r u m a h

16 1 0
                                    

LINE

Doyoung
| hari ini belajarnya dirumah gue

Julie
dirumah lo ada siapa kak? |

Doyoung
| ga ada siapa2

Julie
ih gamau |

Doyoung
| boong, ada nyokap. jangan pikir aneh2 gue cuman mau belajar
Read

"Anjing."

Mark langsung melirik cewek disampingnya. "Language, sis," peringat cowok itu diiringi kekehan pelan. "Kenapa lagi, sih? Hari ini lo kerjaannya cursing mulu."

Julie tidak menjawab pertanyaan cowok itu dan langsung saja menyodorkan teleponnya. Mark mengernyit menatap isi pesan dari Doyoung.

"Kok dia serem, sih?" respons Mark langsung.

"Makanya, kan. Ih, gue takut."

"Yaudah bilang aja jangan di rumah dia. Ajak aja ke rumah lo atau ngerjain di cafe gitu, kek," saran Mark.

"Dia anaknya ngga mau dibantah Mark," kata Julie penuh dengan nada frustasi. "Lo ikut aja gimana?"

"Emang boleh?"

"Nanti gue bilang," dengan sejentik ide yang muncul, Julie langsung menarikan jari-jarinya di atas layar telepon, mengirim pesan pada Doyoung dan bertanya apakah ia boleh membawa teman.

"Emang babi lo setan."

Mark tidak bisa menahan tawanya, ia tertawa cukup keras. "Pasti ngga boleh?"

"SUMPAH!" Julie seperti sudah siap akan meledak-ledak. "Bodo amat gue ngga peduli mau boleh apa ngga, gue tetep ngajak lo. Gue masih sayang diri gue."

Mark mengangguk-ngangguk saja. Lalu, sebuah notifikasi muncul di layar telepon cowok itu. Ia langsung memasang wajah bingung.

"Lily, gue ngga bisa ikut lo. Duh, ribet banget deh ini anak basket."

Julie langsung saja memasang wajah kecewa bercampur khawatir. "Yah, terus gimana?" tanynya kelimpungan. "Sumpa ngeri banget ini ama Kak Doyoung. Apa ijin sakit aja, ya?"

"Good idea!" Mark menjentikkan jari.

"Ah, tapi Kak Doyoung tuh ngga bodoh. Dia pasti tahu deh gue cuman pura-pura. Yang ada lebih serem lagi gue kalau ketahuan cuman bohong. Bisa tinggal nama nih gue hari ini."

Mark menatap Julie kasihan. "Ya, udah, nanti gue usahain nyusul. Lo send location aja rumahnya. Pastiin paketan sama batre lo full oke. Kalau ada apa-apa langsung telepon. Understand?"

Julie mengangguk kecil. "Yes, sir."

Mark mengacak rambut Julie pelan, kemudian melanjutkan tugas mereka yang belum selesai.

:::

Sedari tadi Haechan tak bisa melepaskan pandangannya dari Mark yang nampaknya sedang gusar. Hari ini adalah latihan perdana angkatan mereka. Beberapa orang sudah berkumpul di lapangan, selagi menunggu yang lain datang, semua sibuk dengan aktivitas masing-masing. Tak terkecuali Mark yang terus menatap layar teleponnya.

"Lo kenapa, sih?" Haechan melayangkan pertanyaan. "Lupa ngasih makan ikan cupang di rumah?" tanyanya lagi.

Mark melirik Haechan sekilas. "Ngga lucu."

"Lagian muka lo suram banget kayak masa depan gue," Haechan tertawa pelan. "Serius, kenapa? Cerita sini, lah. Jangan dipendem sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

best friend | mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang