Double up buat percobaan. Xixixi...
-
Jaehyun bukan lima belas tahun!
Jessica menatap Jaehyun dengan senyum prihatin, dan itu membuat Jaehyun berkali kali lipat lebih bingung dari sebelum nya.
"Ibu?" Tegurnya pada sang ibu yang kini tampak aneh.
"Hm?" Jessica menyahut dengan tersenyum kecil. "Apa kau ingat ibu?"
Jaehyun mengerutkan dahinya. "Tentu saja," jawab nya. Pertanyaan ibu nya sangat aneh.
"Hal apa yang terakhir kau ingat tentang ibu?"
"Ibu adalah seorang akuntan di perusahaan ayah. Kalian menikah dua puluh tahun yang lalu dan kalian saling mencintai. Oh ya, dimana ayah?" Tanya Jaehyun.
Lagi, Jessica menahan nafas nya mendengar pertanyaan Jaehyun.
"Hmm, bagaimana dengan Jeno? Apa yang kau ingat tentang dia?" Tanya Jessica, mengabaikan pertanyaan Jaehyun tentang ayah nya.
"Baby Jeno? Dia adik laki laki ku yang menggemaskan dengan mata sipit nya. Aku ingat dia sudah di kelas tujuh sekolah menengah sekarang." Jawab Jaehyun yakin. Sebenarnya ia merasa ada yang janggal. Ada apa dengan pertanyaan-pertanyaan aneh yang di lontarkan semua orang hari ini?
Jessica hanya tersenyum menatap Jaehyun. Tangannya mengusap rambut Jaehyun dan membelai pipi dan tulang rahang Jaehyun dengan sayang. "Ibu akan menemui Dokter Hwang dulu. Kau bisa bersiap siap." Kata Ibu sambil mengisyaratkan pada suster untuk membantu Jaehyun bersiap.
Jaehyun hanya menatap punggung ibunya dengan bingung-lagi. Lalu ia menatap perawat yang sedang menutup luka infus di tangan Jaehyun dengan kapas ber-akohol.
"Suster, jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semua orang sangat aneh?" Todong Jaehyun.
Suster itu mendongak, melepas tangan nya dari kapas dingin itu dan menghela nafas panjang sebelum ia berkata, "Kau mengalami amnesia parsial. Seperti nya kecelakaan mu tidak hanya menyebabkan tulang kaki mu patah tapi juga benturan dikepala mu membuat mu mengalami memory relapse. Tampaknya ingatanmu kembali pada masa 2017, saat Park Geunhye masih menjabat sebagai presiden Korea. Dokter bilang ini bersifat sementara. Tenang saja."
"2017? Kalau begitu sekarang tahun berapa?"
"Sekarang tahun 2020."
Jaehyun terbelalak. Tiga tahun telah ia lalui dan ia tak punya ide apapun soal masa SMA nya selama tiga tahun itu.
-
Jaehyun menatap kamar nya dengan serius. Semua tampak sama, tak banyak berubah kecuali hiasan club basketball di sudut ruangan, begitupula dengan dinding kosong di sisi kanan. Ia yakin sekali kalau disitu harusnya ada sebuah bingkai berisi foto dirinya dan Taeyong yang sedang berpose di taman belakang. Kemana foto itu?
Ia menatap lemari baju nya, pintu lemari itu memiliki kaca yang memperlihatkan tubuh Jaehyun. Ia berkaca, dan mengamati tubuhnya sendiri.
Bahu lebar, rahang tegas, rambut coklat, otot perut dan bicep di kedua lengan nya. Semua tampak lain. Ia takjub. Tak menyangka kalau orang yang berdiri di balik kaca adalah dirinya. Ia tampak keren. Jauh dari kata pecundang. Jadi dia benar benar bintang basket sekolah? Dia benar benar siswa populer seperti yang ibu nya katakan saat perjalanan pulang dari rumah sakit tadi? Jaehyun tak sabar ingin bertemu Taeyong dan memamerkan tubuh atletisnya pada sahabat nya itu.
Tunggu dulu. Yang lupa ingatan kan hanya dirinya sendiri.
Pasti Taeyong sudah tahu bentuk tubuh Jaehyun yang sekarang. Sial, Taeyong lebih dulu tahu bentuk tubuh baru nya daripada dirinya sendiri. Bibir Jaehyun mengerucut sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Can i have this dance? • Jaeyong
FanficJaehyun masih tidak mengerti, suatu hari ia terbangun di ruang rawat dan semua nya tiba tiba saja membingungkan. Ia bukan lagi seorang murid baru yang pecundang dan penyendiri, melainkan seorang senior dan kapten team basket populer di sekolah nya...