E.J Group, 11.00 a.m. KST
Eunjoo's pov
Leherku terasa kaku saat selesai memeriksa sebagian berkas yang tertumpuk tinggi di mejaku. Kutegakkan posisi dudukku dan menengadahkan kepalaku mencoba mengurangi ketegangan otot di leher juga tubuhku. Memutar kursi lalu memandangi view kepadatan kota Seoul yang terlihat dari jendela besar ruang kerjaku.
TOK! TOK!
Suara ketukan di pintu ruanganku menghentikan kegiatan relaksasi yang baru saja kulakukan. "Ne.." sahutku agar siapapun yang mengetuk pintu segera masuk. Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok sekretarisku, Injung Eonni.
"Ada apa Eonni?" tanyaku saat Injung Eonni sudah melangkah berdiri di depan mejaku. Sekilas mataku memicing melihat Injung Eonni yang membawa beberapa benda di tangannya.
"Tuan Park menitipkan berkas ini untuk diserahkan pada Anda, Direktur. Ia tidak bisa menyerahkan langsung karena harus segera berangkat mengurusi pertemuan dengan para investor nanti siang." Injung Eonni menyerahkan sebuah amplop coklat ke mejaku. "Tuan Park juga berpesan, jika memang ada yang ingin Anda ketahui lebih detail, Anda bisa langsung menghubunginya", lanjut Injung Eonni yang kudengarkan sambil membuka amplop yang ternyata berkas-berkas tentang Kim Jongwoon yang kuminta dua hari yang lalu.
"Dan ini beberapa majalah yang memberitakan tentang peresmian Anda, Direktur.." Injung Eonni kembali meletakkan beberapa majalah di atas mejaku yang sama sekali tidak kulirik karena sedang membaca informasi tentang Kim Jongwoon.
"Lalu.." Injung Eonni berbicara dengan ragu, membuatku menghentikan kegiatan membacaku dan melihatnya. "..Direktur, tadi ada yang mengirimkan ini... Tapi nama pengirimnya tidak diketahui dengan jelas.." lanjutnya dengan menyodorkan sebuket bunga lili putih ke mejaku. Mwoya ige?
Aku menarik nafas bosan sambil memasukkan kembali berkas Kim Jongwoon, lalu meraih buket bunga itu. 'Cantik!' pikirku dan mengambil sebuah kartu yang tersemat di buket itu.
Selamat atas peresmianmu menjadi Direktur E.J Group
J.D
J.D?? Siapa J.D??
Kututup kembali kartu itu, dan menyodorkan kembali buket bunga itu pada Injung Eonni. Membuat sekretarisku itu mengambilnya dengan ragu sekaligus menatapku bertanya. "Untukmu saja! Jika tidak suka, kau bisa berikan pada yang lain, atau buang!" ucapku kembali menghela nafas. Sepertinya aku butuh udara segar.
"Apa jadwalku siang ini?" tanyaku kembali pada Injung Eonni.
"Ada pertemuan dengan para investor jam dua siang, lalu Anda juga sudah menjadwalkan akan datang ke pabrik sore ini..." jawab Injung Eonni yang terdengar tidak tuntas, dan itu kembali membuatku menengok ke arahnya. "Tapi sebelum itu, Nyonya Seo meminta saya untuk mengosongkan jadwal makan siang Anda, Direktur... Nyonya Seo bilang ia ingin Anda makan siang bersamanya di Café Pasta" jelasnya yang membuatku berpikir. Café Pasta??
"Kau yakin Eomma mau makan siang di sana??... Eomma bukan penyuka makanan asing.." tanyaku ragu. Aku memang tahu kalau Eomma sejak kemarin memaksaku untuk menyempatkan makan siang dengannya di luar, tapi aku sama sekali tak pernah berpikir kalau Eomma mau mengajakku ke tempat makan makanan asing.
"Ne, Saya sudah mengkonfirmasi ulang, dan Nyonya Seo sendiri sudah memastikan berulang-ulang kali pada Saya, Direktur.." tutur Injung Eonni yakin.
"Keure, arasseo!" mungkin Eomma sedang ingin berwisata kuliner. "Siapkan mobil untukku, aku pergi sekarang!" perintahku yang diikuti dengan Injung Eonni yang beranjak keluar dari ruanganku.
"Eonni!" panggilku saat tangan Injung Eonni baru saja membuka pintu. "Berhenti bersikap terlalu formal padaku, kau membuatku tidak nyaman!" lanjutku dengan tersenyum padanya. Injung Eonni menatap bingung padaku beberapa saat lalu kembali tersenyum sebelum keluar dari ruanganku.