Novel World | Bab 1

30.4K 2.1K 389
                                    

Bab 1. Keysa Ayudia Shafira

•••

Gadis kecil dengan noda darah di ujung bibirnya tersebut menyentuh kepalanya yang pusing. Dadanya sesak menahan sakit, tapi Sora--wanita yang kerap ia panggil dengan sebutan Mama--tidak juga berhenti memukulinya dengan tumpukan dokumen yang wanita itu pegang. Mulutnya terus-menerus berbicara dengan tempo cepat.

Keysa Ayudia Shafira Alexander, gadis berumur lima tahun tersebut hanya terdiam mendengarkan meskipun ia tidak mengerti apa yang Mama bicarakan. Kepalanya sakit, perutnya perih menahan lapar. Tapi Sora tidak juga berhenti mengoceh mengenai kelalaiannya karena tidak sengaja menumpahkan segelas kopi ke dokumen yang wanita itu pegang.

"Kamu tau gak, Key! Ini tuh penting! Saya harus rapat sebentar lagi tapi kamu---" ocehan wanita itu terhenti bersamaan dengan tangannya yang refleks memegang kepala. Pasti Mama pusing, pikir Keysa kala itu.

"Udahlah. Ngomong sama anak kecil dungu kaya kamu gak ada guna." Wanita itu mengangkat tumpukan dokumen lainnya di atas meja kerja. Menghembuskan nafasnya pelan, Sora beranjak pergi. Meninggalkan Keysa yang diam-diam memegangi perutnya yang sakit.

Merasakan keheningan yang menyergap, Keysa segera bangkit. Ia melangkahkan kakinya keluar, masih dengan tangan yang meremas perutnya perih.

Langkah kakinya terhenti, matanya bersibobrokan dengan manik elang milik pria tinggi yang menatapnya dengan tatapan datar. Itu, Papa. Pria yang ia tau bernama Aldrick Alexander.

Mereka bertatapan cukup lama, sampai Aldrick memutuskan kontak mata terlebih dahulu. Pria itu tenggelam di balik pilar-pilar tinggi rumahnya. Keysa tidak mengangkat suaranya, gadis lima tahun dengan baju dress biru cantik tersebut melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Memasuki ruangan gelap dan pengap di salah satu ruangan berpintu rumahnya.

Keysa membuka lemari jati usang yang masih nampak kokoh di sana, mengeluarkan sekantung plastik hitam yang berisikan roti tawar yang ia curi dua hari lalu dari dapur saat Mbok Sum tengah berbelanja sayur di pasar.

Ia belum sarapan, semalam ia melewatkan makan malamnya karena Sora terus-menerus memarahi Papa. Ia tidak mengerti perbincangan apa yang kedua orang tuanya lakukan hingga Mama begitu marah, ia melemparkan banyak piring-piring dan membuat teriakan memekakkan.

Aneh. Pikir Keysa malam itu. Kenapa Mama begitu marah, padahal Papa tidak melakukan apapun. Aldrick hanya terdiam membiarkan istrinya memukulinya dengan brutal. Meskipun demikian, Sora tidak berhenti puas dengan cacian dan hinaan nya.

"Ini udah berjamur," suara serak khas anak kecil kekurangan cairan, menggema di balik ruangan tanpa cahaya tersebut. Ruangan tersebut adalah loteng rumah yang di buat oleh Papa untuk meletakkan barang-barang rongsokan yang tidak terpakai. Tapi, Mbok Sum merapihkannya diam-diam saat mengetahui bahwa Keysa seringkali mendapat hukuman tidur di ruangan tersebut.

Tidak terlalu besar, hanya terdapat lemari jati usang dan kasur lantai yang di tumpuk dua lapisan. Barang-barang rusak yang bertumpuk-tumpuk di balik lemari jati dekat jendela yang tidak bisa dibuka. Jendela kaca tersebut, di teralis oleh Papa beberapa bulan lalu karena Keysa seringkali membukanya. Membiarkan burung-burung dara hinggap hingga membuat sarang.

Keysa mendesah lesu, ia ingin keluar kamar tapi terlalu takut bertemu dengan Mama. Wanita itu pasti marah mengingat bagaimana cara Sora membentaknya tempo waktu lalu.

Novel WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang