O5

376 82 37
                                    

Jyuto keluar dari persembunyian tatkala telah merasa sepi. Didepannya ada Hifumi yang tengah berjongkok melakukan sesuatu.

Jyuto mengeluarkan seringaiannya, berjalan mendekati Hifumi.

"Hai, lonteh.." tanpa basa basi lagi, Jyuto pun membunuh Hifumi yang masih belum paham apa yang terjadi.

Sedetik kemudian, di layar ponsel Jyuto terpampang tulisan "WIN". 

Jyuto bangga lantaran dirinya menjadi impostor sendirian dan berhasil memenangkan game-nya.

Semenjak kematian Samatoki dan Riou, dirinya jadi lebih dekat dengan Hifumi. Terkadang, dirinya jadi kangen saat saat bermain PS bersama Jiro dan Hifumi. Atau sekadar nongkrong bareng Samatoki.

Ditanya nyesel sih nyesel, masih ingat dirinya punya banyak dosa dengan teman-temannya. Pengen nyusul, tapi takut.

Serba salah.

Jyuto memegang perutnya yang sedikit sakit lantaran lapar. Ia mengelus sejenak perutnya sambil mencari uang didekat meja.

"Sabar ya nak, papamu belum tanggung jawab.."

Berhasil menemukan uang berwarna biru, dirinya pergi keluar rumah. Menuju rumah makan padang didepan gang. 

Jyuto pulang dengan sebungkus nasi padang lengkap dengan rendang dan kripiknya. Namun, pandangannya tertuju pada siluet orang yang terlihat seperti berkelahi.

Jyuto mendekat untuk melihat lebih jelas. Namun, dirinya menabrak tubuh Doppo yang datang dari arah berlawanan.

"Dop?"

Doppo terlihat gemetar hebat, mata sayunya sedikit basah. 

"Kenapa, heh?" tanya Jyuto.

"B-be... Begal.. A-a-ada b-begal..." ujar Doppo sambil menunjuk ke arah gang rumah Jyuto.

"Begal?!" 

Jyuto berjalan cepat, namun tangannya malah ditahan oleh Doppo. 

"Kenapa?"

"J-jangan..." 

Jyuto semakin bingung. Namun ia tidak peduli, diajaknya Doppo untuk ikut melihat meski Doppo terus menerus berontak menolak.









"WOI BEGAL WOI!!!" Jyuto berteriak, membuat beberapa orang bermunculan dan mengejar begal yang dimaksud Doppo. Kemudian dirinya memeluk Doppo sembari menenangkan si surai merah. 

"Udah udah.." Jyuto memberikan elusan halus dipunggung Doppo. Namun sedetik kemudian, ia melirik ke arah kerumunan. "Tunggu disini."

Jyuto kemudian berjalan mendekati kerumunan, kemudian bertanya kepada salah satu warga.

"Pak Asep, itu ada apa?" tanya Jyuto.

"Korban begalnya, nak."

Jyuto mendekat untuk melihat lebih jelas dan terkejut ketika melihat sebuah mayat dengan kepala terlepas.

"I-itu kan.." Jyuto membenarkan kacamatanya, memastikan tidak salah lihat.

"Kamu kenal, nak?"

"D-dia.. Saburo itu.. kan??"













































"Chir.. Kalo emang lu ga bisa buat lomba gerak jalan besok, kita bisa nyari pengganti, kok... Jangan maksain diri ya.." ujar seorang rekan Ichiro. 

Ichiro hanya menggeleng pelan, tatapannya kosong. Semenjak ditinggal kedua adiknya dengan kondisi yang mengenaskan, dirinya berasa ikut kehilangan nyawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

book | hypmicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang