Pada suatu hari setelah hujan reda di pertengahan tahun 2016, di suatu pojok ruangan ada seorang laki-laki lagi duduk termenung mikirin masa depan dirinya. Sambil ditemani secangkir susu cokelat yang agak panas, dirinya sedang cemas kalo masa depannya keknya gak akan baik-baik aja. Lelaki itu bernama Erbi. Erbi merupakan siswa yang baru aja lulus di salah satu SMA swasta favorite di Kota Bandung, dia kayaknya lagi ngalamin depresi akan masa depannya. Maklum, sore tadi merupakan hari pengumuman kelulusan ujian SBMPTN, mimpinya terkubur setelah dia tahu kalo dia gagal masuk kampus negeri yang ia pengenin, iya.. ITB. Hal yang wajar sih kalo ada orang yang depresi karena kegagalan atas mimpinya tersebut. Karena ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita.. maka yang terasa hanyalah derita semata..
Hari pun berganti, karena engga mau larut dalam kekecewaan, Erbi ngambil alternatif lain yaitu ngedaftarin diri ke kampus 'elite' swasta di daerah Cikutra (katanya orang-orang sih elit), emang waktu itu dia udah dapet beasiswa potongan harga kalo masuk ke kampus tersebut. Dia pun langsung memutuskan untuk mengambil jurusan Teknik Industri, entah apa yang ada dipikiran dia saat itu, padahal erbi merupakan seseorang yang sangat menyukai dunia tulis menulis, sangat berbanding terbalik dengan jurusan yang ia pilih.
'Mba, kalo jurusan Teknik Industri yang tahun kemarin ada berapa kelas ya?' Tanya Erbi ga penting.
'Kalo setau saya sih ada 4 kelas' jawab mba-mba front office tersebut.
Enggak mikir panjang, dia langsung 'deal' sama jurusan tersebut tanpa tahu seluk beluk jurusan tersebut kek gimana. Setau dia, Teknik Industri itu ilmu yang mempelajari pabrik:( ada benernya sih tapi... ah sudahlah. Dear Erbi... sehat-sehat kamu disitu ya.
Oh ya, sebelum lebih dalem ceritanya. Erbi merupakan anak pertama dari dua bersaudara, alis tebal seperti karakter rock lee di anime Naruto menjadi ciri khas dirinya. Orangnya sedikit receh tapi kampungan. Seseorang yang sangat sulit berkomunikasi dengan manusia-manusia pada umumnya, alias dia itu pemalu tapi kalo uda kenal malah malu-maluin. Dia juga seorang introvert yang kurang suka dengan kebisingan.. khususnya kebisingan akan masa depan. Oke kita lanjut.
Hari hari pun berlalu, sekarang status dia yaitu sebagai seorang mahasiswa baru. Kayak maba pada umumnya, kepala pelontos menjadi ciri khas mahasiswa di kampus ini, kecuali cewek ya (yakali cewek dibotakin juga). Erbi saat ini perlahan 'move on' dari kejadian pahit berbulan lalu dengan cara berkenalan dengan teman-teman dia yang baru, tapi.. ada satu masalah, dia selalu kurang pede kalo kenalan sama orang baru.
'gw harus punya temen disini' ucap erbi di dalem hati sambil mematahkan anggapan bahwa seorang introvert itu bukan anti sosial.
Erbi yang saat itu tampil 'all out', berhasil kenalan sama temen-temen barunya di Teknik Industri maupun di luar jurusan. Dia tampak menjadi 'orang yang baru' di lingkungan barunya, emangsi kita bakal ngerasa bangga kalo sesuatu yang kita inginkan dapat kita capai dengan jerih payah dan usaha. Capaian Erbi memang tidak se'fancy' orang-orang pada umumnya, mungkin terkesan 'receh', akan tetapi setiap orang mempunyai tingkat capaian yang berbeda, tergantung bagaimana cara kita memandangnya.
Dengan effort yang luar biasa, hari demi hari erbi mulai terbiasa dengan 'karakter' barunya, dia sudah mempunyai banyak sekali teman di kampusnya.
'Gw uda punya temen 4 orang, lumayan' ucap erbi di dalem hati. Hmm banyak ya?
Yuda, Herdi, dan Satria merupakan tiga orang pertama yang menjadi teman Erbi. Semuanya sekelas terkecuali.. Alex. Alex kebetulan teman ebi yang berbeda kelas. Meskipun demikian, Erbi dan Alex sudah sangat akrab.. layaknya dua peler yang terpisahkan oleh tower.
'Nama gue Alex Fawrrel' ucap dirinya yang sedang memperkenalkan diri di tongkrongan.
'Hmm logatnya seperti bule juga ni orang' dalam hati Erbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quarter Life Ganggoe
Non-Fiction"Sebuah keresahan yang dituang dalam bentuk tulisan" Buku ini ditulis berdasarkan keresahan, rintangan, ganggoean hidup dari sudut pandang apa yang gw rasakan tentunya. Gw klaim bahwa gw bukan lulusan teknik industri pertama yang nulis kek gini, jug...