Oneshot 1; 31st

202 13 338
                                    

( a oneshot by longholiday )

Warning 18+

Los Angeles, 31st October 2014

Seorang perempuan memarkir mobil di parkiran rumah sakit dengan sembarang lalu segera keluar dan berlari kencang menuju ruang UGD. Dengan air muka penuh ke khawatiran, air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya, napas tidak beraturan serta penampilannya yang masih memakai kostum Wonder Woman namun sudah acak-acakan. Tidak dipedulikannya orang sekitar yang mengeluh bahkan memakinya karena secara tidak sengaja di tubruk oleh perempuan itu.

Ia menghampiri beberapa orang yang telah mengabarinya barusan dan juga membantu kedua orang tuanya dari kecelakaan. "Dimana kedua orangtuaku?" tanyanya tanpa basa-basi. Beberapa orang didepannya sempat terkejut namun memaklumi tingkah perempuan itu lalu salah satu dari mereka segera mengarahkannya menuju tempat dimana kedua orangtua perempuan itu dirawat. Ia terkejut bukan main melihat kini kedua orangtuanya terbaring tak berdaya di ruang ICU.

Perempuan itu terduduk di lantai rumah sakit akibat kedua kakinya yang tiba-tiba lemas, diiringi tangisan pilu membuat orang di sekitar menatap iba dirinya. Ia menyesal, kenapa dia menolak kemauan kedua orangtuanya tadi pagi untuk ikut bersama mereka ke Chicago dan lebih memilih datang ke acara pesta Halloween yang diadakan oleh teman-teman kuliahnya. Sekarang ia hanya bisa menatap nanar ruang ICU. Berharap keajaiban datang sekarang juga.

Tak berapa lama kemudian ia melihat 2 dokter dan beberapa perawat memasuki ruang ICU tempat dimana kedua orangtuanya berada. Mereka semua mengerubungi kedua ranjang itu. Bisa dia lihat mereka semua tengah sibuk didalam sana, bahkan raut cemas mereka semua bisa perempuan itu rasakan membuat ia ikut resah. Perempuan itu merapalkan doa dalam hati masih dengan wajah bersimbah air mata.

Beberapa jam kemudian satu dokter keluar dari ruang ICU hendak memanggil keluarga atau kerabat dari pasien yang barusan ia tangani. Si perempuan beserta satu orang yang masih menemaninya langsung menghampiri dokter tersebut. Sang dokter menepuk pelan pundak si perempuan, mengatakan hal yang sebenarnya berat untuk ia sampaikan namun perempuan itu yang notabenenya anak dari kedua pasien yang ia tangani berhak mengetahui kalau kedua orangtuanya sudah tidak bisa di tolong lagi.

Mendengar kabar dari sang dokter membuat kedua orang–terutama si perempuan, terkejut bukan main. Apa tadi katanya? Kedua orangtuanya tidak bisa diselamatkan? Refleks ia menarik kerah baju sang dokter, memaki dilanjut memohon di iringi tangisan yang semakin kencang nan pilu. Orang di samping si perempuan serta beberapa perawat yang baru keluar dari ruang ICU segera memisahkan dokter dan si perempuan. Sang dokter memaklumi kelakuan remaja didepannya ini, wajar ia seperti itu, siapa yang tidak shock dan sedih mendengar kabar duka ini. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin. Sang dokter kembali menepuk pelan pundak remaja di depannya sembari mengucapkan permohonan maaf.

Orang disamping si perempuan merangkul serta mengusap-usap pundak si perempuan–bermaksud menenangkan, juga mengucapkan turut berduka ke perempuan itu yang dibalas dengan pelukan erat. Sungguh, ini semua tak pernah terpikirkan olehnya. Ini semua seperti mimpi buruk dan ia ingin terbangun dari semua ini. Namun sayangnya ini nyata, dia harus bisa menerima kenyataan pahit ini.

Kini dan kedepannya, ia akan menjalani kehidupan tanpa kedua orangtua yang sangat berjasa dalam hidupnya dan sangat ia sayangi di sisinya.

Los Angeles, 31st October 2015

Evelyn's POV

"Come on Ev, it's just Halloween party! Bisakah kau berhenti bermesraan dengan novel-novelmu itu sehari saja?"

Halloween With Why Don't We! [ANTOLOGI ONESHOT]Where stories live. Discover now