Draco tak tau lagi harus bagaimana memperingati pria manis didepannya ini. Harry James Potter, pria manis tersebut kini sedang menangis sambil meracau.
"Aku seharusnya mendengarkanmu. Dia menghianatiku!" racau Harry sembari menarik tissue dengan kuat.
Draco menghela nafas dan mengelus surai lembut Harry. "aku sudah sering memperingatimu. Tapi kau tak menghiraukanku. Putuskan saja."
"tapi aku masih mencintainya! Aku tak ingin kehilangannya! Tapi aku akan mencobanya." teriak Harry dengan suara parau.
Draco menghela nafas lagi. Kali ini jauh lebih panjang dari sebelumnya. "ya kau memang harus!"
***
Draco memandang Harry yang kini sedang berbaring di ranjangnya. Pemuda manis itu terus saja menunjukkan wajah berseri-seri.
"Kau tau Draco. Ginny memberi--"
"Ginny? Kau kembali bersamanya?" sela Draco. Harry yang perkataanya disela tak merasa kesal. Dia malah mengangguk antusias.
"Hah! Kau tidak kapok ya!" desis Draco dengan tatapan tajamnya.
Harry memalingkan wajahnya. Tatapan tajam Draco sukses membuatnya takut. Draco hanya akan menatapnya seperti itu jika dia melakukan sesuatu yang mengerikan bagi Draco.
"Ginny tidak seburuk itu."
"tidak buruk? TIDAK BURUK?" teriak Draco. Harry mengangguk dan mengambil snack dari rak khusus makanan Draco.
"OH MY GOD! HARRY! BARU 2 MINGGU SETELAH KEJADIAN ITU? KAU TIDAK INGAT HAH?! DIA MENGHIANATIMU 2 MINGGU YANG LALU!" Teriak Draco.
Harry yang diteriaki hanya mengangkat bahu acuh. "Dia minta maaf. Karena aku mencintainya, aku memaafkannya."
"Kau gila." hardik Draco.
"yeah, thank you!"
****
Draco menguap kecil saat dosen didepannya sedang menjelaskan. Melihat kesamping, ada Harry yang sedang tertidur pulas dengan air liur yang sedikit menetes.
Draco terkekeh dan mengambil tissue lalu membersihkan liur Harry tanpa menganggu pria tersebut.
"aku ingin makan daging." igau Harry. Kekehan kecil lagi-lagi dilayangkan oleh Draco. Harry yang sedang tertidur benar-benar menggemaskan.
Lihatlah pipinya yang sedikit memerah itu. Uh.. Ingin sekali Draco gigit.Asik memandangi Harry, Draco sampai tak sadar bahwa pemilik mata emerald itu sudah terbangun.
Harry menguap dan memukul punggung Draco. Pria yang dipukul tentu saja merasakan kesakitan. "Sialan!"
"Kenapa kau tidak membangunkanku? Mata kuliah baru saja selesai. Apa kau tidak mendengar bahwa dosen menyebalkan itu baru saja keluar?" perkataan panjang Harry hanya dibalas gelengan oleh Draco.
Pria bersurai platina itu bangkit dari duduknya dan menarik Harry pergi. Harry yang ditarik menampilkan raut wajah bingung. Sebelum ia bertanya, Draco sudah menjawab pertanyaannya.
"aku lapar dan ingin makan steak." jawab Draco.
Mendengar itu membuat Harry mengernyitkan dahinya, "Steak? Tumben sekali kau mau makan steak."
"entahlah. Mungkin karena tadi ada seseorang yang mengingau tentang daging."
"hah?siapa?"
Draco menghela nafas dan melepaskan tarikannya, "Lupakan saja. Aku lupa kalau kau bodoh."
Keduanya berjalan keluar dari kampus sambil berdebat. Draco yang menyebut Harry bodoh, dan Harry yang tidak terima.
Ya, pemandangan ini sudah biasa di Hogwarts University. Jadi tidak akan ada yang heran jika mereka akan saling pukul memukul di koridor kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
communication || DRARRY
FanfictionKomunikasi itu penting dalam setiap hubungan. •Oneshoot/twoshoot Drarry •BXB •Draco Malfoy x Harry Potter •Draco Seme •Harry Uke