"Sebagaimana aturan dari jujutsu, Itadori Yuuji, aku akan membasmimu sebagai kutukan!" Ucap remaja berambut hitam sembari berpose aneh.
Tubuh remaja itu dikelilingi oleh 'sesuatu' yang berbentuk seperti asap hitam di mataku. Ekspresi wajahnya menggambarkan kekhawatiran. Ada apa dengannya?
"Tidak, aku baik-baik saja, kok! Selain itu, aku dan kamu babak belur begini, kan? Ayo segera pergi ke rumah sakit!" Ucap Itadori sembari mengangkat kedua tangannya. Tato-tato hitam yang semula muncul di tubuhnya perlahan-lahan menghilang.
"Itadori-san benar. Lebih baik kalian pergi ke rumah sakit. Jangan lupa membawa kedua teman kalian yang ada di sana," timpalku
"Kau juga sama! Aku akan membawamu untuk dimintai penjelasan nanti."
"Meminta penjelasan?" Tanyaku sembari memiringkan kepala.
"Jelas-jelas kau dan kutukan tadi saling mengenal, kan?" Nada suara remaja itu terdengar tidak ramah.
"Memangnya salah kalau aku mengenal Sukuna, kah?"
"Eh, kau kenal dengan Sukuna?"
Seseorang baru saja muncul dan aku sama sekali tidak bisa merasakan aura kedatangannya. Aku sangat yakin bahwa sebelumnya di belakang remaja berambut hitam itu tidak ada seorangpun yang berdiri. Namun, hanya dalam satu kedipan mata dan sekarang seorang pria berambut putih muncul begitu saja!? Benar-benar gila.
"Gojou-sensei, sedang apa kau di sini?!" Pekik remaja itu yang sepertinya juga kaget dengan kehadiran tiba-tiba si pria berambut putih.
"Hai," sapa pria yang diketahui olehku bernama Gojou. "Sebenarnya aku tak berniat datang. Duh, kamu babak belur banget, ya? Akan kuperlihatkan pada anak-anak kelas dua."
Setelahnya si pria berambut putih itu mengambil smartphone dan berkali-kali memotret wajah remaja di hadapannya. Melihat tingkah laku pria itu membuatku sedikit mengerutkan dahi. Dia pria yang aneh, sungguh.
Remaja itu baru saja memanggil si pria berambut putih dengan sebutan 'sensei', itu artinya dia adalah guru dari si remaja berambut hitam. Jika dilihat dari kecepatan pergerakan serta aura kedatangannya yang tidak bisa dirasakan, itu artinya si pria berambut putih memiliki kemampuan yang hebat.
"Sepertinya dia tidak bisa diremehkan," itulah yang ada di dalam pikiranku saat ini.
"Para petinggi berisik sekali karena Pusaka Kutukan Tingkat Tinggi yang hilang. Jadi, mumpung sedang jalan-jalan aku singgah dulu ke sini. Jadi, apa kamu menemukannya?"
"Anu...," Itadori bergumam, membuat atensi kami bertiga mengarah ke arahnya. "Maaf, tapi aku memakannya."
"Serius?"
""Serius.""
Pria berambut putih itu mendekati Itadori, menatap lamat-lamat wajahnya meski aku tidak yakin apakah ia benar-benar bisa melihat. Toh, dia memakai penutup mata berwarna hitam yang menutupi kedua matanya.
"Benar-benar mengejutkan," ucapnya seraya mendekatkan wajah sehingga jarak antara wajahnya dengan wajah Itadori hanya berjarak beberapa sentimeter saja.
Aku yang melihat momen itu refleks mengambil smartphone dan memotret kedekatan di antara mereka berdua. Lumayan buat asupan... eh!? Canda! Untuk bahan gambar maksudnya.
"Apa yang kau lakukan, Nona?"
Tanpa kusadari, pria berambut putih yang bernama Gojou itu sudah berdiri di hadapanku. Sontak aku terperanjat dan hampir saja menjatuhkan smartphone yang ada di tanganku.
"Kau membuatku kaget!" Ucapku kesal.
"Eh, kau mengambil fotoku ya? Boleh kulihat?" Tanyanya, tapi langsung dibalas gelengan cepat olehku.
KAMU SEDANG MEMBACA
In a Dream
FanficKarena mimpi yang selalu aku alami sejak berumur 12 tahun, akhirnya aku membulatkan tekad untuk pergi ke Jepang. Aku berkeinginan untuk membantu temanku yang selalu aku temui di alam mimpi. Namun, tak aku sangka niat baikku itu malah menarikku ke da...