-one-

65 19 11
                                    

Hai, jangan lupa vote ya. Jangan lupa juga buat follow, krisarnya ditunggu<3

-ABIYYA-

"Hati-hati sayang!" Teriak Aisyah, sang ibu saat melihat anaknya memasuki mobil menuju sekolah.

Ia, Azara Usadha, hari ini adalah hari Kamis, hari pertama nya di sekolah baru. Ayah Zara, biasa di sapa begitu, adalah seorang TNI angkatan darat, ayahnya sangat sering berpindah-pindah saat bertugas. Termasuk sekarang, ayahanya di pindahkan di Jakarta dari Bandung, karena Zara baru memasuki kelas Xl, ayahnya mengambil tugas untuk beberapa waktu kedepan demi menemani sang anak hingga tamat SMA.

Zara menikmati suasana Jakarta dari dalam mobil, iya ayahnya sengaja membawa supir lamanya di Bandung ke Jakarta, tak tega. Saat mobilnya berbelok untuk memasuki kawasan sekolah, ia melihat beberapa orang siswa memakai seragam khas sekolahnya masing-masing tengah bertengkar, yah katakanlah tawuran. Zara bergidik ngeri, kenapa juga harus di sekitar sekolahnya.

"Loh, macet ya Pak," tanya Zara saat tiba-tiba mobilnya berhenti, meliat ke arah depan yang sangat penuh dengan mobil dan motor.

Pak Dadang, supir Zara, baru menurunkan rem tanganya tapi mendadak menariknya kembali saat ia merasa ada tubrukan keras di bagian depan mobilnya.

"Sini lo bangsat!" Zara memutar malas bola matanya, itu pasti anak-anak yang sedang tawuran tidak jelas. Zara lau mengeluarkan sebagian kepalanya, melihat siapa sih cowok yang sedang teriak dengan umpatan kasar di depan mobilnya.

Tepat, kedua netranya beradu dengan mata elang didepanya. Sejenak Zara terlena dengan mata indah yang lelaki itu punya, seragam yang sudah tidak berbentuk, rambut berantakan, juga beberapa luka disetiap sudut wajahnya, lelaki itu nampak sempurna dengan goresan-goresan ditubuhnya. Lelaki itu juga mencengkeram kuat kerah siswa lain di depannya, nafasnya tampak tersengal, lututnya juga menahan kaki sang lawan agar tak dapat bergerak, detik selanjutnya Zara langsung kembali duduk di posisi awal. Lelaki itu memukul dengan kekuatan penuh lawan yang tidak berdaya di depannya, huh bukankah dia terlalu sadis untuk ukuran lawannya yang bahkan membuka mata saja sudah tidak sanggup.

Zara bergidik mendengar benturan di depannya. "Maju aja Pak!"

Krakkk...

Pak Dadang kembali berhenti, melihat sebuah ponsel yang hancur ditindas oleh ban mobilnya. Pak Dadang mengusap kasar wajahnya, ia lalu menyatukan kedua tangan membuat gestur meminta maaf pada, dua siswa laki-laki yang berada di sebelah kanan mobilnya. Yang satu tergeletak memegangi wajahnya, yang satu lagi bertekuk lutut menatap nyalang Pak Dadang.

Zara mengintip dari balik jendela, lelaki pemilik mata elang itu menatap tajam Pak Dadang. "Udah Pak, saya aja. Tolong, dipinggirin aja mobilnya"

Zara turun dari mobil, mengambil selembar kertas yang ia sobek dari bukunya. Ia sedikit membungkuk untuk memberikan lelaki itu lembaran serta bolpoin juga.

"Tulis rekening kamu, aku ganti," laki-laki itu meraih lembaran yang Zara beri. Zara tersenyum. "Kalau emang sengaja ngejatohin hp buat diganti orang, jangan di area sekolah. Iya kalau orang yang kamu targetin punya uang, kalau enggak?" Zara menggeleng, ah itu biasa terjadi dikota kota besar.

"Maksud lo!" Lelaki itu berdiri, yang awalnya ia dibawah Zara, kini postur tubuhnya jauh diatas Zara. Ia meremat kertas itu lalu melemparkannya ke arah, sang lawan yang tergeletak tak berdaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABIYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang