INFORMASI
Rins akan membuat cerita di part ini dan seterusnya dengan full bahasa indonesia untuk mempermudah kalian membaca, terima kasih
"Menjengkelkankan sekali, aku harus balik menemui Echand"
Terlihat Echand sedang menjemur beberapa pakaiannya di rooftop kontrakannya
"Echand, apa aku boleh naik?" teriak Hae dari bawah
"Aaa naiklah, pintunya tidak ku kunci"
Hae menemui Echand dengan tidak enak hati
"Kenapa kau tampak kesal?" tanya EChand
"Serius kau menanyakan itu? Siapa yang tidak kesal dengan kejadian tadi" cemberut Hae
"Apa dia temanmu?"
"Itu dia masalahnya, aku tidak kenal dengannya, tiba-tiba dia menolongku, berkunjung ke rumahku, menyapa Areum dan ibu, juga bertingkah aneh denganmu. Maafkan dia yaa"
"Ahh tidak apa-apa, sebenarnya dia temanku?"
"HA? SERIUS? TAPI KENAPA DIA BEGITU?"
"Mungkin dia marah melihatku di kota ini tanpa memberitahunya, hehehe"
"Beritahu aku siapa namanya" Hae greget
"Kau belum tau siapa dia?"
"Dia bilang panggil saja dia Tiger. Sebuah panggilan yang aneh untuk sebuah nama, maka dari itu aku bertanya padamu" Hae menatap Ehand yang kebingungan
"HAHAHAHA dia bilang begitu? Biarkan d-dia saja yang memberitahumu, sangat tidak sopan jika aku yang membritahu" Echand tertawa sampai matanya menjadi sebuah garis yang melengkung
"Kalian berdua ini sulit untuk dipahami"
"Em Hae, apakah kau sudah makan?" Echand mengalihkan pembicaraan
"Belum"
"Mari kita habiskan Japchae buatan ibumu ini, aku tidak akan sanggup menghabiskan ini sendiri"
"Dia ragu ini tidak cukup untuk diberikan"
"Dia siapa?"
"Tiger"
"Oooh begitu rupanya" Echand tertawa pelan "Masakan ibumu tidak pernah mengecewakan"
"Iya, apalagi jika diberikan secara geratiss"
Hae dan Echand menikmati Japchae dengan canda tawa melupakan kejadian yang tak terduga tadi, warna jingga diujung langit barat menambah kenikmatan disetiap suapan Japcahe
. . .
"Kau terlihat sering keluar akhir-akhir ini, ada urusan yang penting?" tanya seorang bertubuh besar pada Tiger
"Tidak ada hal penting, hanya ingin terlihat bebas saja. maafkan aku Tuan"
"Terserah saja, jangan sampai berita gempar karna ulahmu"
"Iya Tuan"
. . .
"Aku pulang!" seru Areum memasuki rumah menuju dapur
"Bagaimana kerjamu?" tanya Hae
"Kak!" ucap Areum pelan agar tidak keceplosan di depan ibunya
"Ibu sudah tau, Areum kau tidak boleh berbohong pada ibu"