KULIAH

59 14 0
                                    

Seperti hari hari biasa, Yuju akan berangkat kuliah sesuai jam matkulnya.

Senyum terpatri di wajahnya. Ia sangat senang saat mengingat kembali alasannya bisa berada di kampus impiannya kini.

Setelah kematian sang ayah, Yuju dan Yoona sempat kesusahan dalam hal ekonomi. Karena itu setiap pulang sekolah Yuju akan berkerja dengan harapan hasilnya tersebut bisa ia gunakan untuk kuliah.

Tapi ternyata takdir berkata lain. Ia mendapat beasiswa dari kampus tersebut membuatnya tak akan mengeluarkan uang untuk mendaftar. Bahkan ia sendiri disediakan sebuah rumah kos sebagai tempat tinggalnya.

Sungguh Yuju tak menyangka. Kesenangannya saat itu bahkan tak bisa ia gambarkan dengan kata kata.

Yoona sempat tak bisa merelakan Yuju pergi namun ia juga tidak bisa egois. Mimpi anaknya lebih penting saat ini dan untungnya pikiran Yuju sudah sangat dewasa. Tabungannya tersebut ia berikan kepada sang ibu agar bisa digunakan untuk memulai usaha kecil kecilan. Yoona benar benar terharu dan bangga memiliki putri sepertinya.
.
.
.
Senangnya lagi baru seminggu sebagai maba Yuju sudah mendapatkan seorang yang bisa ia katakan sebagai teman.

"Yuju ssi" panggilya.

Yuju dengan segera berbalik dengan senyum manis untuk menyambut orang tersebut.

"Baekhyun sumbennim" panggil balik Yuju.

"Yak aku sudah bilang jangan panggil aku seperti itu eoh!" ujarnya setelah tiba di hadapan Yuju.

Yuju tambah tersenyum menanggapi. Jujur ia tertarik dengan seniornya ini. Selain baik hati ketampanannya juga menarik semua perhatian kaum hawa begitupun dengan Yuju dan jangan lupakan keahliannya dalam seni yang tak bisa diremehkan.

"Baiklah, mian hehe" Baekhyun mengangguk memaklumi.

"Langsung masuk?".

"Tidak oppa, masih ada stengah jam" jawab Yuju setelah melirik jamnya.

"Aigo kau sangat rajin ya, karena masih lama kita ke kantin saja kaja" sebelum Yuju menyahut, Baekhyun dengan seenak jidatnya sudah menarik tangan Yuju untuk mengikutinya.

Tapi entah kenapa Yuju menyukainya. Ia seakan tidak bisa menolak. Siapa yang akan menolak jika seorang Byun Baekhyun memegang tangan kita? Siapa? Ayo jawab siapa? Hanya gadis tak beruntung yang akan menolak.
.
.
.
Dengan wajah letih Yuju membuka sepatunya. Sebelum memegang kenop pintu ia menoleh ke kamar disamping kamarnya.

Ia sangat bingung, sejak pertama ia tiba di sini belum pernah ia bertemu dengan pemilik kos tersebut. Lain halnya dengan penghuni kos lain, mereka bahkan berbondong bondong ke kamar kos Yuju untuk menyambutnya. Mereka sangat ramah kan?.

Yuju benar benar penasaran. Kadang hanya suara benda jatuh yang ia dengar dari dalam kamar tersebut. Dan kata teman kosnya, pemilik kamar kos tersebut adalah seorang pria tapi dia tidak pernah keluar dari sarangnya. Kadang hanya ada beberapa orang yang menjenguknya dan membawakan beberapa keperluannya.

Menghela nafas sebelum memasuki kosnya, Yuju bergegas menuju dapur.

"Sepertinya bahan makanan ku sudah habis! Hem tapi memang sudah seminggu aku disini" gumam Yuju yang tengah menelitik isi kulkas kecilnya. Kulkas yang ia giring dari rumahnya.

Setelah dari dapur Yuju meletakkan barang barangnya dan memasuki toilet. Ia butuh menyegarkan tubuhnya saat ini.

Usai mandi Yuju menuju balkon kamarnya, untunglah Yuju menempati kamar yang memilki balkon.

Ia menghirup udara dalam dalam. Memikirkan masa depan memang tidak ada habisnya. Pikirannya melayang jauh di sana. Sekelebat peristiwa bahagia lewat di kepalanya.

My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang