- 1 -

435 35 22
                                    

Chapter 01 : Gadis dan Matahari

- ❇ - ❇ - ❇ -

"Kanaoo, udah selesai belum rapi-rapi nya? Nanti telat" panggil kakak Kanao, Kanae dari dapur di bawah.

Kanao yang mendengar panggilan dari kakaknya, segera mengambil tas nya dan menuruni anak tangga depan kamarnya. "Iya kak, ini Kanao udah siap" jawabnya.

"Sarapan dulu" Shinobu menyodorkan sepiring nasi goreng ke Kanao di atas meja makan. Kanao mengangguk dan segera duduk di kursi ruang makan.

"Kak, papa sama mama kapan pulang?" tanya Kanao selesai menyuap sesendok nasi goreng.

"Katanya kalo gak salah lusa, kamu kangen ya?" Kanae sedikit menggoda adik kecilnya itu.

Kanao hanya mengangguk, "Gak usah kaku gitu, kamu kan adek kakak sama kak Kanae" kata Shinobu.

"I-iya"

"Kalau udah habis sarapannya, cepetan ke mobil ya! Kakak yang antar" Kanae segera keluar dari rumah dan menyalakan mesin mobil.

Kanao segera menghabiskan sarapannya dan menyusul kedua kakaknya. Satunya di depan pintu, satunya di dalam mobil.

"Kak, nanti Shinobu ada latihan silat sampe malam, mau ada tanding soalnya" kata Shinobu, mengecek handphonenya.

"Kalau begitu, Kanao dijemput Sanemi aja ya. Kakak gak bisa jemput mau ketemu rektor sampai sore" ujar Kanae, matanya tetap fokus mengendarai mobilnya.

"Enggak usah kak. Nanti bareng Aoi aja, naik angkot" jawab Kanao tak ingin merepotkan pacar kakaknya itu.

Kanao dan Shinobu sudah sampai di sekolahnya, ICS. "Oh? Kalau begitu ini, uang ongkosnya" Kanae menyerahkan selembar uang berwarna ungu itu ke Kanao. Kanao menerimanya dan menyimpan di dalam tasnya, "Makasih kak", "Iya sama-sama"

- ❇ -

"Aoi" panggil Kanao pada sahabatnya.

"Kenapa Kan?" Aoi menjawab panggilan dari Kanao.

"Nanti lo gak ikut latihan silat kan yang sampe malem kayak kak Shinobu?" tanya Kanao, sedikit berharap.

"Enggak, gue gak ikut. Emang napa?" giliran Aoi bertanya.

"Nanti pulang bareng ya, kan kita cmn beda blok aja" pinta Kanao.

"Ok" jawaban singkat dari Aoi.

"Kan, lo ada kemajuan gak sama matahari" Aoi sedikit memberi penekanan di kata terakhirnya.

Jujur Kanao sedikit gelagapan tapi, ia segera menormalkan ekspresinya. "Emang gue pacaran? Enggak toh" jawab Kanao.

"Yaila, maksud gue tu lo gak pengen ngajak dia pacaran" Aoi sedikit menyeringai.

"Hah?! Y-ya gak lah, lo jangan ngadi-ngadi Wi!" pipi Kanao memerah.

"Canda neng, tapi ya serah lo juga kalo mau maju duluan" ujar Aoi.

"Udah ah, bahas yang lain aja. Jadi agak gak mood makan ni" kata Kanao. Memang sekarang sedang jam istirahat, jadi wajar kan mereka makan minum ataupun main di lapangan?

"Hmm, oiya lomba nari sedaerah kemaren lo beneran juara kan?" tanya Aoi.

Kanao mengangguk, "Wah selamat! Lomba se-provinsi nya kapan? Kemaren gue gak ikut karna Oma sakit, klo bisa gue ikut pas lo tanding Kan" Kanao mengambil handphonenya dari saku celananya dan membuka chat dari pelatihnya.

"Emm, dua minggu lagi Wi. Tempatnya juga lumayan agak jauh-" ucapan Kanao terpotong dengan Aoi, "Gpp, masa sahabat gue lagi lomba gak gue dukung lo di tempat?" Kanao tersenyum mendengar itu dari Aoi.

"Eh bentar lagi bel bunyi, balik yuk Kan" ajak Aoi mengangkat nampan diatasnya terdapat dua gelas dan dua mangkok yang isinya telah habis mereka makan dan minum. Kanao mengikuti langkah Aoi. Setelah itu, kedua cewek ini kembali ke kelasnya.

- ❇ -

"Tanjirou, hoy kepala sekeras batu. Anaknya pemilik toko roti. Heh bujang jangan ngelamun mulu" di akhir kalimat Zenitsu menampar pipi Tanjirou, berusaha menghilangkan lamunannya.

"Lo ngapain nampar-nampar" Tanjirou memegangi pipinya yang terasa nyut-nyutan.

"Dipanggil berkali-kali lo kagak denger" Zenitsu sedikit mendecih.

"Ya maap, lo manggil napa emang Zen?" tanya Tanjirou.

"Dipanggil Bu Yukimura ke ruangannya" jawab Zenitsu.

"Oh ok" Tanjirou segera beranjak pergi ke ruangan gurunya itu.

Tok tok

"Masuk aja" jawab orang di dalamnya, "Permisi bu" izin Tanjirou.

"Bu Yukimura kenapa memanggil saya?" tanya Tanjirou.

"Ini ada daftar olim fisika, kamu mau ikut? Nanti saya daftarkan" bu Yukimura sambil menyerahkan lembaran kertas itu pada Tanjirou. "Boleh bu, saya ikut"

"Ya sudah, kamu boleh kembali ke kelasmu", "Baik bu, permisi" ucap Tanjirou menutup pintu ruangan itu.

- ❇ -

"Maaf pak saya terlambat, tadi saya dipanggil Bu Yukimura ke ruangannya" ujar Tanjirou memasuki kelasnya.

"Iya, silahkan duduk di bangku kamu. Saya mau menerangkan materi selanjutnya" jawab guru yang mengajar tersebut.

Tanjirou langsung saja duduk ke bangkunya yang berada di sebelah Zenitsu.

Zenitsu menekan pulpennya ke baju seragam Tanjirou dan berbisik, "Tadi lo napa di panggil?". "Daftar olim" jawab Tanjirou dengan berbisik.

- ❇ -

"Tan, lo langsung pulang? Apa mampir ke cafe pak Enji?" tanya Inosuke.

"Mampir bentar deh, lo ikut No? Zenit juga ikut?" Tanjirou mengemasi barang-barangnya ke dalam tas.

"Gak, tadi dia bilang mau ke adek lo Tan" jawab Inosuke santai.

'Masih untung gue kasih jalan buat elo Zenitsu, kalo gak udah pasti gue jauhin lo dari adek gue' batin Tanjirou.

"Btw No, kemaren kan Pak Erwin ngasih tugas kerkel. Lo se kelompok sama siapa?" tanya Tanjirou.

"Belom, paling sama Aoi"

"Kan ber lima ogeb"

"Yaudih, kita bertiga trus nambah Aoi sama Kanao pas kan?" ujar Inosuke enteng.

"Apa sebut-sebut nama gue?" tanya Aoi yang mendengar namanya disebut.

"Kita sekelompok buat tugasnya Pak Erwin, gpp kan?" tanya Tanjirou.

"Oh, boleh di rumah siapa?" kata Aoi.

"Di rumah gue aja" Kanao membuka suaranya.

"Oke sip, berarti udah pas ya" ujar Tanjirou.

"Iya, kita pulang dulu bye" ujar Aoi, Kanao mengikuti langkah Aoi. Tapi sebelum dirinya keluar dari pintu kelas, Kanao sedikit menoleh ke belakang. Lalu, cewek itu sedikit tersenyum.

.
.
.
.
.

'Boleh kan cewek yang maju duluan?' - Kanao.

'Boleh kan cewek yang maju duluan?' - Kanao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❝𝐀𝐏𝐑𝐈𝐂𝐈𝐓𝐘、 炭カナ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang