Prolog
Kelly masih berdiri di atas panggung besar ini. Matanya tak lepas ke arah para penonton yang masih meneriakkan namanya. Meng-elu–elukannya. Tak hanya itu, dari sapuan sorot lampu stadion besar ini, ia dapat membaca baner-baner di antara para penonton yang bertuliskan 'We Love You, Kelly!!' 'Kelly, my Baby!', 'I love you, Kelly !!!' . Kelly semakin tersenyum sumringah penuh bahagia. Mereka sangat menyukainya, mereka sangat mencintainya! Mereka, para penggemar yang memenuhi O2 Dublin untuk menyaksikan konser perdananya. Semua persis dalam konser konser Northside yang tak pernah bosan ia lihat dari DVD tua milik Dadda. Kelly tak bisa mengungkapkan perasaannya ini. Jika ia bisa berteriak terus, ia akan terus berteriak hingga suaranya habis. Mimpi menjadi nyata!
Tepuk tangan masih bergemuruh saat Kelly menuruni panggung. Jantungnya masih berpacu hebat, penuh dengan kebahagiaan. Masih tak percaya, ia baru saja menyelesaikan malam konser pertamanya sebagai seorang penyanyi solo. Konser perdana dari album perdananya berjudul "Kelly" yang dirilis beberapa bulan yang lalu di umurnya yang masih 17 tahun. Kelly sendiri tidak menyangka album baru banyak diminati dan dengan cepat orang-orang menyukainya. Dan kini mereka telah memenuhi 02 untuk menyaksikan konser perdananya.
Dan tanpa bantuan sang Ayah yang notabene seorang produser musik terkenal di negerinya dan telah sukses melahirkan penyanyi-penyanyi berbakat dan terkenal di dataran Irlandia dan Inggris. Kelly melakukannya bersama produser lain, karena sang Ayah yang enggan memegangnya karena takut akan menghilangkan sisi objektifitas para pendengar yang hanya akan melihat Kelly Egan sebagai putra musisi dan produser bertangan besi.
"Kelly ....?" suara serak, berat dan hangat masuk ke telinganya.
Kelly menengok padanya. Sosok yang duduk anggun di kursi rodanya, tersenyum sungging penuh kebanggaan.
"Kau berhasil, Nak...," ucapnya semakin membuat Kelly berbunga. Tak dapat menahannya, Kelly langsung menghambur ke pelukannya.
"Aarrhh, trimakasih, Dadd..., trimakasih !!" dipeluknya erat sosok yang selalu menjadi idolanya dan pahlawan untuknya.
Keevan tersenyum hangat menahan seluruh emosi yang siap keluar tak tertahankan, dengan mengangguk mengusap punggung putranya, "Aku, bangga padamu, Nak, sangat bangga!"
Kelly semakin hanya tersenyum sumringah, tak dapat menggambarkan perasaannya.
Senyum Kelly semakin lebar dengan sosok dua kakak kesayangannya yang selalu mendukung apapun yang ia lakukan.
Sosok tertinggi di antara mereka menariknya ke dalam pelukan dan memeluknya erat. "Hebat, kamu, Dude..."
"Hehehehe... terima kasih ...." Kelly terkekeh. Erat sekali kakaknya ini memeluknya. "Uhuk, Finn, nggak bisa napas..."
Finnian tersadar, "Ah..., nggak papa," dan langsung melepaskan adiknya.
Sosok lain di samping Finnian sangat menarik perhatiannya. Sosok yang tersenyum sama bangganya padanya. Perasaan Kelly membuncah bahagia. Jika ia bisa melepaskan emosinya dan langsung memeluk pria itu dengan erat tanpa ragu dan canggung, sudah pasti akan ia lakukan. Tapi tidak bisa, tidak di tengah keluarga besarnya ini, atau akan menimbulkan kecurigaan.
Dan yang ia dapatkan hanyalah pelukan wajar dari pemuda bernama Ryan dan berstatus sahabat dekat Finnian yang keduanya sudah seperti baut dan mur. Kelly tidak bisa meminta lebih darinya.
Segera dialihkannya perasaan kecewa pada sosok lain yang juga telah menunggunya dengan senyum sungging penuh kebahagiaan. Sosok idola kedua setelah Ayahnya, dan sosok yang telah menepati janjinya, saat ia pertama kalinya naik ke atas panggung untuk menemani sang Ayah bernyanyi, 4 tahun tahun yang lalu. 'Aku pasti datang ke konsermu kelak, Kell!' Saat itu Kelly hanya tertawa. Konser dari mana...?? MIMPI hahahahaha!!!! Tapi ternyata kini terbentang nyata sudah.
"Ci ...," dengan tersenyum menerima pelukan hangat sang Kakak sulung.
"Aku datang di konser pertamamu, kan Kell?" ucapnya hangat seakan membuktikan ia telah memenuhi ucapannya dulu. "Kamu sangat hebat, Kelly..." penuh kebanggaan.
Kelly hanya mengangguk bahagia. "Terima kasih, Ci."
Adik satu-satunyapun tak mau kalah member pelukan. Kini Ally melihatnya sebagai seorang idola, dan kamarnya pun telah terpajang poster-poster sang Kakak.
Sosok terakhir yang menunggunya di belakang panggung sebagai pendukung nomor satunya, tidak lain tidak bukan adalah sosok yang telah melahirkannya ke dunia ini, dan yang telah banyak mengeluarkan air mata untuknya.
"Maa..."
Maureen masih berdiri terpaku penuh takjub, penuh kebanggaan dan rasa tidak percaya, melihat bayi kesayangannya, baru saja menyelesaikan konser perdananya. Air mata tak kunjung berhenti mengalir mewakili rasa bangga dan bahagia, dan tersadar dengan suara khas Kelly serta pelukan hangat darinya.
"My baby ...," Maureen memeluk erat putra bungsunya. Putra yang menjadi pengikat keluarganya. Putra yang ia tidak akan menyangka masih akan dapat memelukanya hingga usia 17 tahun kini. Putra yang telah bertarung untuk hidup selama ini. Putra yang telah kenyang dengan rasa sakit, dan kini sedang menikmati kebebasan dan kebahagiaannya mewujudkan impian hidupnya.
Dihujaninya kecupan di wajah putra yang masih terlihat sangat imut untuk ukuran anak laki-laki, berulang kali. Berulang kali mengecup pipi putranya, serasa tidak cukup mewakili rasa bangga seorang ibu pada putranya. Maureen tak peduli. Ia selalu melakukannya pada semua putra putrinya, terlebih yang satu ini. Bintang dalam keluarganya.
TBC
So, what do you think ? Please let me know :) thankyou !!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Star - Kelly
ChickLitDia seorang pop star muda. Setelah bertarung untuk mempertahankan hak hidupnya, akhirnya ia mendapatkan apa yang dicita-citakan di usianya yang baru 16 tahun. Menikmati apa yang dicintainya dan memberikan cinta kepada mereka yang mencintainya. Ia...