Woe elah suga manis bat di life goes on 😭
Aku kudu otoke 😭😭😭Disini ada yg ikutan buat video life goes on di tiktok kahh
Sumpah army cangtip cangtip bangett
Yuk my kita jangan mau ketinggalan. Kita buat juga dan semoga ke notice bangtan 😚Jan lupa yg baca part ini vote comment okeyy
Enjoyyy 💛💛
***
Seoul 2025
Jimin datang bersama kedua orang tua pemuda itu malam ini. Diluar hujan deras, Vein kira keluarga terhormat itu tidak jadi datang. Ibunya yang sedari tadi sudah mondar mandir was was, langsung saja menghela nafas lega saat yang ditunggu tunggu akhirnya datang.
Kedua belah pihak orang tua berbincang hangat. Mereka sangat bersemangat tentang rencana pernikahan anak anak mereka. Apalagi sang ibu. Rona bahagia itu tidak pudar sedikitpun sejak lamaran tiba tiba tuan Park satu minggu lalu.
“bagaimana Vein, appa tidak akan memaksamu. Semua keputusan ada di tanganmu,” ujar sang ayah menatap anak semata wayangnya hangat.
Vein balik menatap ayah tirinya gamang. Dia sudah memikirkan ini matang matang, tapi sampai sekarang dia masih bingung harus melakukan apa.
Dia baru lulus satu bulan lalu dari bangku perkuliahan. Gelar sarjana masih hangat hangatnya dia pikul. Maka banyak hal yang harus dia relakan jika menikah dalam waktu dekat ini.
Vein berganti menatap ibunya. Wanita paruh baya itu menatapnya penuh harap. Dia bisa apa jika ibunya sudah menatapnya seperti itu.
Dalam posisi ini, Vein jadi teringat surat yang dia terima lima tahun lalu. Di dalam surat itu tertulis,
lima tahun lagi. Saat hujan turun, terimalah lamaran pria itu.
Apa dia harus mengikuti apa yang orang itu katakan. Vein bahkan tidak tau siapa si pengirim itu.
“Vein, bagaimana nak?” kali ini ayah Jimin yang bertanya.
Vein menarik nafas dalam dalam. Dia memandang satu persatu semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Berakhir di Jimin, pria itu terkesan datar. Selalu seperti itu. Memandangnya dengan raut yang susah Vein mengerti.
“sa-saya menerima perjodohan ini.”
Seoul 2020
“Jimin-aa.”
Vein menatap tajam gadis yang baru saja keluar dari kamar. Jena berjalan pelan menuju Jimin. Sedikit tertatih seperti menahan perih. Emosi Vein kembali naik ke permukaan saat sadar kenapa Jena berjalan seperti itu.
“dia sebenarnya siapa?” tanya Jena menunjuk Vein. Dia penasaran kenapa Vein terus saja menatapnya dengan berkobar. Dia bahkan tidak tau siapa gadis yang telah mengganggu malam panasnya dengan Jimin itu.
“jangan menunjukku dengan tangan kotormu itu sialan!”
“Vein!” Jimin memperingati.
Vein sontak mendelik. “apa?! Kau mau membela jalangmu ini?!”
“kau bilang aku apa? Jalang? Kau ini siapa mengataiku seperti itu?” Jena lalu menyorot penampilan Vein dari atas ke bawah. Dia dengan terang terangan memandang Vein merendahkan. “Kau mengganggu hubunganku dengan Jimin dan sekarang marah marah tidak jelas. Bukankah kau yang seperti jalang?” lanjutnya sarkastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor (On Going)
FanfictionSetelah mati di tangan suaminya sendiri yang tertangkap basah selingkuh, Vein mendapati dirinya bangun di ranjang kamarnya saat masih remaja. Sulit dipercaya dia kembali ke tahun 2020. Sepuluh tahun sebelum si bajingan Park mendorongnya dari lantai...