Pria bernama lengkap Choi Byungchan itu menggigit kukunya beberapa kali. Itu kebiasaan jeleknya, bahkan Jiho sudah berkali-kali ngambek karena itu, tetapi perasaan gundahnya sangat besar sampai ia tidak bisa mencegahnya.
Ketika suara kunci pintu terbuka terdengar, kepalanya langsung bergerak menoleh ke arah pintu, seperti menunggu gajian tiba. Matanya tidak lepas dari Hanse yang terlihat biasa saja, tidak lesu, tidak marah, tidak terlihat ingin menonjoknya, tidak...
Tidak salah lagi, Hanse memang mau menonjoknya.
"KENAPA? KENAPA?! Hey, turunin tangan lo itu, ya! Nggak boleh ada kekerasan di apartemen ini!"
Hanse menurunkan tinjunya dari udara, tetapi justru beralih mencengkeram kerah baju sahabatnya.
"Lo tau?!"
Pasti maksud dari pertanyaan ini, tidak lain dan tidak bukan, adalah Yoobin.
"Lo liat?"
Ia melepas cengkramannya pada Byungchan dengan agak mendorong bahu pria jangkung itu ke belakang. Untungnya posisi Byungchan saat ini sedang duduk di kursi meja makan, dan dorongan Hanse tidak sampai membuat dirinya terjungkal.
"Menurut lo?" Katanya sengak. "Lo kenapa nggak kasih tahu, sih?! Sengaja ya?!"
"Kagak, Se. Sumpah, gue lupaaa!!!" Byungchan mengatupkan kedua tangannya di atas, memohon ampunan. "Gue baru inget pas lo udah cabut. Plis, maafin gue!"
Percuma marah-marah pada Byungchan yang sudah seperti mau menangis ini. Hanse hanya mengangguk, lalu mengambil kantong kresek belanjaannya yang tadi langsung dionggokkan ke tengah meja, pada Byungchan.
"Awas lo begitu lagi. Gue sumpahin lo impoten!"
"Anjrit, KALO NGOMONG JANGAN JELEK-JELEK LO!" Kini giliran Byungchan yang marah-marah. "Huh, sabar Byungchan, Hanse ngakunya aja anak Tuhan tapi sebenernya roh jahat. Maklumi saja."
Hanse tidak peduli dan melempar jaket kulitnya ke dekat keranjang cucian kotor di belakang.
"Itu mau lo cuci?"
Tapi malah tatapan dingin Hanse duluan yang menjawab. "Suka-suka gue mau taroh mana."
Byungchan hampir mengumpat, tetapi melihat suasana hati sahabatnya tengah buruk, dia tidak jadi mengeluh. Dia lebih memilih memasukkan botol colanya dan susu pisang yang beli Hanse ke kulkas.
"Lo beli susu doang?"
Perkataan Hanse setelahnya cukup membuat Byungchan kaget. "Gue mau minum."
Byungchan mengerutkan dahi, bingung pada awalnya, "Air putih? Bentar, gue ambilin."
"Bukan," ia menunjukkan gesture minum dengan sloki. "Soju."
Byungchan yang awalnya bingung, menjadi riang gembira mendengar Hanse ingin minum lagi. Akhirnya, anak ini kembali menjadi Hanse yang dia kenal.
Tetapi senang karena seseorang bakal jadi tukang mabuk lagi kok kesannya agak gimana ya?
***
"Dia pergi sama cowok."
Byungchan menaruh gelas slokinya ke pantry, melihati Hanse yang terlihat seperti sudah K.O.
"Gue belum manggil Kak Seungwoo ya, masa lo udah mabuk?"
Hanse mengangkat wajahnya dari antara dua tangannya. "Ngapain Kak Seungwoo ke sini??"
"Gue mau kasih tahu kabar gembira inilah," jawab Byungchan enteng. "Dan lo masih utang penjelasan ke Kak Seungwoo. Lo nggak tau, selama ini--"
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Kids
FanfictionManusia memang tidak pernah bisa puas dan selalu penuh sesal. ⚠️Bahasa kasar/seksual/vulgar⚠️