Part 14

18.2K 1K 29
                                    

Malam hari ruang makan keluarga Valerin semua berkumpul melaksanakan makan malam bersama.

Makan malam yang biasanya hanya diisi oleh para orang tua kini semua anak-anaknya makan bersama sejak adanya Anna kembali di keluarga besar Valerin.

Apalagi anak sulung tertua dari pasangan Rendi dan Hani yang jarang sekali makan di rumah. Bukan hanya sekedar makan bersama saja yang jarang dilakukan olehnya tinggal serumah pun juga jarang kecuali ada urusan yang sangat-sangat penting saja anak sulung mereka pulang ke mansion.

Urusan makan malam bersama telah usai mereka berpindah keruang keluarga.

"Gimana sayang persiapan buat kamu sekolah besok? Masih ada yang kurang ga?" tanya papa Reno.

"Semuanya sudah siap pa, ga ada yang kurang."

"Tadi kamu belanja peralatan sekolah sama siapa princess?" tanya papa Reno. Sebenarnya Reno sudah tahu Anna pergi dengan siapa waktu berbelanja tapi dirinya bertanya karena ingin membangun komunikasi dengan anaknya.

"Pergi dengan aku dong pa pastinya," sahut mama Hana.

"Aku juga ikut menemani princess kak ," sahut mami Nana juga.

"Oh ya. Seneng ga princess kamu besok akan sekolah?"

"Seneng banget dong pa. Aku ga sabar buat lihat sekolah baru aku." Anna menjawab dengan semangat dan senyum cerianya.

Semua yang melihat princess mereka tersenyum bahagia juga ikut melengkungkan bibir mereka membentuk senyuman.

"Papa juga ikut senang kalau kamu juga senang princess."

Obrolan mereka terus berlanjut membicarakan banyak hal tentang princess mereka.

Matahari belum memunculkan sinarnya tapi Anna sudah terbangun bahkan sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Anna sempat tercengang ketika tadi melihat seragam sekolah barunya. Seragam sekolah dengan kemeja putih dan hitam, blazer hitam, dasi kotak-kotak warna merah hitam dan rok selutut abu-abu. Seragam sekolah yang berbeda dari sekolah lainya.

Anna siap dengan semuanya. Dia langsung saja turun ke lantai bawah dengan semangatnya tak sabar untuk segera berangkat ke sekolah. Keluarganya pun malahan belum ada yang keluar dari kamar mereka bisa dipastikan bahwa mereka masih tidur.

Anna menuju dapur niatnya ingin memasak untuk sarapan lagi.

"Halo bi Ina, sini biar Anna bantu untuk memasak."

"Eh tidak usah non. Non tunggu saja di meja makan." Bi Ina tersentak kaget ketika princess majikanya memasuki dapur.

"Anna pengin bantu bi daripada Anna diam saja."

"Tidak usah non, ini juga makananya sebentar lagi matang. Nanti non takutnya dimarahi tuan dan nyonya kalau sampai ketahuan memasak di dapur."

"Tapi bi.."

"Non tunggu dimeja makan saja ya." Bi Ina memasang wajah memelas.

"Ya sudah deh bi." Anna pun menurut menunggu di meja makan.

10 menit menunggu. Keluarga Anna turun ke bawah dan menuju dapur.

"Loh princess kok sudah ada disini?" mama Hana bertanya.

"Hehehe ma, Anna ga sabar buat berangkat ke sekolah jadinya pagi banget udah nunggu di meja makan."

"Ya ampun princess, kamu bikin gemes deh," mami Nana mencubit pipi Anna pelan.

Anna hanya menyengir saja.

Makanan sudah diletakan dimeja makan oleh bi Ina dan dibantu pelayan lainya.

"Ayo kita sarapan." Kakek Sandi mengintruksi segera sarapan.

Selesai sarapan dan piring kotor telah dibereskan.

"Princess, ini ada ponsel dan kartu kredit dan kartu atm untuk kamu. Pinya tanggal lahir kamu. Diponsel kamu udah ada semua nomer keluarga dan kartu kredit ini untuk memenuhi kebutuhan kamu. Kamu bebas menggunakanya untuk membeli apapun kebutuhan kamu," ucap papa Rendi menyodorkan ponsel dan kartu kredit pada Anna.

"Ehm pa, Anna tak memerlukan ini semua," tolak Anna halus.

"Loh kenapa sayang? Ini kan hak kamu. Lagipula ini kewajiban papa untuk memenuhi kebutuhan kamu. Kamu jangan menolaknya ya sayang."

"Iya sayang kamu jangan menolak pemberian papa," timpal mama Hana.

"Ya sudah deh. Anna terima ya pa terimakasih."

"Sama-sama sayang."

"Ayo princess kita berangkat kesekolahnya." Fino yang datang dengan tas dibahu kirinya.

"Ayo kak." Anna pamitan kepada keluarganya. Tak lupa dirinya mencium satu persatu pipi papa, mama, papi, mami dan kakeknya.

Fano menggandeng tangan Anna.  "Princess, kamu berangkat semobil sama kakak ya."

"Ga bisa princess berangkat semobil sama aku," sela Fino.

"Aku duluan yang ngajak princess buat ke sekolah bareng jadi princess harus sama aku," ucap Fano tak mau kalah.

"Ga bisa gitu dong. Lo jadi kembaran ngalah dikit napa. Biar gue aja yang berangkat sama princess." Fino pun sama tak mau mengalah. Anna sampai jadi bingung dibuatnya dia akan memilih berangkat sama siapa ke sekolah.

Bara datang. "Kalian ga usah ribut depan princess. Biar princess berangkat sama aku aja," final Bara. "Ayo princess kita masuk mobil kakak."

Anna hanya menurut dan mengikuti langkah kakaknya. Fano dan Fino pun sama menyusul di belakang Bara.

"Ga bisa gitu dong bang. Kan aku duluan yang ngajak princess," protes Fano tak terima.

"Ga usah banyak bicara kalau kalian ingin berangkat sama princess ikut mobil aku."

"Tapi bang.."

"Ga mau ya sudah," ucap Bara acuh bersiap menjalankan mobilnya.

"Eh-eh bentar dong bang aku ikut mobil abang aja," pasrah Fino.

Fano pun sama dia langsung saja memasuki mobil abangnya dengan muka kesal. Mobil pun melaju meninggalkan halaman mansion menuju sekolah Anva High School.

My Family (Update lama banget baca cerita yg tamat aja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang