Memohon Pada Dewa

10 0 0
                                    

Seorang siswi yang putus asa berdiri di depan patung dewa, memohon atas ketidakberuntungannya selama hidup. Tidak pernah merasakan cinta.

"Aku mohon, berikan aku keajaiban."

Dengan memejamkan mata dan kerutan serius di wajahnya, mungkin dewa akan mengabulkan pemohonannya.

Keseriusannya tidak berlangsung lama setelah angin membawa koran mendepak wajahnya. Di hari yang damai kemudian secara tiba-tiba angin kencang adalah jawaban dewa, permohonan direstui.

•••

Hari pertama sekolah akan sangat membosankan, hanya menjadi penonton setia laki-laki mengerubungi Zara, siswi TOP di SMAS Harapan. Kalaupun hari ini pelajaran sangat padat, aku berharap agar waktu mungkin bisa perpihak padaku, tidur di uks dan memikirkan cinta halusinasi.

"Ai! Apa yang kamu sembunyikan dari aku?" Fani kesal entah karena apa.
Ia menarik lengan bajuku dengan kasar. Aku pastinya terkejut karena sejarah telah terukir. Untuk pertama kali dalam hidup, aku menemukan cinta yang sebenarnya. Surat cinta dari seseorang yang misterius.

"Ai, apa yang tertulis?" Fani sungguh-sungguh ingin tahu.

Aku membukanya perlahan, rasanya ingin menangis, tapi aku harus tenang meskipun pertama kali merasakan perasaan ini.

"Ai, Ai love you." Wajahku langsung datar, tidak seperti yang aku harapkan, berbasa-basi dan mengatakan alasan menyukaiku. Ini terlalu singkat untuk sebuah surat. Ini lebih seperti pesan kematian. Aku terharu kecewa, tapi aku juga tidak bisa marah, ini pertama kalinya dan aku harus bersyukur atas itu.

Sesuai harapan, satu jam pelajaran kosong. Koridor menuju uks rasanya lebih sepi dibanding biasanya. Dari semua keberuntungan hari ini, aku masih juga memiliki kesialan. Bola basket entah dari mana menabrak kakiku dan membuatku otomatis terjatuh. Tapi seperti di drama-drama, seorang siswa menahan pinggangku dengan lengannya. Angin menggoyangkan rambutnya, meskipun aku sedikit bingung angin dari mana, tapi wajahnya sangat tampan. Keromantisan itu berakhir tragis karena aku terlanjur berkata,

"bola sialan!".

Aku tahu itu menghancurkan segalanya, aku ingin kabur. Baru saja aku menegakkan badan, kakiku ternyata terkilir. Aku terpeleset untuk kedua kalinya di depan laki-laki yang sama. Ia berusaha meraih lenganku, namun akhirnya adegan romantis semakin memanas. Wajahnya lebih dekat semakin tampan, bahunya lebar, dan aku yakin ada kumpulan roti di dalam bajunya.

"Ah, maaf."

Ia berdiri sambil membantuku untuk duduk. Sepertinya aku tidak sanggup lagi berjalan. Apa ini semua akan berakhir mengenaskan? Aku akan kembali ke kelas dengan kaki terkilir.

"Naiklah," Entah kebaikan apa yang sudah kulakukan pada dewa, laki-laki itu menawarkan punggungnya yang indah "aku antar ke uks."

Dewa memudahkan jalanku ke uks dengan cara yang romantis. Aku bersyukur atas itu,

"maafkan aku tadi berkata kasar." Gumamku sambil menaiki punggungnya.

Selepas semua rasa bahagia dan deg-degan, laki-laki itu mendudukkanku di pinggir kasur uks.

"Jangan sampai jatuh lagi, Ai."

"Eh, siapa namamu?" Aku berteriak tanpa malu saat dia tepat keluar dari pintu uks.

Ia terhenti dan berbalik,

"Dafa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

365 days (finding love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang