6

171 26 0
                                    

Innocent
.
.
.
.
.
.

Sampai di loker Jongho udah siap aja sama apronnya terus nyolonong pergi bahkan lewati Yeosang gitu aja yang baru nyampe, bikin Yeosang pontang panting pake apron asal-asalan naruh tas sama helm berantakan dan buru-buru nyusulin Jongho. Ada bahaya-bahayanya nih, dari sini mulai tercium bau dompet auto bangkrut. Yeosang musti siaga.

"Hoho tungguin atuh kok rusuh? "
Yeosang nepak bahu Jongho yang lagi duduk di bangku depan finger print, nampaknya Jongho acuh malah asik mainin ig. Oke Yeosang musti lebih siaga.

"Ho maafin aa atuh tadi ga ada maksud buat bentak kamu. Kamu kok jadi ambeukan (marahan) sekarang mah."

"Gak perduli a." jawab Jongho sekenanya.

Yeosang geram juga, selama ini Yeosang terus yang ngalah, ia dia paham kok Jongho lebih muda dari dia makanya dia sering banget ngalah. Tapi kan gak gini juga. Akhir-akhir ini Jongho cengeng, maksudnya gampang marah gitu. Yeosang dibuat bingung jadinya kan.

"Ho, aa gak tau kamu kenapa ntah kamu lagi down atau apa tapi aa rasa belakangan ini kamu jadi lebih sensitif."

"Belakangan apa maksudnya? Orang Hoho baru kesel cuma sekarang—

Kamu mungkin yang sensitif, gini aja protes!"

Udah gitu Jongho ninggalin lagi Yeosang sendirian. Apa betul Yeosang yang sensitif? Yeosang bingung. Rasanya mau bahas yang kemaren kemaren juga gak mungkin.

"Udahlah emang urangnya aja yang sensitif. "

.
.

"Saya sudah liat CV kalian. Saya ada kecocokan, kita memang lagi kurang orang kebetulan harus nyari pengganti secepatnya. Salah satu rekan dari devisi floor ada keharusan yang sangat mendesak dan kemungkinan tidak dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan dengan waktu yang cukup lama." HRD itu ngejelasin, 2 orang manusia yang duduk dihadapannya ngangguk ngerti. Jadi ada kemungkinan salah satu dari mereka dapetin kandidat itu.

"Jadi saya harus diskusi juga dengan yang lain. Supervisior floor mengajukan 2 tambahan tapi masih kami pertimbangkan

Saya liat flownya dulu, jadi untuk kabar selanjutnya nanti saya kabari paling cepat besok ya. Kalo semisal kita cukup hanya satu sebagai pengganti, satu diantara kalian akan saya hubungi. Tapi kalau bisa dua kalian berdua lusa udah bisa gabung sekalian training. Penjelasan saya jelas gak? Ada yang mau ditanyain?"

"Cukup pak, jelas. " kata salah satu manusia itu yang punya perawakan tinggi bongsor

"Saya juga sudah cukup pak." disusul sama yang satunya.

"Baik terimakasih sudah mau datang memenuhi undangan interview dari kami. Nanti saya akan hubungi kembali."

"Iya pak terimakasih. " mereka ngucap barengan, gak sengaja. Mereka berdua tatap-tatapan bahkan si HRD juga ikut mereka tatap-tatapan. Canggung dong, nyampe salah satu dari mereka pamit diikuti yang lainnya pamit, si HRD juga pamit undur diri udah gak kuasa bibir asem pengen nyebat.

Diluar ruangan mereka masih diem-dieman. Baju khas cari kerja mereka udah agak kusut dibagian lengan sama perut. "Jadi siapa aja yang keterima udah rezekinya kali tapi lebih bagusnya kalo kita berdua kepanggil lagi hehe. " si tinggi bongsor mulai percakapan. Si lawan bicara ngangguk terus senyum manis. "Eh iya mudah-mudahan aja keterima ya hehe, mau kedepannya bareng gak?" ujarnya "Mau ke parkiran ya? yaudah hayu bareng. "

INNOCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang