Part of The Reality of Living Together

8.7K 288 32
                                    

Since my head can't make any plot stories right now, let's just elaborate this. The first paragraph in Side Story-The Reality of Living Together.

And of course, this sign  🔞 is applied here. You know what to do, be wise.

⚠️ TW : just in case you haven't read the side story yet, sex toys were used here and their play were pretty dirty.



"Mmhh"

New menggeliat pelan di atas pangkuan Tay yang hanya mengenakan celana piyama, sedang New sebaliknya. Celana piyamanya sudah lucut entah kemana menyisakan baju berwarna abu-abu tua.

Tay mengelus punggung New naik turun di balik piyama agar kekasih yang sedang memeluk lehernya itu rileks.

"Aneh Te.." keluh New di bahu Tay terhadap anal vibrator yang berdiam di rektumnya, padahal belum dinyalakan sama sekali.

Lagu-lagu Cigarettes After Sex yang diputar rendah menemani keduanya di kamar yang sudah dibuat temaram. Semua ide Tay tentu saja, like, every single thing is Tay's slutty ideas.

Tay mengecup pelipis New sebelum meraih cock ring yang sudah disiapkan.

"Dipake dulu yuk, mumpung belum bangun itu" bujuk Tay. New segera mengangkat kepala dan memberikan tatapan tajam kepada kekasihnya. Gila. Tay sudah gila dan New lebih gila lagi karena menyetujui semua bujuk rayu Tay untuk mencoba sex toys yang dipesan Tay diam-diam.

Tay hanya tersenyum miring, mengecup bibir New sekilas sebelum melumuri pelumas pada cock ring berbahan silikon itu. Dengan hati-hati Tay memasangkannya pada ereksi New yang untungnya masih tertidur, jika tidak kegiatan ini akan menyakitkan.

"Gue bodoh banget" gumam New yang hanya bisa melihat cincin itu terpasang di pangkal ereksinya.

Lagi-lagi Tay mengecup pelipis New, "You know what to do, right?" tatap Tay lurus kepada manik New yang masih ragu.

"Yeah.. Tapping your shoulder three times?" jawab New tidak yakin. Tidak yakin dengan Tay yang akan peka terhadap tepukannya, tidak yakin terhadap dirinya sendiri yang ingat untuk menepuk Tay di penghujung akal sehatnya.

"Good" bisik Tay sensual di depan bibir New sebelum mengajak kekasihnya berciuman, Tay dulu sempat kaget, tapi sekarang ia sangat mahir mengendalikan permainan lidah mereka, dan New benci ini. Saat napasnya sudah diujung tanduk tapi Tay masih tak mau memberi jalan.

"Hah.. Hahh" dengan napas tersenggal-senggal New menahan geli karena bibir Tay berpindah ke leher, dan bersamaan dengan rasa aneh di perut yang mulai membuat New mengeram rendah, pakaian terakhirnya lucut.

"T-te..—akh!"

New terlonjak. Permainan gila ini dimulai. Anal vibrator mulai menyala rendah. New mengeratkan pelukannya sambil bergerak-gerak asal di atas pangkuan Tay, mencari posisi yang tepat agar rasa tidak nyaman di rektumnya menghilang. Tak sadar jika ia sudah membangunkan singa tidur karena gerakannya.

"Oke?" New mengangguk di bahu Tay dengan helaan napas kasar yang membuat Tay tersenyum senang.

Getaran vibrator kembali naik satu level tanpa aba-aba.

"Shit! Te!" pekik New menepuk punggung telanjang kekasihnya keras. Tay Tawan sudah gila karena rasa panas bekas pukulan di punggungnya justru membuat ereksinya semakin keras.

"Pake aba-aba d—Ahnn.. Nghh" protes New terpotong karena remasan Tay di kedua bokongnya membuat vibrator itu menyundul prostatnya sekilas.

First Time - TayNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang