✰ ៸៸ Break 03

58 18 1
                                    

Dahyun tengah duduk di atap rooftop sekolahnya, menangis, karena Chris mempermalukannya dengan mengejeki kalau Dahyun masih mengejar-ngejar Chris.

Dahyun tertawa kecut, ternyata Chris yang selama ini dia kenal telah berubah, semua sifat manisnya berubah menjadi sifat menyebalkan dan ah susah di deskripsikan.

Tiba-tiba Hangyul duduk di sebelah Dahyun ikut menatap langit biru, mengayunkan kakinya ke udara, Hangyul terkekeh sambil terus menatap langit.

"Brengsek, dia pikir dia siapa?"

Dahyun menoleh melihat sang ketua kelas yang terkekeh, apa yang lucu?

"Ya!"

"Sudah tidak usah menangis nanti jelek"

"Siapa?"

"Kau"

Dahyun mempoutkan bibirnya,  ia ragu untuk memutuskan hubungannya dengan Chris.

"Aku bingung, dia seolah masih ingin bersama, tapi tadi se-"

"Huft... kau ini seperti anak kecil, itu tandanya dia ingin menyudahi semua, jalanni saja dulu"

"Berpura-pura seolah aku dan Chris tidak kenal?"

"Itu lebih baik"

Hening, hanya ada suara angin yang cukup kencang, dan suara bel masuk kelas yang di abaikan oleh Hangyul dan Dahyun, keduanya tenggelam pada pikiran masing-masing. Dan Dahyun menoleh.

"Kau pernah menangis?"

"Pernah"

"Karena?"

"Kau tidak perlu tau"

"Kenapa?"

"Tidak ada"

Dahyun berpikir apa yang menjadi alasan Hangyul menangis, apa jatuh dari sepeda waktu kecil, atau permennya di ambil oleh orang lain?

"Kau pernah menangis?"

"Kau pikir aku sedang apa di sini?"

"Maksudnya sebelum ini"

"Pernah, waktu Appaku memisahkanku dengan Mama"

"Lalu sekarang?"

"Sudah tidak, itu karena dulu mamaku akan berobat ke jepang"

Dahyun orang yang sangat wellcome dengan siapapun, bercerita pada siapapun selagi ia percaya.

"Kau sangat mudah memberi informasi pada orang lain"

"Kau temanku, Lee Hangyul"

"Lagi pula Appa dan Mamaku bukan seorang penjahat" lanjut Dahyun

Hangyul bersmirk ria, lanjut memandangi langit biru disana, membiarkan langit yang bercerita tentang semuanya.

˖ ⌕ Break ✩ ٫

Han tengah berjalan menuju kelasnya yang sebentar lagi akan mulai, sekitar dua puluh menit, saat ia sampai pintu kelasnya ia di sambut oleh temannya.

Hyunjin melambaikan tanganya sambil menepuk bangku sebelahnya, "Tumben telat?" Han terkekeh, ia telat karena mengunjungi makamnya Sana terlebih dahulu.

"Matamu kenapa, kau terlihat seperti anak kecil yang di ambil permennya" Hyunjin terkekeh.

Dan setelah dua jam pelajaran Dosen itu keluar karena sudah habis jam pelajarannya, "Mau ke kantin?" tawar Hyunjin.

break - Bangchan Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang