III

483 135 13
                                    

Oktober, 1950



Jimin

"Kamu benar-benar membawa dia tenggelam dan makan jiwanya."

Jimin cuma bisa mengangguk. "Jiwa orang kesepian yang tidak punya sesal waktu melepas hidupnya. Enak."

"Aku kira, awalnya kamu mau berteman dengan orang ini." Taehyung berputar-putar mengelilingi tubuh Jimin yang masih mendekap tengkorak kepala di dalam rengkuhannya. "Wajahnya ganteng."

"Memang."

"Bisa kita mampir ke rumahmu, sekarang? Aku ingin makan camilan," kata Taehyung. Ekornya tidak sengaja menyentuh pangkal ekor Jimin dan berenang duluan. Meninggalkan kawannya yang masih menimang-nimang.

Sekiranya bisa Jimin lihat lawan bicaranya untuk sementara sudah berenang cukup jauh, ia bergumam,"Tentu saja aku tidak bakal makan kamu, Jeongguk." Tubuhnya berbalik. Disambut dengan sosok siren lain berekor hitam legam. Ujungnya punya sulur keperakan yang cantik dan terlampau lebar. Lebih dari milik kakaknya. Pemuda itu berbadan panjang. Kalau dilihat dari ujung sampai atas kepala, mungkin bahkan bisa melebihi kawannya yang baru saja mangkat.

“Tapi kamu berniat, awalnya.” Jeongguk berenang mendekat. Tidak perlu cepat-cepat atau sedikit-sedikit bersembunyi karena takut ketahuan. “Tengkorak siapa juga yang kamu bawa itu?”

“Manusia yang tinggal setengah. Kamu tidak sengaja menginjak badannya waktu menari.”

Weird.” Berbekal kemampunnya lihai menari, Jeongguk tidak kelihatan susah mengontrol ekornya yang baru. Tubuhnya berenang mengintari sosok menyala keemasan yang jadi poros sambil tetap memperhatikan. “Kamu kelihatan mencolok untuk ukuran siren.”

“Dan kamu kelihatan lebih siren dari aku yang siren. Sangat aneh.”

I’m cold..” gumam Jeongguk. Badannya berenang mendekat. “..and hungry.”

Confidence looks good on you, Jeongguk.” Jimin terkekeh maklum. Kedua tangannya terentang dan berakhir merengkuh siren lain yang punya suhu tubuh lebih rendah. Sekarang baru ketahuan kalau makhluk-makluk yang ia bangkitkan, nyatanya bukan kembali hidup. Mereka cuma cangkang kosong yang tidak bisa lepas dari induknya. Membuatnya seperti matahari yang harus memantulkan sinar supaya orang-orang bisa melihat bulan. “Let me feed you, now.” Kalimat itu terlontar sebelum ia mencumbu yang terkasih.


.fin.

Hymn of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang