Yunho tidak menyangka akan berdiri di depan rumah sialan ini. Suasananya sepi but he knows better. His dad is not a fool but more sinister than what people think he is.
Ia dan Mingi sudah berada di depan pintu masuk. Sebelum Yunho memutar kenop pintu itu, seseorang membukanya. Yunho lalu bersitatap dengan seorang pelayan yang terlihatnya sudah menunggu kedatangan mereka.
"Tuan Yunho, dan teman-teman tuan Yunho. Tuan Besar sudah menunggu kalian." Ucap pelayan itu datar. Tidak ada senyum atau apapun. Yunho hanya mengangguk dan berjalan mengikuti pelayan tersebut, diikuti Mingi.
Suasana rumah yang sunyi membuat Yunho menerka-nerka dimana ayahnya mendekap Seonghwa. Tapi fokusnya lalu teralih ketika akhirnya pelayan itu berhenti di depan pintu sebuah ruangan. Ia lalu membuka pintunya untuk Yunho dan Mingi, mempersilahkan mereka masuk.
Pas ketika Yunho dan Mingi menjejakkan kaki di ruangan itu, Yunho bisa melihat ayahnya yang sedang menghisap rokok. Tidak menatap ke arah mereka tetapi ia tahu si bedebah di depannya ini tahu kalau mereka sudah berdiri disitu.
"I want what's mine back" Ucap Yunho terang-terangan. Tidak perlu basa-basi dengan ayahnya. Ia sudah cukup muak berada disini padahal baru 10 menit mungkin mereka menginjakkan kaki di rumah ini.
"Tanpa basa basi seperti biasa Yunho. Kenapa kita tidak ngobrol dulu? Temanmu bisa duduk juga ikut mengobrol dengan kita" Han Soo seperti menulikan telinganya dengan perintah Yunho.
"Cukup ayah" Yunho benar-benar menggeram pada saat mengucap ayah. Tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa tidak ada panggilan lain untuk orang di depannya. Meski Yunho amat sangat membencinya.
"Aku sudah menurutimu untuk datang kesini. Sekarang. Dimana. Seonghwa." Yunho mengucap sangat dingin. Tapi lagi-lagi Han Soo seperti tidak peduli dengan apapun yang Yunho ucapkan.
"Yunho, Yunho...always the one that use their heart instead of brain. Aku mengajarkanmu dari kecil tapi apa? Kau kabur dan malah menjalani apa yang kau pikir itu benar. Nyatanya kau kembali lagi kesini. All because of you using your feelings." Han Soo lalu berdiri dari kursinya dan berjalan, berdiri di depan Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wish || Yunhwa
RomanceSeonghwa tahu bahwa hidupnya selalu dihadapkan oleh banyak pilihan. Tapi semakin lama, pilihan yang harus ia pilih begitu menyesakkan. Apa yang harus ia perbuat sekarang? Mengikuti kata hatinya? Atau memilih jalan yang sudah ia tetapkan dari dulu? b...