8 | Proses Biologis Tubuh Ketika Jatuh Cinta

9 1 0
                                    

Proses biologis tubuh ketika jatuh cinta

Benarkah ketika kita jatuh cinta, di dalam rongga perut seperti ada kupu-kupu yang beterbangan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benarkah ketika kita jatuh cinta, di dalam rongga perut seperti ada kupu-kupu yang beterbangan?

Benarkah saat jatuh cinta, hati terasa deg-degan?

Apakah itu adalah reaksi normal? Atau ada kelainan organ dalam? Hih, mengerikan.

Tenang-tenang, jangan panik. Mari kita cari tahu, darimanakah berasal reaksi-reaksi seperti itu.

Cinta adalah proses biologis. Dimana kita akan merasa deg-degan di hati saat ada doi. Bahkan doi ngechat nanyain kabar aja udah bisa bikin kita salto. Apakah benar yang deg-degan itu hati? Nyatanya hati (liver) itu ada di sebelah kanan, dibawah paru-paru. Tapi yang deg-degan itu di dalam rongga dada, yang kita tahu hanya ada jantung dan paru-paru. Jadi, letak jatuh cinta itu di jantung? Ya, bukan juga.

Sebenarnya, hati itu tidak memiliki bentuk dan lokasi yang real. Menurut Lex DePraxis, yang sering kita sebut hati adalah sebuah perwujudan mental berisi kesadaran, memori, pikiran, perasaan, imajinasi, kepribadian, dan sebagainya yang muncul akibat kombinasi impuls listrik dan gejolak kimiawi di otak kita.

Hati atau jiwa tidak ada di dalam rongga dada kita, tetapi adanya di otak.

Otaklah yang memerintahkan dada kita untuk berdebar, dan segala reaksi ketika jatuh cinta. Fenomena cinta dan segala perasaan yang berkaitan dengannya merupakan badai listrik yang terjadi di dalam organ seberat 1,3kg berisi lebih dari milyaran sel saraf.

Helen Fisher, seorang antropolog biologi asal Amerika Serikat, melakukan percobaan kepada 37 orang yang sedang jatuh cinta, yang menunjukan bahwa perasaan jatuh cinta membuat aktivitas otak kaya akan dopamin. Sangking bahagianya, gejolak ativitas otak tersebut, seperti bahagianya orang yang mengkonsumsi Kokain, alias meledak-ledak.

Dopamin adalah horman pengendali emosi. Jika hormon ini dilepas dengan jumlah yang tepat, maka akan meningkatkan suasana hati, sehingga orang akan merasa senang dan bahagia. hormon ini juga bisa dipicu oleh beberapa jenis narkoba, seperti kokain, heroin, dan metafetamin (aku nggak tau ini namanya bener atau nggak, soalnya di sumber juga gini), dapat melepaskan hormon ini dalam jumlah banyak dan membuat seseorang merasakan efek euforia. (Alodokter)

Jangan coba-coba, memancing dopamin dengan pbat-obatan terlarang, ya! Lebih baik kecanduan senyum Choi Siwon daripada kecandungan narkoba.

Oh, iya, kalau suka sama artis/idol itu termasuk jatuh cinta nggak, ya?

Menurut Fisher (lagi), ada tiga tahapan dalam jatuh cinta.

1. Lust (nafsu/naksir/ tergoda)

Definisi cinta telah bervolusi selama ratusan tahun. Dahulu, cinta hanyalah sebuah upaya manusia untuk memperbanyak keturunan. Yang dipengaruhi oleh hormon testosteron (untuk pria) dan estrogen (wanita). Itu adalah hal yang wajar, ketika pria merasa 'mau' atau menginginkan seseorang.

Cinta adalah reaksi kimia yang bertujuan untuk bereproduksi, dia bisa datang dan pergi ketika tujuan tersebut telah tercapai. Apalagi jika kita tidak mampu memainkan chemistry. Wajar saja, ada rumah tangga yang collapse jika hanya bermodal perasaan (cinta, siap dan serius saja).

2. Attraction (Ketertarikan)

Nah, disinilah efek meledak-ledak seperi mengkonsumsi odading mang oleh, eh kokain akan dirasakan. Iya, hormon dopamin. Kamu akan merasa kasmaran banget, dan akan merasa bahagia. Selain dipengaruhi oleh hormon dopamin, ada beberapa hormon lain berpengaruh, antara lain : Neropinefrin / adrenalin , dan serotonin.

Neropinefrin / adrenalin, hormon yang membuatmu akan merasa dag-dig-dug. Nah, yang bikin jantungmu berdebar saat ada doi, adalah gara-gara hormon ini. adrenalin juga akan membuatmu bakal mengambil risiko tinggi walaupun sebenarnya kamu adalah penakut. Sering ada istilah, laut akan kudaki, gunung akan kuseberangi hanya demi kamu. Sangking bucin, mungkin kamu yang takut laut atau air akan berenang hanya untuk dia.

3. Attachment (terikat/kelekatan)

Disinilah fase kamu akan merasa ingin selalu terikat, dan butuh oleh kehadirannya. Dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang memunculkan ikatan emosi yang kuat, hubungan yang erat, dan kasih sayang. Bukan hanya saling suka, naksir-naksiran lagi, tetapi attachment ini membuatmu lebih intim dengan pasangan. Selain itu, hormon oksitosin akan membuatmu semakin manja, nggak ada lagi rikuh, kagok dan sebagainya. Kamu akan bebas meluapkan emosi sayang dan cintamu pada pasangan. Ceilah.

Sebenarnya ini bukan tahapan, tetapi lebih ke bentuk atau sistem atau kelas dalam cinta. Karena tahapan tersebut, bisa saja terjadi pada orang yang berbeda. Kamu bisa saja naksir Siwon, tetapi kamu malah tertarik dengan Lee Min ho, dan malah terikat dengan suamimu yang sekarang. Eh.

Sumber :

Alodokter

LePraxis, Lex. 2019. Cinta Itu Proses Biologis. Kumparan.

Inilah yang terjadi pada tubuh ketika jatuh cinta. Youtube SKWAD Health.

Yang Terjadi pada Tubuhmu Bila Sedang Jatuh Cinta. Youtube Sains Populer.

Riset tanpa RibetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang